Keindahan dunia yang dihuni James, sangatlah elok dan mempesona. Luna dan kawan-kawannya pun sepertinya nyaman berada ditempat ini. Hamparan bukit hijau, dihiasi pepohonan dan bunga berwarna warni memanjakan indra penglihatan setiap insan.
Para peghuninya pun ramah dan selalu menebarkan senyum.
"Teman-temam, kemarilah," teriak Liora selesai berunding.
"Kau memanggil kami Liora," teriak Eryk yang baru saja menghabiskan hidangan yang diberikan oleh Putri Bao You.
Iya, kemarilah," balas Liora.
"Mari kita kesan teman, mereka sepertinya hendak menyampaikan sesuatu," ajak Luna.
Luna dan rombongannya segera menghampiri Liora. Mereka melangkahkan kaki sembari menuntun kuda-kuda mereka.
"Kami datang," ucap Luna.
"Kami sudah menyusun rencana, dan kami akan membagi tugas untuk kalian," ucap Liora.
"Apa yang harus kami kerjakan?" tanya Alice.
"Kalian bersamaku bertugas untuk menggiring Teodora kesini," ucap Liora.
"Namun sebelumnya kalian akan kami latih untuk berperang," sahut James.
Serigala tampan itu kemudian menjelaskan latihan apa yang akan ia berikan. Luna dan yang lainnya menyetujui rencana para manusia jelmaan itu.
"Baiklah aku setuju, bagaimana dengan kalian?" tanya Eryk kepada Luna dan Kakaknya.
"Aku setuju," jawab Alice dan Luna.
"Baiklah jika kalian menyetujuinya, aku akan segera pergi menuju bukit Zahwao untuk meminta bantuan para Naga," ucap Putri Bao You.
"Putri Bao You, akankah kau kesana seorang diri?" tanya Nyonya Barney.
"Tentu Nyonya," jawab Putri Cantik berwajah oriental itu.
Merasa iba dengan sang putri yang harus melakukan perjalanan jauh seorang diri, Nyonya Barney dan suami menawarkan diri untuk menemani sang putri.
"Bagaimana jika aku menemani engkau putri?" ucap Nyonya Barney.
"Iya Putri, aku dan istriku akan menemanimu," sahut Tuan Barney.
"Terima kasih. Tapi sepertinya tidak perlu Tuan dan Nyonya, bantulah James menjaga tempat ini," tolak sang Putri.
"Tapi kami sangat mengkhawatirkanmu," ucap Nyonya Barney.
"Tenanglah Nyonya," ucap Putri cantik itu.
Mereka mulai menjalankan tugas masing-masing untuk menghadapi Teodora.
James terlihat sibuk mengajari ilmu beladiri kepada Luna dan kawan-kawannya. Serigala tampan itu dengan sabar dan detail mengajari mereka.
"Baiklah latihan hari ini cukup sampai disini, kalian beristirahatlah. Kami sudah menyiapkan tempat untuk kalian beristirahat," ucap James.
"Iya Tuan, tapi aku ingin berjalan-jalan dulu," ucap Luna.
"Tapi aku lelah Luna, aku ingin beristirahat sejenak. Tuan, bisakah kau tunjukan padaku tempat yang sudah kau sediakan untuk kami?" ucap Alice kepada Luna dan James.
"Liora, tolong antarkan Nona ini ke tempat yang sudah kami sediakan untuk mereka," pinta James pada sang adik.
"Alice ikutlah denganku," ucap Liora.
Alice berjalan mengikuti langkah adik serigala tampan itu. Betapa takjubnya Alice melihat rumah unik yang James sediakan untuk mereka. Rumah itu berada di atas gundukan awan dan berbentuk seperti bunga tulip berwarna ungu.
"Liora, inikah tempat untuk kami beristirahat?" tanya Alice.
"Benar Alice, maaf jika kau kurang berkenan tinggal di dalam rumah bunga ini," ucap Liora lirih.
"Tentu tidak, aku sangat menyukainya," ucap Alice kagum.
"Benarkah? Kalau begitu istirahatlah dahulu," ucap Liora.
Gadis itu kembali ke tempat semula untuk menyusul sang kakak dan yang lainnya.
Tampak James sedang bercengkrama dengan Eryk.
"Dimana Luna?" tanya Liora.
"Dia sedang berjalan-jalan," jawab James.
"Di sebelah mana? Kenapa tak nampak batang hidungnya," ucap Liora mencari sosok Luna.
Tak berapa lama mereka membicarakan sang gadis, tiba-tiba terdengar teriakan dari arah utara.
"Tolong," teriaknya.
"Itu seperti suara Luna," ucap Eryk.
"Dimana dia? Suaranya dari arah utara, mungkin ia berada di tepi jurang," ucap James.
James seketika merubah wujudnya menjadi seekor serigala, ia berlari mencari asal suara Luna.
Benar saja Luna hampir jatuh ke jurang, tangannya memegang erat ranting pohon di bibir jurang itu.
"Luna, bertahanlah," ucap James.
"Tolong aku James," sahut Luna.
James berusaha menarik tangan Luna, beberapa kali hampir gagal dan Luna hampir menjadi penghuni jurang tersebut.
"Pegang erat tanganku, dan tenanglah. Jangan terlalu sering menggerakan tubuhmu," pinta James pada Luna.
Gadis cantik itu menuruti perkataan James, dan tak berapa lama ia pun berhasil diselamatkan oleh serigala tampan tersebut.
Namun hal tak terduga terjadi, James menindih badan Luna. Mereka terguling di rerumputan dengan posisi saling bertindihan.
"Maaf Nona," ucap James gugup.
Luna hanya terdiam menatap mata indah James, jantungnya berdebar kencang. Begitu juga dengan James, dadanya berdegup tak karuan. Kejadian romantis tersebut disaksikan oleh Liora, Alice, dan Eryk yang menyusul mereka.
"Sungguh tidak hanya tempat ini yang menyerupai negeri dongeng. Kisah yang terjadi disini pun bak cerita romantis di negeri dongeng," ucap Alice.
"Alice, kau bicara apa. Mereka baru saja terlepas dari musibah," sahut sang adik.
"Diamlah kau Eryk, bukankah mereka sungguh romantis," sahutnya lagi.
Mendengar kedua kakak beradik itu berdebat, sangatlah menggelitik telinga dan hati Liora. Kemudian ia segera menghampiri sang Kakak dan Luna.
"Kalian baik-baik saja?" teriak Liora.
Namun tak ada jawaban, sang kakak dan gadis itu seperti terhipnotis oleh keadaan. Mereka tetap dalam posisi saling bertindihan dan saling memandang.
"Halo Luna, kau baik-baik saja," ledek Alice di telinga Luna.
Barulah gadis itu tersadar, ia pun segera mendorong James dari pandangannya.
"Oh tentu Alice, aku baik-baik saja. Terima kasih Tuan," ucap Luna tersipu malu.
"Luna, jujurlah padaku. Apa kau merasakan sesuatu tadi?" Alice kembali meledek sahabatnya.
"Kau bicara apa Alice? Aku hampir saja mati," jawab Luna.
"Tapi pangeran tampan telah menyelamatkanmu," ledek Alice lagi.
Luna tak memperdulikannya, ia sangat malu kemudian meninggalkan tempat itu. Sesekali ia melihat ke arah James. Ia bingung dengan hatinya, kenapa jantungnya berdebar kencang saat bertatapan dengan pangeran serigala itu.
"Luna tunggu kami," teriak Alice masih dengan nada meledek.
"Jika kau masih mengejekku enyahlah dari pandanganku," ucap Luna kesal.
"Ayolah kawanku, jujurlah padaku. Sikapmu berubah setelah kalian bertindihan tadi," teriak Alice tertawa.
"Alice, apa-apan kamu? Tidak malukah kau pada James dan Liora," bisik Eryk
"Tidak, ini adegan romantis bak di negeri dongeng. Aku sebenarnya juga ingin merasakannya," jawab Alice dengan mata berbinar-binar.
Entah kenapa sikap Alice sangat menyebalkan hari ini. Hingga membuat sahabat serta adiknya kesal.
Liora dan James berjalan mengikuti mereka dari belakang. Sebenarnya James juga bingung, kenapa ia merasakan hal aneh saat menatap Luna tadi.
"Kau baik-baik saja kan James?" tanya Liora.
"Tentu Liora, seperti yang kau lihat aku baik-baik saja," jawab James tersenyum.
"Tapi sepertinya setelah kejadian tadi kau berbeda, kau kelihatan gugup," ucap Liora.
"Mungkin aku hanya kaget saja Liora," kilah James.
"Temanilah mereka, kau tak perlu mencemaskanku, aku baik-baik saja," ucap James.
Liora mematuhi perintah sang kakak, ia segera mempercepat langkah kakinya menyusul teman-teman nya.