"Cih!!!" Grutu Maria, menutup handphone.
Maria mengedarkan pandangan kedepan. Melihat para stuff yang asyik didepan meja hidangan sambil dilayani oleh pelayan yang mengenakan seragam lengkap khas restoran pastry.
"Wahh, aku tak menyangka tuan Kenric seromantis ini." Stuff disisi lain berkata sambil menikmati menu coklat ditangannya.
"Nona Maria beruntung sekali menjadi wanita pilihannya, aku sungguh iri," suara samar dari sisi lainnya lagi.
"Hai. Kau ini! Tak pantas kau iri terhadapnya. Lihatlah dirimu. Kau sangat berbeda jauh dari nona Maria, bagaikan langit dan bumi."
Maria tentu bisa mendengar celotehan para stuff yang sedang membicarakan dirinya dan Kenric. Hal itu tentu membuatnya bertambah muak. Kenric sengaja menggemparkan tempat ini dengan mengirim langsung gerai coklat dari restoran coklat ternama. Sampai membuat para stuff terlalu beruforia hingga tak menyadari keberadaan Maria yang sudah berdiri didepan pintu ruang pemotretan.
"Nona, tuan Kenric memesan semua ini khusus untuk mu. Dan beliau memberikan kebebasan kepada para stuff untuk menikmati hidangan sebagai hadiah karena telah melayani mu dengan baik." Lapor Laurent.
"Si gila itu! Bukan hanya pintar memainkan wanita. Dia juga sangat piawai mencari simpatik," ketus Maria.
Maria menyadari bahwa ini salah satu permainan Kenric dalam sandiwara peran yang mereka mainkan masing-masing.
"Sungguh ini tak main-main nona," ucap pero yang baru saja keluar dari ruang pemotretan disusul dengan kru yang lain. Mereka memadati depan pintu (berdesakan) memanjangkan leher, mencari kebenaran tentang kabar penyediaan coklat panas yang diberikan tuan Kenric.
Maria dan Laurent menoleh menatap Pero secara bersamaan.
"Ohh…hmm…mm, maaf nona, saya terlalu bersemangat," lanjut Pero tak enak.
Maria mulai mengendalikan diri dibalik rasa kesal. Dia menarik napas panjang dan melepaskannya perlahan kemudian berkata, "Tidak masalah, silahkan nikmati," ujar Maria lembut.
Sangat wajar bila para stuff termasuk Pero merasa bersemangat melihat gerai The King Chocolate membentang dibagian ruangan perusahaan mereka. Karena The King Chocolate merupakan restoran coklat berbintang yang tak mungkin mereka kunjungi.
Bahkan, diantara mereka bermimpi saja rasanya tidak mungkin untuk menikmati coklat olahan chef pastry ternama didunia. Jadi, tak mungkin rasanya mereka menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
Pero dan team keluar secara teratur dari pintu ruang pemotretan. Tak lupa mereka membungkukkan diri dihadapan Maria. Dengan langkah yang sangat terlihat tak sabaran mereka menghampiri hidangan berbagai coklat yang siap disajikan oleh pelayan.
Sementara Maria, melanjutkan langkah, berjalan melewati hidangan menuju ruangan transit. Para pelayan yang menyadarinya langsung membungkuk hormat yang kemudian disusul oleh para stuff. Semua orang menunduk hormat. Seketika suasana hening, tak tedengar lagi celotehan para stuff yang menceritakan Kenric dan Maria.
Padahal jika dilihat, Maria hanya berjalan tanpa memberikan tekanan pada mereka.
*
"Kita kembali ke kantor tuan?" Tanya pria pemilik suara bariton.
Kenric tak menggubris pertanyaannya, dia tenggelam dalam pikiran.
"Menurutmu dia menikmati coklat panas itu?" Kenric balik bertanya.
"Ha…mmm, tentu, tuan." Jawabnya. Meski ia yakin sebenarnya, TIDAK.
"Haaah…, dia pasti sedang bergumam dan mengumpat ku habis-habisan," ucap Kenric sambil tersenyum puas.
Sipemilik suara bariton tersenyum tipis melihat gelagat bosnya dari pantulan kaca spion dalam mobil. Ia menarik kemudi dan melesatkan mobil Rolls Royce Phantom Solid Black dijalan raya yang terlihat lenggang.
Ia membiarkan Kenric memejamkan mata dalam duduk santainya dan kembali focus menunggangi si hitam phantom. Suasana lenggang dan tenang. Tak ada suara musik atau radio yang diputar. Sebeb, Kenric menyukai keheningan bila berada didalam mobil.
"Putar arah." perintah memecah keheningan yang belum lama tercipta.
Pemilik suara Bariton tebelalak, sedikit terkejut. Tapi dengan sigap ia langsung menjawab," Baik, Tuan."
Mobil Rolls Royce Phantom Solid Hitam menarik rem dengan cepat memutar arah kemudi mengambil jalan balik dan melesat dengan kecepatan tinggi.
*
"Senang bertemu dengan mu nona Maria." Sambut Margaret Perez.
Maria yang baru saja masuk kedalam ruang transit dibuat terkejut dengan sambutan Margaret dan Renzo yang sudah menunggunya. Keterkejutan itu karena melihat Renzo yang sudah stanby dengan menu-menu olahan coklatnya.
"Nona, senang bisa melayani mu hari ini," ujar Renzo. Menunduk. Diikuti oleh kedua pelayan yang berada dibalik meja.
Pria berumur 62 tahun ini adalah pemilik sekaligus chef executive direstoran The Khing Chocolate. Beliau merupakan chef yang sudah dinobatkan sebagai chef pastry terbaik didunia.
"Saya diperintahkan langsung oleh tuan Kenric untuk melayani mu nona?" Timpalnya.
'HARUSKAH?!! Si GILA ITU BENAR-BENAR NORAK' dumel Maria dalam hati.
Dia mengedarkan pandangan, melihat menu-menu olahan coklat sudah terhidang spesial untuknya. Pandangannya pun tak luput melewati pelayan yang berdiri dibalik meja.
'KAU PIKIR BISA MEGALAHKAN KU DENGAN INI?!'dumel Maria lagi dalam hati.
"Kalian membuat semua orang iri nona Maria. Saat masih muda dulu aku tak pernah diperlakukan suamiku seperti ini. ha ha ha," gurau Margaret.
'IRI? Cih!!. Apa yang kalian irikan dengan hal norak seperti ini. Bagi ku sangat memalukan' batin Maria.
Renzo tersenyum lebar, chef pastry ini memang dikenal sebagai orang yang humble dan humoris. Baju putih ala chef yang dikenakannya sudah tampak sedkit kekecilan dari badannya yang gumpal. Tubuh yang tidak terlalu tinggi memperlihatkan bagian buncit dari perutnya.
"Silahkan duduk nona Maria," lanjut Margaret.
Sebagai ceo perusahaan majalah WORKS sudah menjadi kewajiban baginya untuk menyambut tamu undangan seperti nona Maria.
"Saya berharap nona Maria nyaman berada ditempat kami," ujarnya.
Maria membalas dengan senyum tipis.
"Hari ini para stuff pasti sangat bergembira," timpal Margaret.
"Moana co gold nona," ucap Renzo sambil meletakkan menu.
"Renzo duduklah," ucap Maria, tak terduga.
"Hm, mm, tidak apa nona. Saya berdiri disini saja." Jawab Renzo.
"Ini bukan direstoran mu. Jadi, tak usah terlalu formal. Duduklah." Ucap Maria.
Renzo yang berdiri disebelah kanan Maria memutuskan untuk ikut duduk bergabung dengan mereka.
Maria dan Renzo memiliki hubungan yang sangat baik. Jelas saja, Renzo merupakan paman dari Maria. Yang artinya, ia adalah adik sepupu dari Sorenda. Keluarga Sorenda merupakan keluarga yang tumbuh didunia kuliner.
*
Mobil Rolls Royce Phantom Solid Hitam masuk ke basment menuju tempat parkir. Si pemilik suara bariton bergegas turun dan membukakan pintu belakang. Kenric turun dan melangkah panjang. Mereka berjalan menuju lift.
Drettt…drett…drettt, getaran handphone Kenric. Dia mengeluarkan handphone dari saku jas. Dan mengabaikan panggilan itu.
Handphone kembali bergetar. Namun kali ini, getaran itu tidak berasal dari handphone milik Kenric. Melainkan, handphone si pemilik suata bariton.
Tak lama dari itu, pintu lift terbuka. Beberapa orang pelayan sudah menunggu mereka tepat didepan pintu lift bersama seorang yang tampak tak begitu asing.