Chereads / (TANPA) RESTU / Chapter 7 - Kecebong

Chapter 7 - Kecebong

Aiden terus memandangi Azura yang ada di hadapannya dengan tatapan yang penuh damba. Dan semua yang dilakukan oleh Aiden itu terus saja menjadi titik atensi dari Ares. Namun Ares berusaha untuk cuek akan hal tersebut, selama itu adalah hal yang mendukung kebahagiaan Aiden maka dia akan selalu berkata yes. Mungkin Azura Salsabila Mahatma adalah salah satu jalan Aiden meraih apa itu yang namanya bahagia. 

"Ra, lo kembali dalam bentuk yang sama, tapi sayang dapat wujud yang  berbeda," gumam Aiden dalam benaknya. 

"Bos, kalau suka itu bilang jangan dipendam. Kalau lo suka ama dia tembak aja. Lo akan sulit dapatkan dia kalau pergerakan lo lelet macam siput kayak gini," bisik Pasha dan dia pun yakin kalau apa yang dia katakan itu bisa didengar dengan baik oleh Aiden. 

Sayang apa yang dikatakan oleh Pasha hanya dianggap sebagai angin lalu oleh Aiden. Masuk telinga kanan keluar lewat telinga kiri. 

"Dasar batu," umpat Pasha tak tertahankan pada Aiden. 

"Sha … udah deh. Lo ama ngomong ama dia adalah definisi dari buang-buang ludah paling sia-sia."

"Aiden itu penganut paham satu tambah satu sama dengan dua. Sedangkan kita adalah satu tambah satu sama dengan tiga. Nggak akan nyatu." Apa yang Morgan katakan itu memang benar adanya. 

Pasha hanya mengangguk tanpa ada niatan untuk mematahkan asumsi tersebut.

"Siang anak-anak!" sapa Pak Rustam selaku guru biologi bagi para siswa kelas 12 IPA. 

"Siang, Pak," jawab murid 12 IPA 2 di saat yang hampir bersamaan. 

"Siang ini kita akan belajar tentang reproduksi. Ada yang tahu apa itu reproduksi?" tanya Pak Rustam sambil melemparkan pandangan ke seluruh sudut kelas ini. 

"Ka … lo tahu nggak reproduksi itu apa?" tanya Dylan yang saat ini duduk sebangku dengan dengan Oka Athilah Maulana. Salah satu anggota Ganesha yang memiliki selera humor paling tinggi. 

"Reproduksi? Ya tahulah, Lan," jawab Oka dengan rasa percaya diri yang cukup tinggi. 

"Apa?!" tanya Dylan dengan mengangkat sebelah alisnya. Dan hal tersebut sudah lebih dari cukup untuk membuktikan kalau Dylan menyimpan ragu yang cukup besar atas apa yang dikatakan oleh Oka barusan. 

"Reproduksi adalah cara menghasilkan anak yang dilakukan oleh dua orang. Saran gue harus cowok dan cewek, biar hasilnya tampak." Dylan harus berusaha sekuat tenaga yang dia bisa untuk tidak kehilangan kontrolnya karena jawaban yang diberikan oleh Oka barusan.

"Saya, Pak." Azura mengangkat tangannya sebagai isyarat kalau dia ingin menjawab apa yang dipertanyakan oleh Pak Rustam. 

"Iya, Azura. Silakan!" kata Pak Rustam mempersilakan Azura untuk menjawab pertanyaannya.

"Reproduksi adalah proses di mana organisme memperbanyak diri yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya," jawab Azura dengan lantang dan tanpa keraguan yang mengiringinya. 

"Benar, Azura. Jadi reproduksi itu tidak melulu tentang menghasilkan keturunan, ya, anak-anak." Pak Rustam memberikan pemahaman pada anaknya. 

"Baik kita ke pertanyaan kedua." Ada sedikit jeda yang Pak Rustam berikan sebelum dia ke pertanyaan berikutnya. 

"Peleburan antara sel telur dan sel sperma akan menghasilkan apa? Ada yang tahu?" Itu adalah pertanyaan kedua yang Pak Rustam berikan. Dia merasa pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat mudah untuk dijawab murid-muridnya. 

"Ka … itu ngasilin apa?" tanya Dylan dengan suara pelan sehingga hanya mereka berdua yang bisa menjawabnya. 

"Masa gitu aja lo nggak tahu sih. Pertanyaan itu gampang banget lo."

"Lo mau tahu hasilnya apa jika sel telur dan sel sperma bertemu?" Dan dengan polosnya Dylan hanya mengangguk atas apa yang ditanyakan Oka barusan. 

"Di mana-mana kalau kedua hal itu bertemu akan menghasilkan anak, Dylan." Rahang bawah milik Dylan terbuka dengan sangat lebar kala mendengar apa yang dikatakan oleh Oka barusan. 

"Ka, gue mau nanya serius ama lo. Antara lo dan Oki yang jadi jadi anak kandung dan anak pungut siapa?" Oka hanya memutar kedua manik matanya malas saat mendengar apa yang dikatakan oleh Dylan. 

"Lan … sedingin-dinginnya Oki, gue tetap butuh dia untuk beberapa hal yang penting. Misal gue mau mutusin cewek, gue susah untuk menjadi kaku. Mumpung wajah gue dan dia mirip kenapa nggak gue manfaatin aja sumber daya yang ada?" Dylan hanya geleng-geleng kepala saat mendengar apa yang dikatakan oleh Oka barusan. 

"Saya, Pak." Kali ini Aiden yang berniat untuk menjawab apa yang yang tadi menjadi pertanyaan Pak Rustam. 

"Iya, Aiden silakan!" kata Pak Rustam mempersilakan Aiden untuk menjawabnya. 

"Zigot, Bu. Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel telur dengan inti sel sperma, membentuk makhluk hidup baru yang disebut dengan zigot." Aiden memang terlahir dengan kemampuan daya serap di atas rata-rata penduduk bumi. 

"Bagus, Aiden!" puji Pak Rustam pada anak emas kebangggan SMA Garuda Nusantara itu. 

"Bapak ada pertanyaan terakhir yang ingin bapak berikan secara khusus pada Dylan dan juga Oka yang sedari tadi sibuk ngobrol berdua." Semua titik atensi kini tertuju pada dua orang yang tadi Pak Rustam sebutkan namanya.

"Untuk Dylan Kurnia Munandar dan juga Oka Athilah Maulana, pria dewasa mampu untuk mengeluarkan cairan apa?" tanya Pak Rustam dengan sorot mata yang sangat tajam dan juga penuh intimidasi pada Dylan dan Oka.

"Cairan apa, Ka?" tanya Dylan apa Oka. 

"Lo tenang aja," kata Oka menginterupsi Dylan. Mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Oka, Dylan merasa kalau dunianya sedang tidak baik-baik saja. 

"Dylan? Oka?" panggil Pak Rustam dengan nada baritonnya. 

"Kecebong, Pak." Jawaban yang Oka berikan benar-benar membuat Pak Rustam naik pitam.