Chereads / (TANPA) RESTU / Chapter 8 - Tentang Rasa

Chapter 8 - Tentang Rasa

"Fotonya gue kirim di grup!" kata Aiden pada seluruh anggotanya. Dan mereka pun dengan kompaknya meraih gawai milik mereka masing-masing untuk mengecek apa yang hendak dikirimkan oleh orang yang paling disegani di circle Ganesha itu.

Dering notifikasi berdering dengan sangat kompak di ponsel para anggota inti Ganesha.

"Ini siapa, Bos?" tanya Morgan yang merasa asing dengan foto tersebut. Dan apa yang Morgan pertanyakan sudah lebih dari cukup untuk mewakili apa yang ada sedang ada di dalam benak mereka masing-masing saat ini.

"Yang di tengah ini Azura?" tanya Ares yang mendadak peka dengan apa yang terjadi sebelumnya. Dan Aiden hanya menjawab apa yang dipertanyakan Ares lewat anggukan kepala, tanpa ada rasa ragu sedikit saja yang mengiringinya.

"Iya, itu Azura!" jawab Aiden dengan nada yang terdengar sangat lembut.

Saking lembutnya nada itu sampai para inti anggota Ganesha semakin yakin kalau Azura bukanlah orang yang harus mereka pandang sebelah mata.

"Dalam banget, Bos!" kata Oka dengan nada usil. Senyum renjana yang tersungging di kedua bibir ranumnya lantas saja surut saat melihat tatapan nyalang dan juga tajam dari kedua manik mata gelap milik Aiden. Sorot yang tajam, tapi selalu berhasil menjadi candu untuk siapa pun yang mengaguminya. Dan pesona milik Aiden adalah pesona yang tidak mungkin untuk ditolak oleh para gadis normal.

"Lo ada di salah satu dari dua cowok ini, Den?" tuduh yang sedari tadi kedua manik matanya tak berpaling dari gawai yang sedang dia genggam itu.

"Sebelah kanan Azura itu adalah gue," jawab Aiden dengan pandangan yang lurus ke depan, terlihat sangat tegas. Mata elang yang selalu menjadi alasan para cewek tidak bisa mengalihkan fokus mereka pada orang nomor satu di geng motor Ganesha.

"Sebelah kirinya?" Tak perlu dipertegas tanya itu terlontar dari kedua bibir ranum milik siapa. Jika ada yang bertanya hanya dengan melontarkan dua suku kata maka bisa dipastikan secara akurat itu adalah si dingin Oki Athalah Maulana. Es batu yang entah sampai kapan akan terus mendingin.

"That's time!" kata Aiden sebagai pembuka dan tidak ada satu pun dari mereka yang berani untuk mendesak sang ketua meskipun saat ini mereka sedang dilanda rasa ingin tahu yang cukup tinggi.

"Itu adalah Keanu Dhirgham Mananta." Jawaban yang Aiden berikan itu sontak saja membuat para anggotanya terperangah tak percaya. Mereka tidak ingin mempercayai hal tersebut, tapi sayangnya orang yang sedang berkata seperti itu adalah seorang Aiden Ramadhan Makalela, sosok yang sangat menjunjung tinggi sebuah kebenaran. Jadi atas dasar apa mereka mengatakan kalau yang dikatakan Aiden adalah dusta?

"Keanu? Ketuanya Endaru?" tanya Oki yang masih diselimuti rasa tidak percaya saat mendengar apa yang dikatakan oleh Aiden barusan.

"Ki, apakah wajah gue ini terlihat seperti orang yang sedang bercanda, hah?" tanya Aiden dengan sorot mata yang sangat tajam menembus masuk ke dalam dua manik mata milik Oki.

"Kok Keanu sih, Bos?" tanya Pasha yang juga masih tak memahami apa yang sedang terjadi saat ini. Sorot mata milik Aiden memang jelaskan kalau lelaki itu sedang tidak bercanda dengan apa yang dia katakan, tapi tetap saja siapa pun yang mendengarkannya tidak akan menaruh rasa percaya dengan sangat mudahnya.

"Dari sekian banyak cowok di dunia kenapa harus Keanu yang ada di situ?" Mungkin pertanyaan yang dilontarkan oleh Ares itu adalah bentuk kalau dia pun menolak untuk mempercayai apa yang dikatakan oleh Aiden barusan.

"Terus lo pada berharapnya siapa kalau bukan Keanu?" tanya Aiden sambil kedua manik matanya menyorot secara tajam para anggota inti Ganesha yang ada di hadapannya saat ini.

"Kita nggak bisa pilih siapa yang datang di hidup kita, karena setiap yang hadir akan selalu membawa pembelajarannya masing-masing," kata Aiden dengan nada yang dia buat setegas mungkin.

"Memang pelajaran hidup apa yang bisa lo dapatkan dari Keanu?" tanya Morgan dengan tatapan yang menghunus masuk ke dalam netra pekat milik Aiden.

"Lo mau tahu dampak apa yang Keanu berikan untuk gue?" tanya Aiden dengan menatap para anggotanya satu persatu.

"Iya." Jawaban singkat yang diberikan oleh Oka sudah lebih dari cukup untuk mewakili para anggota inti Ganesha yang lainnya.

"Apa?" desak Morgan dengan cara yang membabi buta. Cowok itu memang paling anti dengan kata sabar.

"Dengan hadirnya Keanu di hidup gue, gue jadi tidak butuh yang namanya indra keenam untuk melihat setan." Karena apa yang dikatakan oleh Aiden para sahabatnya kompak tertawa dengan sangat kencangnya. Pengecualian untuk es batu yang entah kapan akan mencair, Oki Athalah Maulana.

"Tapi lo yakin Azura mau ama lo? Ingat saingan lo bukan cowok biasa, perlu gue perjelas? Saingan dari Aiden Ramadhan Makalela adalah ketua geng motor Endaru, Keanu Dhirgham Dinata."

"Tapi lo jangan gue adalah orang yang memiliki harga tertinggi dari apa yang dikatakan rasa. Ingat, Res. Semua orang punya hati, tapi tidak semuanya berfungsi dengan baik."