Chereads / Sebuah Takdir Tuhan / Chapter 4 - Satria

Chapter 4 - Satria

Jessy menikmati es krim nya di depan Bella yang sejak tadi hanya terdiam saja, namun tanpa di sadari tukang es krim itu berhasil mengejutkan mereka.

"Maaf mbak, mbak mau es krim juga seperti temennya itu?" Tanya penjual es krim itu berhasil mengejutkan Bella yang melamun.

Bella memberikan senyum tipis nya, "heum, boleh pak, saya satu ya, yang rasa stroberi aja, saya nggak suka coklat soalnya," balas Bella dan di balas anggukkan kepala oleh penjual itu.

Jessy yang melihat interaksi antara Bella dan si penjual es krim itu pun mengernyitkan dahi nya.

"Pake gaya-gaya an, nggak suka es krim coklat, ini enak tau," cerocos Jessy dan membuat Bella membolakan mata nya.

"Ya kali lu doang, kalo gue mah nggak suka, pahit," balas Bella sambil mengedipkan matanya, menunjukan ekspresi kepahitan.

Jessy terkekeh. "Yang pahit itu bukan es krim nya, yang lebih pahit itu kehidupan lu," balas Jessy kemudian ia pun tertawa sambil meninggalkan Bella disana.

Bella yang melihat Jessy meninggalkan nya pun menjadi heran, "Eh mau kemana lu?" Tanya Bella.

"Gue males ya nungguin lu terus dari pertama tadi gue kerumah lu, masa disini gue nungguin lu terus sih?" Tanya Jessy dan menikmati es krim nya.

"Gue tunggu lu di bangku sana, tenang aja lu nggak akan hilang kok disini, kalo hilang juga gue bakalan bantu cariin lu," balas Jessy diiringi kekehan kecil.

Bella tak menghiraukan Jessy yang akan pergi kemana, yang terpenting dirinya terjauh dulu dari Jessy untuk sementara waktu ini.

"ini mbak, es krim nya udah jadi," si penjual itu memberikan sebuah es krim kepada Bella, Bella pun dengan senang nya menerima es krim itu.

Bella memberikan uang kepada penjual es krim itu, "ini pak, makasih ya?" Tanya Bella dan hendak pergi dari sana, namun sebelum itu langkah Bella terhenti karena teriakan penjual es krim itu.

"Mbak-mbak, tunggu sebentar," panggil penjual es krim itu dan menghampiri Bella.

Bella pun mengernyitkan dahi nya. "Ada apa pak? Saya kan udah bayar," balas Bella yang merasa risih jika penjual es krim itu memanggil nya seperti dirinya tidak membayar es krim.

"Iya mbak, mbak memang udah bayar, tapi temen mbak itu yang belum bayar," balas penjual es krim itu sambil menunjuk kearah Jessy yang tengah duduk di sebuah bangku yang ada di sekitar taman.

Bella mengernyitkan dahinya dan menunjukan tatapan tajam nya kearah Jessy yang tiba-tiba melambaikan tangannya kearah Bella.

"Dasar manusia nggak punya dosa," gerutu Bella kesal dalam hati. "Gimana mbak? Mau bayar atau enggak?," Tanya penjual es krim itu.

"Emangnya kalo nggak bayar boleh?" Tanya Bella dan membuat penjual es krim itu terkekeh.

"Ya jangan gitu lah mbak, kan temen nya mbak tadi bilang kalo yang bayarin es krim nya itu mbak," jelas penjual es krim itu dan berhasil membuat Bella jauh lebih kesal.

Ia menghela nafas nya panjang, "Untung temen gue, kalo enggak gue udah pecat tuh orang," gumam Bella dalam hati nya berusaha sabar menghadapi teman satu nya itu.

Bella mengeluarkan dompet dari tas kecil nya, namun betapa terkejutnya Bella yang tidak mempunyai uang lagi selain itu tadi.

Bella berusaha mencari nya lagi namun hasilnya nihil, "Aduh maaf pak, saya nggak ada uang lagi, saya belum ngambil dari ATM," balas Bella dan membuat penjual es krim itu menghela kasar.

"Terus gimana ini mbak? Bisa rugi dong saya?" Tanya penjual es krim itu dan berhasil membuat Bella hanya menundukkan kepalanya saja.

"Ini pak, biar saya yang bayarin," jelas seorang pria yang baru saja datang bergabung dengan mereka, sambil memberikan selembar uang kertas kepada penjual es krim itu.

Bella yang melihat itu hanya bisa melongo saja, "Eh nggak papa nggak usah kok, jadi ngerepotin," jelas Bella yang merasa sungkan.

Namun saat Bella melihat wajah orang itu, seperti merasa tak asing lagi dengan orang itu. "Lu, orang yang tadi nggak sengaja gue tabrak kan?" Tanya Bella dan di balas senyuman oleh pria itu.

"Iya, ternyata kamu masih ingat sama saya," balas pria itu sambil terkekeh pelan, Bella pun tersenyum.

"Oh iya, nanti kalo gue habis ngambil uang di ATM, gue bakalan gantiin kok," ujar Bella yang merasa tak enak, namun dengan cepat pria itu menggelengkan kepalanya.

"Nggak papa kok, lagian saya ikhlas membantu nya, nggak usah di ganti," jelas pria itu.

Bella tetap menggelengkan kepalanya, "Nggak, sekarang gue minta nomor handphone lu," pinta Bella dengan nada yang tidak mau di bantah.

"Eh untuk apa?" Tanya pria itu yang bingung Dengan Bella yang tiba-tiba saja meminta nomor handphonenya.

Namun disisi lain, pria ini juga merasa senang jika Bella meminta nomor handphonenya, dari pertama kali mereka bertemu, pria ini merasa bahwa dirinya sudah jatuh hati kepada Bella.

"Udah mana sini," balas Bella dan membuat pria ini terpaksa namun senang jika Bella meminta nya, pria ini pun mulai menyebutkan nomor nya dan Bella segera mengetikan di handponenya.

"Nama lu siapa? Biar gue save nih," jelas Bella dan membuat pria itu tersenyum tipis.

Bella yang melihat pria itu hanya tersenyum saja membuat Bella menjadi heran, "Hei? Gue nanya, nama lu siapa? Bukan nya senyum-senyum kayak gitu," jelas Bella kesal yang sedari tadi diabaikan.

Pria itu hanya bisa memalingkan wajah nya kearah lain karena dirinya telah tertangkap basah oleh Bella.

"Heum iya tadi kamu nanya apa?" Tanya pria ini yang tadi nya gagal pokus dan sama sekali tidak mendengarkan apapun yang di katakan oleh Bella.

"Gue nanya, nama lu siapa? Biar gue save," jelas Bella sekali lagi dan membuat pria itu mengaggukan kepalanya.

"Tulis ajah Satria," jelas pria itu yang diketahui namanya adalah Satria, Bella mengaggukan kepalanya, ia sudah menyimpan nomor pria itu.

"Oke, nanti atau besok, gue bakalan ngebalikin uang lu tadi, nanti gue minta lu share lock rumah lu," jelas Bella dan di balas anggukan kepala oleh Satria.

"Oh iya, gue duluan ya?" Tanya Satria dan di balas anggukan kepala oleh Bella, Satria kembali melanjutkan Joging nya yang tadi sempat terganggu itu.

Bella berjalan kearah bangku yang disana ada Jessy, Bella menatap kesal kearah nya, "lu Napa sih? Datang-datang cemberut kayak gitu? Asem tau nggak kalo di lihat," jelas Jessy dan membuat Bella menghela nafasnya kasar.

"Lagian lu juga ngapain sih? Kalo nggak punya uang lebih baik nggak usah beli es krim dong, nyusahin gue aja," jelas Bella begitu kesal, dan hal itu membuat Jessy tertawa lepas.

"Nyusahin atau beruntung lu?" Tanya Jessy dan membuat Bella mengernyitkan dahinya.

"Beruntung? Beruntung apa nya? Yang ada malah buntung gue," jelas Bella dan sama sekali tidak dipercayai oleh Jessy.

"Mana ada orang yang lagi jatuh cinta itu buntung? Yang ada itu malah seneng," mendengar itu membuat bella mengehela nafasnya panjang.

"Siapa yang lagi jatuh cinta sih Jess? Perasaan lu dari tadi ngomongin itu Mulu deh, muak gue denger nya," jelas Bella yang begitu jujur seratus persen.

"Udahlah, lagian lu tadi ngapain berduaan sama tuh cowok lagi?" Tanya Jessy yang begitu penasaran.

"Ya gara-gara lu beli es krim nggak mau bayar sendiri, gue juga nggak ada uang belum ambil di ATM, jadi dia tadi yang nolongin gue," balas Bella dan membuat Jessy terkekeh.

"Nggak papa, lu suka kan ketemu lagi sama dia? Udah tampan baik lagi," ujar Jessy yang seraya menggoda sahabatnya itu.

"Btw nama dia siapa? Gue yakin lu udah tau deh nama nya siapa," tanya Jessy yang tadi sempat melihat bahwa Bella mengetikkan sesuatu di handpone nya.

"Iya lah gue tau, nama nya Satria, kenapa? Mau lu jadiin dia gebetan juga?" Tanya Bella dan membuat Jessy memajukan bibirnya kesal.

Bersambung...