Chereads / Torturing Love / Chapter 1 - BAB 1

Torturing Love

Laleeva_97
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 6.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - BAB 1

Bella Dwyne. Wanita itu terduduk kaku di cafe dengan tubuh yang basah oleh jus jeruk. Penyebab tubuh wanita itu basah dengan jus jeruk adalah karena seseorang yang kini menatap nyalang padanya.

"Dasar jalang! Kau masih berani bertemu dengan suamiku hah!"maki wanita yang baru saja menyiramnya hingga membuat beberapa pengunjung cafe melihat kepada wanita yang biasa disapa Bella itu. Juga ada beberapa orang mulai berbisik-bisik sembari menatap ke arahnya.

"Apa yang kau lakukan!"

Christian Braxton, pria yang menyebabkan wanita itu menyiramkan minuman pada Bella. Kekasihnya.

"Kau masih mau membelanya hah!"maki wanita itu menatap Christian tajam

"Caitlin hentikan!"Christian menahan tangan Caitlin yang akan menampar wajah Bella.

"Lepaskan! Lepaskan aku! Dasar jalang sialan! Beraninya kau menggoda suamiku!"Caitlin terus berteriak kencang memaki Bella. Sedangkan Bella hanya menunduk tanpa berani mengangkat kepalanya. Dirinya sungguh malu karena menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di cafe.

"Kubilang hentikan!"teriak Christian hingga membuat Caitlin terdiam setelah mendengar suara bentakan pria yang telah menjadi suaminya selama kurang lebih setahun itu.

Christian mendekat ke arah Bella yang masih menunduk ketakutan. Tangan Christian menyentuh bahu Bella dan segera menyadari bahwa tubuh wanita itu tengah bergetar ketakutan.

"Sayang"Christian memanggil kekasihnya dengan lembut. Ya! Bella adalah kekasih dari seorang Christian Braxton. Pria yang telah menikah dengan wanita bernama Caitlin Madison.

Caitlin mendengus saat mendengar panggilan lembut dari Christian kepada kekasihnya itu. Segera dia pergi meninggalkan cafe tempat suaminya dan kekasihnya bertemu.

Christian hanya melirik Caitlin yang pergi tanpa mau peduli, lagipula dia memang tidak peduli pada seorang wanita yang kini berstatus sebagai istrinya itu. Perhatiannya kembali mengarah pada wanita yang sedari tadi masih menunduk dengan tubuh bergetar.

"P-pulang, aku ingin pulang Chris"ucapan pelan terdengar dari belah bibir yang sedari tadi terkunci itu.

"Baiklah kita pulang ya"tangan Christian membantu tubuh kekasihnya itu berjalan keluar dari cafe, meninggalkan orang-orang yang masih saja berbisik dengan tatapan yang mengarah pada Bella.

~~~

Christian membawa kekasihnya menuju apartemen mewah di tengah kota New York. Apartemen yang Christian hadiahkan kepada wanita yang telah menjadi kekasihnya itu sejak mereka kuliah.

"A-aku bisa sendiri"Bella menepis pelan tangan Christian yang akan membantunya berjalan.

"Sayang"suara penuh kelembutan keluar dari belah bibir Christian, dia sungguh sedih melihat raut wajah Bella saat ini. Raut wajah yang menunjukan betapa wanita itu mencoba menahan segala perasaan di hatinya, mencoba menahan air mata yang sudah siap meluncur membasahi wajah cantik itu jika Bella mengedipkan matanya.

"Pergilah Chris, aku sangat lelah dan ingin beristirahat"Bella mengusir Christian setelah mereka sampai di pintu apartemen milik Bella.

"Aku ingin menemanimu sayang"tolak Christian, tangannya berusaha menyentuh bahu kekasih yang sangat dicintainya itu.

"Kumohon pergilah!"Bella sedikit meninggikan suaranya agar Christian tidak dapat mengetahui bahwa air mata kini telah meluncur bebas dari manik indah yang sedari tadi berjuang keras agar air mata itu tidak turun.

Tapi walaupun Christian tidak bisa melihat air mata itu. Christian dapat melihat pundak wanita yang berdiri membelakanginya itu kini tengah bergetar.

"Sayang"tangan Christian menyentuh pundak sempit didepannya dengan perlahan

"Pergi Christian! Kubilang pergi!"Bella berteriak kencang hingga Christian akhirnya melepaskan tangannya. Dia tau bahwa Bella membutuhkan waktu sendiri sekarang.

"Hubungi aku ya, aku mencintaimu"Christian mengecup pelipis Bella singkat dan segera pergi dari sana.

"Hikss..aku...juga men-cintaimu Chris...sangat mencintaimu"isakan pelan lolos dari bibir wanita itu.

~~~

Christian memasuki rumahnya dan menatap bosan pada seorang wanita yang kini tengah menangis dalam pelukan ibunya.

"Christian!"nyonya Braxton memanggil putranya yang hanya berjalan melewatinya dan sang menantu tanpa peduli

Christian menghentikan langkahnya dan menatap malas pada ibunya dan wanita yang masih mengusap air mata di wajahnya.

"Caitlin bilang bahwa kau masih saja menemui wanita itu"ucap nyonya Braxton sembari tangannya mengusap punggung Caitlin yang masih bergetar.

"Ckk, ibu datang kemari hanya untuk mengatakan hal itu?"jawab Christian malas

"Christian-

"Iya, aku masih menemuinya dan akan terus menemuinya. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah meninggalkannya!"tegas Christian, tatapan tajamnya mengarah pada wanita yang masih berada dalam pelukan ibunya.

"Christian! Dia adalah pengaruh buruk untukmu!"nyonya Braxton berdiri dan menatap tajam putranya

"Dia bukan pengaruh buruk. Dia adalah satu-satunya orang yang kucintai. Tidak akan pernah ada yang menggantikannya, bahkan wanita itu sekalipun!"Christian mengalihkan tatapannya dari ibunya menuju Caitlin yang juga menatapnya.

"Lihat! Itulah pengaruh buruknya! dia membuatmu menjadi pembangkang Christian!"nyonya Braxton mulai meninggikan suaranya

"Aku tidak peduli, lebih baik ibu segera pergi dari rumahku, aku lelah"Christian segera meninggalkan ibunya, karena bisa saja Christian hilang kendali dan membentak wanita yang telah melahirkannya itu.

Christian melepas asal jas yang dipakainya dan melemparkannya kesembarang arah. Dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur miliknya.

Tangannya meraih ponsel dari saku celananya dan melihat benda pipih berbentuk persegi itu. Tidak ada pesan dari kekasihnya, Christian melemparkan ponselnya ke sampingnya dan menatap langit-langit kamar dengan tatapan sedihnya.

"Jangan berpaling dariku sayang"

~~~

Bella kini tengah membasahi tubuh telanjangnya di bawah guyuran shower. Air mata mengalir dari manik indah itu, isakan pelan teredam oleh gemericik air yang berasal dari shower.

Ingatannya kembali saat wanita yang berstatus sebagai istri dari kekasihnya itu menyiramnya dengan jus jeruk yang berada dihadapannya. Juga hinaan yang dilontarkan wanita itu padanya, menambah rasa sesak yang memenuhi rongga dada Bella. Tangannya menekan dadanya yang sungguh terasa sesak. Sangat menyakitkan, kenapa bahkan semesta tidak membiarkan dirinya memiliki kebahagiannya. Bahkan setelah dia kehilangan kedua orang tuanya, haruskah dia juga kehilangan orang yang dicintainya?