"Woy, Gemma, ikut nggak lo?"
Gemma yang merasa terpanggil melirik dari sudut matanya, dia menangkap keberadaan sosok Azka yang berdiri di daun pintu kelas, lalu tak lama muncul dua sahabatnya yang lain; Randu dan Arjuna.
Menjeda sebentar game yang sedang dia mainkan, akhirnya Gemma memberi fokus sepenuhnya kepada tiga sahabatnya itu. "Mau ke mana, sih? Niat gue ikut kalian ke sekolah cuma buat numpang wi-fi doang, bukan buat ngikutin kalian ke mana-mana," sahutnya jengkel.
Gemma sudah harus menahan kesabaran karena Minggu paginya terganggu akibat kedatangan mereka bertiga secara mendadak, padahal Gemma baru bisa terpejam pukul 4 pagi, yang mana artinya dia baru tidur selama 5 jam karena sekarang baru pukul 9.
Menolak pun rasanya percuma, sebab jika para sahabatnya itu sudah sampai menjemputnya berarti Gemma memang harus ikut bersama mereka. Gemma akan diperbolehkan tidak ikut jika dia sedang sakit, tapi masalahnya saat ini laki-laki itu sedang sehat-sehat saja sehingga mereka bertiga akhirnya memaksa agar Gemma segera bersiap dan ikut bersama mereka.
Karena tak punya pilihan lain akhirnya Gemma menurut saja, tetapi begitu sampai di sekolah dia langsung masuk ke dalam kelasnya sendiri untuk menggunakan wi-fi daripada harus ikut yang lainnya berkeliling, entah melakukan apa Gemma juga tidak tahu.
"Gue mau ngambil kamera di Aulia," Arjuna yang menjawab pertanyaannya.
"Ke ruang Jurnalistik dong?" Gemma menatapnya meminta validasi dan Arjuna langsung mengangguk di daun pintu sana. Sekarang isi kepala Gemma justru memikirkan hal lain. "Eh, Jun, ada anak Jurnalistik yang lain nggak selain Aul?"
"Mana gue tahu."
Tak sabar karena Gemma yang terus-menerus memberikan pertanyaan, akhirnya Randu ikut bicara, "Jadi, lo ini mau ikut atau enggak, Gemma?! Jangan sampai bikin gue emosi cuma karena lo nggak bangun-bangun dari kursi lo itu."
"Buset dah, sabar kenapa, lo tiap hari marah-marah mulu awas cepet tua," komentar Azka yang berdiri tepat di sebelah Randu.
"Mending lo diem sebelum gue ocehin juga." Mendengar itu Azka langsung kicep dan memilih diam saja daripada Randu semakin marah.
Gemma mendengus namun tak urung dia tetap bangkit, sembari menyampirkan jaket denimnya ke salah satu pundak, Gemma mengekori ketiganya.
'Lebih baik ke ruang Jurnalistik soalnya di sana gue bisa rebahan, daripada di kelas, udah sendirian terus nggak bisa rebahan pula,' begitu pikir Gemma selagi berjalan mengikuti ketiga sahabatnya.
Bola mata Gemma mengedar, baru sadar bahwa hari ini sekolah cukup ramai dan sebagian besar dari mereka adalah anak-anak OSIS. Sebenarnya empat hari sebelumnya adalah hari Masa Orientasi Siswa berlangsung, dan biasanya hari terakhir dari MOS adalah hari penutupan, tapi berbeda dengan sekolah mereka—yaitu SMA Garda Muda—mereka akan menutup kegiatan MOS pada hari senin besok, dimana hari itu merupakan hari pertama Angkatan Gemma menjadi siswa/i kelas sebelas, yang mana berarti liburan mereka telah resmi berakhir.
Meski rasanya sangat menyebalkan sekali karena liburan harus berakhir, tapi sebagai seorang pelajar tentu mereka tidak bisa banyak mengeluh karena sekolah adalah hal yang wajib untuk dilakukan oleh para remaja di usia mereka.
Ada keinginan untuk menambah libur agar waktu bersenang-senang mereka bisa bertambah, tapi ada rasa bosan juga yang datang ke hati mereka ketika tidak bisa datang ke sekolah hanya karena sedang libur.
Sekarang Gemma mendadak menyesal karena sudah merengek tak mau ikut, padahal di sini banyak anak-anak lain yang dengan rela mengorbankan sisa-sisa liburan mereka hanya untuk mengurusi hal-hal seperti ini di sekolah.
Tapi jika harus dipikirkan lagi, tugas wajib anak-anak OSIS memang seperti itu 'kan?
Semua tugas ini sudah menjadi risiko yang harus mereka tanggung ketika mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari organisasi tersebut. Mereka harus rela mengorbankan banyak waktu luangnya untuk melakukan kegiatan di sekolah yang tentu saja akan selalu melibatkan OSIS. Organisasi ini sudah seperti pondasi utama dari setiap sekolah, para anggotanya adalah mereka yang akan bekerja di belakang layar tiap kali ada kegiatan di sekolah mereka.
Biasanya orang-orang yang mendaftar dalam organisasi ini adalah mereka yang aktif dalam berbagai kegiatan, mereka yang juga senang untuk mengisi waktu luang untuk melakukan banyak hal, yang tak kenal lelah dan selalu ingin mencoba hal-hal baru. Beberapa dari mereka juga adalah orang-orang yang ingin dipandang karena OSIS bisa dibilang sebagai organisasi nomor satu di setiap sekolah.
Namun, semua penjabaran itu tentu bukanlah untuk Gemma. Laki-laki itu sangat berbanding terbalik dengan semua penjelasan di atas. Gemma adalah orang yang paling tidak mau ribet dan tidak mau mengurusi banyak hal.
Bagi Gemma, bisa beristirahat dengan nyaman di dalam kosannya sudah menjadi hal paling indah yang bisa Gemma lakukan setiap harinya.
Bukannya karena Gemma adalah orang yang pemalas, dia hanya tidak mau saja membuang-buang tenaganya untuk melakukan sesuatu yang tidak dia sukai, apalagi jika harus mengabdi selama satu tahun dalam masa bakti OSIS tersebut.
Gemma sempat berpikir bahwa hebat sekali mereka yang mau masuk ke dalam OSIS dan menjalani semua kegiatan di luar jam sekolah tersebut. Gemma saja yang hanya mengikuti pelajaran seperti biasanya sudah merasa lelah luar biasa, apalagi mereka yang menambahkan pekerjaan dengan mengikuti organisasi.
'Sebenarnya bagaimana cara mereka semua mengatur waktu agar tidak keteteran dalam melakukan banyak hal sekaligus?' Gemma berpikir di dalam kepalanya, terkadang laki-laki itu cukup merasa heran ketika menemukan ada beberapa anak OSIS yang masih bisa mendapatkan peringkat tinggi dalam kenaikan kelas kemarin.
Bagaimana caranya mereka bisa mendapatkan peringkat itu di saat hari-harinya saja sudah sering sibuk dengan banyak kegiatan? Sebenarnya kapan mereka membagi waktu untuk belajar?
Sebenarnya jika dipikirkan terus-menerus, Gemma tidak akan mendapatkan jawaban apa pun, satu-satunya cara untuk mendapatkan jawaban adalah dengan bertanya langsung kepada anak-anak OSIS tersebut.
Kedua netra Gemma mengedar ke setiap sudut sekolah di mana akan selalu ada anak-anak OSIS yang berada di sana, sangat mudah membedakan mana saja anak-anak OSIS dan yang mana yang bukan. Biasanya ketika datang ke sekolah mereka akan memakai rompi berwarna merah maroon yang memberitahu bahwa mereka adalah anak OSIS.
Rompi itu memang sengaja disediakan dan sudah menjadi peraturan bagi anak-anak OSIS untuk memakainya ketika berada di sekolah agar mereka mudah dikenali, namun terkadang masih ada beberapa orang yang memang tidak mau memakainya karena terlalu gerah, tapi kebanyakan dari mereka menuruti peraturan itu.
Jujur saja, rompi itu membuat mereka terlihat jadi cukup keren dan biasanya anak-anak OSIS akan selalu menjadi pusat perhatian di mana pun mereka berada karena keberadaan rompi tersebut yang terlihat mencolok di mata orang lain. Tapi, sebenarnya kegunaan dari rompi itu hanya untuk membedakan saja mana anak-anak yang tergabung dalam OSIS dan biasanya agar anak-anak lain juga lebih mudah memberikan beberapa laporan atau pengaduan penting kepada anak-anak OSIS.
Gemma benar-benar menaruh respect kepada mereka yang sudah mau mempergunakan hari libur terakhir mereka untuk melakukan kegiatan seperti ini. Sepertinya Gemma juga akan menjadi salah satunya, tapi laki-laki itu masih belum tahu saja apa sebenarnya tujuan dia datang ke sekolah di hari ini.