"Nu ... sayangnya gue hanya punya satu opsi untuk pertanyaan yang baru aja lo lontarkan itu." Mendengar apa yang dikatakan oleh Azura dengan sangat cepatnya kedua alis milik Keanu saling bertautan satu sama lain.
"Apa?!" tanya Keanu dengan memperlihatkan raut wajahnya yang sangat polos. Apa pun yang ada di dalam isi kepala milik Azura saat ini adalah hal yang sangat sulit untuk dia temukan jawabannya.
"Gue nggak mungkin bilang nggak untuk apa yang menjadi tawaran lo itu, Nu." Kedua manik mata milik Keanu lantas berbinar dengan sangat cerahnya saat mendengar apa yang dikatakan oleh Azura.
"Dengan kata lain lo terima gue, Na?" tanya Keanu memastikan kalau kali ini dirinya tidaklah salah dalam mendengar apa yang dikatakan Azura.
"Nu, lo belum kehilangan fungsi telinga lo kok. Gue terima cinta lo," jawab Azura dengan sangat mantap tanpa ada keraguan yang mengikuti dirinya.
Tidak ada yang lebih indah dibandingkan rasa yang saling bersambutan 'kan? Itu juga yang saat ini sedang dirasakan oleh Keanu dan Azura.
"Lo mau tahu nggak kenapa gue jatuh cinta ama lo?" Dan Azura dengan entengnya menjawab apa yang menjadi pertanyaan Keanu dengan gelengan kepalanya yang sangat mantap tanpa ada keraguan sama sekali.
"Kenapa?!" tanya Azura dengan sebelah alisnya yang terangkat naik. Dia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Keanu saat ini.
"Karena saat lo diciptakan semesta sedang menjelaskan apa itu indah dan sempurna." Azura hanya mengulum senyum renjananya saat mendengar apa dikatakan oleh Keanu.
"Ra, setelah ini kita ukir legenda jatuh cinta terbaik, ya?!" Tanpa mau pikir panjang untuk waktu yang lama Azura dengan sangat cepatnya menggerakkan kepalanya naik turun sebagai jawabannya.
"Iya, Nu."
"Tante setelah ini Azura akan aman dalam tamengku dan juga tameng Endaru," ucap Keanu dengan sangat mantap tanpa ada sedikit pun ragu yang menyertainya.
"Jangan berjanji untuk hal yang lo sendiri nggak bisa untuk meyakininya, Nu," sanggah Azura atas apa yang Keanu katakan barusan, tapi dengan sangat cepatnya juga Keanu menepis itu dengan sangat entengnya.
"Gue yakin, Ra. Lo akan aman ama gue. Gue dan Endaru akan jaga lo sebaik mungkin," Keanu dengan sungguh tanpa ada sanggah yang mengikutinya.
"Sampai di sini lo harusnya sadar 'kan kalau lelaki yang dipegang itu adalah kata-katanya?" Keanu kembali mengangguk dengan sangat mantapnya kala mendengar apa yang dikatakan oleh Azura.
"Lo bisa tandai gue, Ra andai suatu hari nanti gue justru gagal dalam menjaga lo. Lo tahu 'kan sekarang titik lemah gue itu lo?"
"Gue sayang banget ama lo, Ra."
"Untuk lo, Keanu Dhirgham Mananta terima kasih ya sudah mencintai wanita yang banyak mau seperti gue. Gue sayang lo. Please, always be prince?!" pinta Azura dengan menghunuskan tatapan yang sangat tajam ke dalam dua manik mata teduh milik cowok yang saat ini secara resmi menjadi kekasihnya.
"I'm the luckiest prince with you, Azura Salsabila Mahatma."
***
Apa yang sedang terjadi di antara Azura dan juga Keanu justru adalah hal yang sangat berbanding terbalik dengan yang terjadi di markas Ganesha. Tentu saja dengan formasi inti yang lengkap, tapi kondisi hati mereka yang sedang jauh dari kata baik-baik saja.
"Den, coba lo prospek Azura ke kita. Kenapa lo mati-matian untuk menjadikan dia ratu di Ganesha? Bukannya dulu lo begitu kukuh agar yang menjadi ratunya adalah Kay?" Jika ada yang berani untuk berkata dengan nada yang tinggi pada Aiden maka itu hanya satu orang, hanya Antares Anandhipa Milando.
"Ya, itu sebelum Azura ada, Res." Bukannya hanya Ares yang terkejut dengan apa yang menjadi jawaban dari Aiden, tapi juga lima inti lainnya dari Ganesha.
"Apakah jawaban lo barusan adalah langkah awal yang lo ambil untuk menjadi cowok brengsek, hah?" tanya Pasha dengan menghunuskan tatapan yang penuh intimidasi pada Aiden.
Pasha bukannya tidak setuju dengan keinginan Aiden, hanya aja harus ada alasan yang jelas dari semua ini.
"Den, lo harus tahu kalau semesta ini hanya nggak berputar untuk lo seorang. Gue juga nggak tahu apa yang buat lo berubah dengan sangat cepat seperti ini, gue hanya minta satu hal ama lo."
Pasha sedikit memberi jeda atas apa yang dia katakan, bagaimanapun ini bukan perkara yang mudah untuk diselesaikan.
"Apa pun yang lo pilih pada akhirnya semoga itu adalah pilihan yang minim risiko," pesan Pasha dengan tatapan yang Aiden sendiri tidak bisa tebak apa yang sedang dia rasakan saat ini.
"Sekali lagi gue tanya Kay atau Azura, Den?!" tanya Ares dengan tatapan yang menghunus tajam dan penuh tekanan mau dilihat dari arah mana pun.
Aiden tidak lantas menjawab pertanyaan tersebut. Dia justru terlihat memejamkan kedua manik matanya. Bagaimanapun pilihan yang diberikan oleh Ares bukanlah hal yang mudah untuk Aiden.
"Tetap Azura." Mendengar jawaban dari Aiden barusan kian membuat Ares naik pitam.
"Lalu Kay?" Kali ini giliran Dylan yang angkat bicara. Perdebatan antara ketua dan wakil ketua Ganesha itu mau tidak membuat Dylan merasa harus turun tangan. Satu hal yang paling penting perdebatan keduanya akan semakin panjang kalau tidak direlai.
"Ya mau gimana lagi? Gue harus selesai ama dia," jawab Aiden yang dari raut wajahnya pun sangat jelas terlihat kalau dia juga sedang dalam kondisi emosi yang tidak baik-baik saja.
"Segampang itu lo bilang selesai ama Kay? Den, gue pikir lo adalah orang yang paling memiliki nilai tertinggi dari sebuah rasa, tapi ternyata gue salah." Luapan emosi yang Ares luapkan pun menjadi penanda kalau saat ini dia sedang sangat kecewa pada emas yang dimiliki Ganesha itu.
"Kalian ingat nggak? Kay juga pernah jahatkan ama gue?" Ares yang sedari tadi begitu memojokkan Aiden dari segala penjuru yang ada justru membuatnya tertegun.
Untuk apa yang tadi dikatakan oleh Aiden, Ares tak punya jawaban yang pasti untuk menimpalinya.
"Lo kenapa diam, Res?! Bukannya lo yang sedari tadi kuat banget untuk memojokkan gue, hah?" Ares merasa lidahnya kembali beku saat mendengar pertanyaan yang dilayangkan oleh Aiden barusan.
Iya, mungkin siapa pun yang tahu bagaimana Aiden dan Kay dulu pasti akan tertegun. Mungkin kedatangan Azura di tengah-tengah mereka berdua adalah karma khususnya untuk Kay.
"Lalu sekarang lo mau balas dendam pada Kay lewat Azura?" Pertanyaan itu tidak terlontar dari kedua bibir ranum milik Ares, melainkan dari Oki Athalah Maulana. Anggota inti Ganesha yang sangat irit bicaranya, namun kalau dia buka mulut selalu sukses membuat lawan bicaranya merasa kelu di lidah mereka dan itu juga yang saat ini sedang Aiden katakan.
Berkat pertanyaan dari Oki kini atensi dari anggota Ganesha lainnya hanya tertuju pada seorang Aiden Ramadhan Makalela.