Chereads / (TANPA) RESTU / Chapter 2 - Azura Salsabila Mahatma

Chapter 2 - Azura Salsabila Mahatma

Ketika aku sudah berani untuk melepaskanmu, itu berarti aku  sudah bertarung hebat dengan semua isi kepalaku. -Aiden Ramadhan Makalela-

— 

"Lempengan," jawab Oki singkat. Dan para anggota Ganesha besar juga sudah memprediksi akan sesingkat apa jawaban yang diberikan oleh Oki nantinya. Mungkin memang benar berharap pada manusia adalah kecewa yang paling disengaja apalagi itu adalah Oki Athalah Maulana. 

"Gue semalam sempat follow instagramnya, bentar gue cek dulu," kata Pasha yang pada akhirnya ikut nimbrung juga atas apa yang sedang dibicarakan oleh para sahabatnya. 

"Buset gercep juga lo, Sha." Tidak ada yang tahu apakah yang dikatakan oleh Oka itu adalah pujian atau sindiran kecuali snag pelaku utama itu tersebut. Sejatinya kita tidak akan tahu apa yang orang lain rasakan bahkan saat orang itu sendiri yang mengatakannya. 

"Kalau dari followersnya lumayan juga sih," kata Pasha sambil masih mencoba untuk mencari akun instagram anak baru itu. 

"Nih namanya, Azura Salsabila Mahatma." Mendengar nama Mahatma terlontar dari mulut Pasha, mau tidak mau akhirnya Aideng yang semulanya acuh dan tidak ingin terlibat dalam pembicaraan receh para sahabatnya kini ikut turun tangan juga pada akhirnya. 

"Mahatma?" gumam Aiden dengan nada yang sangat pelan, tapi hal itu masih bisa didengar dengan sangat baik oleh para sahabatnya. 

"Itu marganya, namanya Azura," jelas Pasha dengan kedua manik matanya yang masih saja memantau sosial media milik anak baru yang kini menjadi atensi para murid cowok di SMA Garuda Nusantara. 

Karena merasa penasaran juga dengan anak baru itu pada akhirnya Aiden mengeluarkan gawainya dari kantong jas sekolahnya. 

Maksud hati ingin mencari akun sosial media Azura, tapi bukan itu yang didapatkan oleh Aiden, melainkan panggilan dari Kay. 

Kaylani Syafira Meilani, siswi SMA Tunas Nusantara yang juga adalah pacar dari Aiden. 

"Shit!" umpat Aiden tak tertahankan. Dan alhasil semua anggota Ganesha besar akhirnya hanya menjadikan ketua mereka sebagai titik atensi terbaik saat ini. 

"Lo kenapa, Bos?" tanya Dylan yang mungkin pertanyaan itu sudah lebih dari cukup untuk mewakili yang lainnya. 

"Kay, dia telpon gue," jawab Aiden dengan malasnya. Sungguh ini bukanlah sosok dari Aiden yang mereka kenal. 

"Lo bertengkar ama Kay?" tanya Dylan lagi yang merasa ada yang ganjil dari sikap Aiden kali ini. 

Gelengan kepala yang Aiden berikan membuat para sahabatnya semakin bingung saja dan tak bisa untuk menelaah ini dengan sangat baik. 

"Lo itu kalau ngomong yang jelas dikit napa sih, Bos. Kita ini hanya manusia biasa, bukan cenayang." Tidak ada satu pun orang yang tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Ares. Tingkah Aiden saat ini memang tidak seperti biasanya. 

"Tahu ah," kata Aiden lalu beranjak turun dari motor. 

"Den … lo mau ke mana?" tanya Pasha dengan nada yang bisa dikatakan itu adalah nada yang terdengar sangat tinggi. 

"Kantin rainbow," jawabnya tanpa ada dusta yang mengiringinya. Jika telah mengatakan kantin pelangi maka itu ada kejujuran tertinggi dari seorang Aiden. 

Kantin pelangi tempat yang hanya bisa disentuh oleh anggota Ganesha. Pangkalan utama mereka saat berada di kawasan SMA Garuda Nusantara. Dan tempat pelarian paling asyik saat mereka sedang merasa sekolah mereka sedang tidak dalam keadaan yang baik-baik saja. 

"Sha itu 'kan anak baru yang lo maksud?" tanya Oka dengan antusiasnya pada Pasha. Dan Pasha tidak punya pilihan lain selain mengiyakannya. Bukan karena terpaksa, tapi memang seperti itulah kenyataan yang ada. 

"Iya, itu dia Azura," jawab Pasha mantap. 

"Sha kalau lo mau jadiin dia korban lo yang ke sekian mending lo mundur deh gue saranin." Apa yang dikatakan oleh Ares membuat para Oka dan juga Pasha kompak mengangkat sebelah alis mereka. 

"Maksud lo?" tanya Pasha yang mana dia adalah sosok yang saat ini menjadi titik atensi dari Ares. 

"Dia sepertinya sosok yang dingin dan sulit untuk dibaca." Untuk kali ini apa yang dikata Ares ada benarnya juga. 

"Murid barunya yang itu, Sha?" tanya Aiden tanpa menoleh ke arah Pasha. Karena dia percaya kalau saat ini Pasha paham dengan apa yang dia maksud. 

"Iya," jawabnya dengan sangat singkat. 

Setelah ini tidak ada lagi pembicaraan yang terjalin  antara Aiden atau para sahabatnya. 

"Den, jadi ke—"

"Jadi," sela Aiden dengan sangat cepat atas apa yang dikatakan oleh Oka. 

Aiden kembali membawa kedua kaki jenjangnya menuju tempat yang semula memang dia ingin datangi. 

Langkah Aiden kembali terhenti saat dia hampir saja bertabrakan dengan orang yang saat ini berada di hadapannya. Pun sama dengan cewek yang  ada di hadapannya saat ini. 

Saat ini fokus Aiden hanya nametag milik cewek tersebut. "Azura Salsabila Mahatma," gumam Aiden dalam hatinya.

Aiden melangkah ke sebelah kiri, pun sama dengan Azura. Begitu saja seterusnya tanpa ada yang ingin untuk mengalah. 

"Minggir!" pinta Azura dengan nada tinggi yang dia miliki. Aiden dan juga para Ganesha besar ikut tercengang saat mendengar betapa belagunya sosok yang saat ini ada di hadapannya. 

"Waw … ternyata lo nggak sepolos yang gue kira ya, Azura Salsabila Mahatma," kata Pasha dengan intonasi yang dia buat sedramatis mungkin. 

"Cantik tidak, belagu iya," sindir Aiden dengan yang sangat dingin. 

Rahang bawah milik Azura tampak mengetat saat mendengar apa yang dikatakan oleh Aiden. 

"Sayangnya itu hanya terlontar dari mulut lo, tapi hati lo justru sebaliknya," kata Azura dengan sebelah ujung bibirnya yang tertarik membentuk sebuah senyum durjana di sana. 

"Mau jadi most wanted, ya? Sayang modus lo nggak aesthetic." Kali ini giliran Ares yang ikut andil dalam menyindir cewek yang ada di hadapan ketuanya saat ini. 

"Lo semua nggak tahu ya, yang namanya sopan santun?" tanya Azura. Pertanyaan itu memang dia tujukan untuk para anggota Ganesha, tapi kedua manik matanya hanya menjadikan Aiden sebagai titik atensi paling menyebalkan yang pernah ada.  

"Lo berani ama gue?" tanya Aiden dengan kedua manik matanya  yang sedang menyorot tajam ke arah Azura. 

"Sayangnya gue nggak ada alasan untuk takut ama manusia seperti lo," kata Azura dengan sedikit mengangkat dagunya, tanda kalau dia tidak takut  dengan apa yang dikatakan oleh Aiden. 

"Sepertinya hari ini lo terlalu kurang briefing deh. Bagaimana kalau gue ngasih lo briefing?" Tapi Azura hanya  diam tanpa ada niatan untuk menyahuti apa yang dikatakan oleh Aiden. 

"Gue anggap diam lo itu adalah bentuk persetujuan secara tidak langsung." 

"Kalau begitu briefing kita dimulai dengan perkenalan. Kenalin nama gue Aiden Ramadhan Makalela. Ketua dari geng motor Ganesha. Geng motor yang paling disegani di SMA Nusantara Bakti." Nyali milik Azura sontak saja menciut saat mendengar apa yang dikatakan oleh Aiden barusan, bahkan dia bisa merasakan tremor di sekujur tubuhnya dan suhu badannya pun mendadak panas dingin.