Chereads / Luna dan Pangeran Serigala / Chapter 16 - Tinggal Lebih Lama di Kota

Chapter 16 - Tinggal Lebih Lama di Kota

Pagi ini Luna terlihat risau, apa yang ia lihat semalam tak hanya mengobati rasa penasaran yang selama ini terpendam di hatinya.Tragedi bila purnama tadi malam, semakin membuat hatinya bertanya-tanya. Kejadian diluar nalar yang sempat membuatnya tercengan kini mengganggu pikirannya. 

"Luna apa yang sedang kau pikirkan? Bukankah semua jawaban sudah kau dapatkan?" tanya Alice kala mendapati Luna dalam kebingungan. 

"Entahlah Alice, masih ada yang menghantui pikiranku," jawab Luna. 

"Apakah kau ingin bertemu calon suamimu Marck Haugert?" tanya nya. 

"Tentu saja tidak. Itu hal yang konyol Alice," jawab Luna kesal. 

"Lalu apa yang membuatmu terlihat begitu kacau?" tanya Alice lagi. 

"Aku penasaran dengan Liora dan Siluman Serigala itu," jawab Luna. 

Alice tampak menghela nafas panjang, sesaat setelah mendengar jawaban dari sahabatnya itu. 

"Luna, jangan bilang kau ingin mencari tahu tentang mereka dan tinggal lebih lama lagi disini," sahut Alice. 

"Sepertinya itu yang akan terjadi Alice," ucap Luna tersenyum. 

Badan Alice seketika lemas saat mengetahui dugaan nya itu benar. 

"Luna, kau sedang bercandakan?" ucap Alice mencoba menenangkan diri. 

"Luna sedang tidak bercanda Kak. Sepertinya orang tua kita tidak keberatan jika kita menetap disini beberapa hari lagi," sahut Eryk yang masih ingin tinggal di kota. 

Luna tampak senang, rencananya untuk tetap tinggal di kota di dukung oleh Eryk. 

Berbeda dengan raut wajah sangat sahabat yang terlihat memucat. 

"Alice, aku mohon dukung rencananku kali ini," pinta Luna. 

"Luna, aku sudah merindukan ibu dan ayahku," ucap Alice. 

"Dua hari saja di kota ini lagi, aku rasa dua hari cukup untuk mencari cara menemui Liora," ucapnya. 

"Serahkan semuanya kepadaku Luna," potong Eryk bersemangat. 

"Aku akan tetap membantu kalian," sahut Alice. 

"Baiklah, sekarang saatnya kita menyusun rencana untuk dapat berjumpa dengan Liora," saran Luna. 

Ketiganya segera berfikir dan saling bertukar ide untuk mencari jalan terbaik. Beberapa ide yang mereka punya pun mereka kemukakan, hingga akhirnya ide yang menurut mereka paling tepatlah yang mereka pilih. Tentulah ide yang terpilih melalui beberapa pertimbangan. 

"Baiklah, kalau begitu kita cari tahu jadwal Liora pergi mengambil darah rusa. Setelah itu aku akan berusaha mendekatinya." ucap Luna. 

"Kau beristirahatlah dulu disini Luna. Aku akan berusaha menemui Tuan Henry, dan kau Eryk segeralah mencari tahu dengan caramu tadi," ucap Alice. 

Luna mengangguk dan membiarkan kedua kakak beradik itu pergi untuk mencari informasi. 

"Baiklah, kalian hati-hati. Tunggulah sebentar disini, aku akan segera kembali," pinta Luna. 

Ia memasuki penginapa dan kembali dengan membawa sekantong uang. 

"Ini ambilah, belilah apapun yang kalian inginkan dengan uang ini," ucap Luna memberikan sekantong uang yang ia genggam. 

"Tidak Luna, biaya yang kamu keluarkan sudah teramat banyak," tolak Alice. 

"Aku mohon Alice, terimalah. Uang ini tidak ada artinya dengan pengorbanan kalian," ucap Luna. 

Dengan berat hati keduanya menerima sekantong uang yang Luna berikan. 

"Terima kasih Luna," ucap Eryk. 

Luna mengangguk dan melemparkan senyum bahagia. 

"Apa kami boleh membeli sesuatu dengan uang ini  untuk orang tua kami dan adik kami?" canda Eryk. 

"Tentu Eryk, jika uang tersebut tidak cukup kau boleh kembali lagi. Masih banyak persediaan kantong yang aku bawa," ucap Luna tersenyum. 

Ketiga saling melempar canda tawa. 

"Ayo berangkat Eryk, kita tidak boleh buang-buang waktu," ucap Alice. 

"Baiklah Kak, Luna kami pergi dulu ya. Kau tunggulah disini, jangan lupa kunci semua pintu dan jendela," pesan Eryk. 

"Baiklah Eryk, kalian berhati-hatilah," sahut Luna. 

Ia bergegas memasuki penginapan, sedangkan kedua Kakak beradik itu segera meninggalkan penginapan untuk melaksanakan pembagian tugas yang mereka sepakati. 

Lima menit berselang, tibalah Alice di perkebunan teh milik Tuan Henry. 

"Permisi Tuan Henry," teriak Alice. 

"Hallo Alice, apa kabarmu Nak? Darimana kau tahu aku disini," teriak Tuan Henry. 

"Aku hanya menduga Tuan, bisakah kita berbincang sebentar?" ucap Alice. 

"Tentu saja, tunggu lah kau di gubuk itu. Aku akan segera menyusulmu," ucap Tuan Henry menunjuk sebuah gubuk yang berada di area kebun miliknya. 

"Baiklah Tuan," teriak Alice. 

Gadis manis itu pun menarik tali pelana kudanya menuju tempat singgah yang di tunjuk pemilik perkebunan teh ini, 

Tak sampai lima menit, Tuan Henry menghampiriknya. 

"Ada perlu apa Nak?" tanya Tuan Henry. 

"Jadi begini Tuan, semalam kami mendapati salah satu serigala yang mendatangi rumah Haugert berubah menjadi seorang yang rupawan. Dan sepertinya ada kedekatan antara ia dan Liora." jelas Alice. 

Pernyataan Alice terpotong oleh nafas panjangnya. 

"Apakah engkau tahu, ada hubungan apa diantara keduanya?" sambung Alice. 

"Tidak Nak, dan aku baru kali ini mendengar tentang Manusia Serigala seperti yang kau ceritakan," ucapnya. 

"Kalau begitu, dapatkah kau memberitahuku kapan Liora pergi menemui saudaramu untuk mengambil darah rusa?" tanya Alice. 

"Sepertinya besok adalah jadwal Liora mengambil darah dan daging rusa. Engkau bisa menemuinya di pasar tempat saudaraku menjual dagangannya ia bernama Demian. Di kota ini hanya dia yang menjual daging rusa." ucap Tuan Henry. 

"Baiklah Tuan, Dimanakah letak pasar yang engkau maksud?" tanya Alice lagi. 

"Sepertinya adikmu lebih paham tentang pasar yang aku maksud, karena tempo harinya bertemu Liora disana," ucapnya. 

"Baiklah Tuan, Terima kasih," ucap Alice. 

Ia sejenak berfikir, hendak dibawa kemana kuda dan badannya ini. Apakah ia akan kembali ke penginapan untuk menunggu Eryk disana, atau ia mencari Eryk ke pasar sekaligus mencari Tuan Demian. 

"Lebih baik aku langsung ke pasar untuk mencari lokasi Tuan Demian berdagang," ucapnya dalam hati. 

Ia segera menuju pasar dan sesampainya disana ia mencari sosok Tuan Demian. 

"Permisi Tuan, adakah disini yang menjual daging rusa segar?" kilah Alice. 

"Ada Nona, di ujung sana." tunjuk salah satu pedagang di pasar. 

Alice segera menuju tempat yang ditunjuk. Setelah mengetahui tempat berdagang Tuan Demian, ia kemudian bergegas menghampiri sahabatnya di penginapan. 

Alice tampak bersemangat menjumpai Luna, sesampainya di penginapan tampak Eryk sudah berada di sana menemani Luna. 

"Kau sudah sampai Eryk?" tanya Alice. 

"Iya Kak, duduklah," ucap Eryk. 

"Sudahkah kamu mendapat informasi yang kau butuhkan?" tanya Alice. 

"Semua berjalan sesuai rencana Kak, bagaimana dengan engkau?" ucapnya.

"Aku juga mendapatkan informasi yang kita butuhkan," ucap Alice. 

"Baiklah, nanti malam kita bahas informasi yang kalian dapat dan jika memungkinkan besok kita jalankan rencana kita untuk menemui Liora," ucap Luna. 

Ketiganya pun merasa lega dengan keberhasilan pekerjaan mereka hari ini. 

"Kalian beristirahat lah, aku sudah membelikan kalian makanan di dalam," sambung Luna. 

"Terima kasih Luna, kami akan segera menyantapnya," canda Eryk. 

Kakak beradik itu memasuki penginapan, sedangkan Luna terlihat berada diteras menikmati suasana rindang di penginapan.