Jessy sudah menunggu Bella yang katanya siap-siap akan ikut pergi bersamanya, sudah cukup lama juga Jessy menunggu Bella.
Biasalah namanya juga Bella jika sudah di tunggu temennya bukannya cepet-cepet malah santai, berbeda dengan Jessy jika sudah ada temennya datang kerumahnya dan mau mengajaknya keluar maka dia cepet-cepet bergegas agar tidak membuat temannya menunggu.
Namun apalah daya seorang Jessy yang sudah mengenal Bella sejak kecil, bahkan Jessy pernah menegurnya namun dengan mudahnya Bella tak menghiraukan Jessy.
Jessy yang sudah mulai bosan memainkan ponselnya itu, ia meletakan kembali ponselnya di dalam tas kecil yang ia bawa, ia berjalan kearah kamar mandi yang dimana disana sudah ada Bella.
"Bella lu di dalam ngapain ajah sih? Lu tidur ya? Lama bener mandi nya," Jessy yang sudah tak sabaran itu pun menggerutu kesal dan menggedor gedor pintu kamar mandi Bella.
Bella yang tengah mengganti baju di dalam sana hanya bisa membolakan matanya kesal, "Iya bentar ngapa sih? Orang lagi ganti baju juga, udah lu tunggu ajah disana, bentar lagi gue keluar juga kok," balas Bella dengan sedikit menaikan suaranya agar terdengar dari luar.
Jessy mendesis kesal, "Yaelah dari tadi lu ngapain ajah sih? Gue harap lu nggak tidur di dalam sana," mendengar ucapan Jessy itu membuat Bella terkekeh pelan.
Memang benar sih yang dikatakan oleh Jessy itu, Bella tadi sempat tertidur di saat dirinya berada di dalam bak mandi, namun dengan segala kelicikan Bella, Bella tidak pernah mengakui itu.
Yang Bella mau dia harus menang sendiri, jika dia mengatakan yang sejujurnya, entahlah apa yang akan terjadi dengan dirinya.
Pasti si Jessy akan mengomel-ngomel dan pastinya bikin telinga Bella jadi membeludak, Bella tidak mau itu terjadi, lagian tadi Bella juga nggak sengaja, nggak ada salahnya kan? Hehe.
Bella yang merasa sudah dengan ganti bajunya itu, ia berjalan mendekat kearah pintu, ia membuka kenop pintu dan betapa terkejutnya Bella saat membuka pintu dan melihat langsung Jessy yang sudah ada di depan pintunya.
"Astagfirullah, ini anak, untung gue nggak jantungan," kejut Bella memegangi bagian jantung nya berada, Jessy yang melihat penampilan Bella itu hanya bisa melongo saja.
"Hei? Lu ngapain mandangin gue kayak gitu? Lu terpesona ya? Ngaku ajah lu," ujar Bella sambil menggoda sahabatnya itu, Jessy yang tersadar dari bengong itu langsung mengalihkan pandangannya.
"Halah ngaku ajah iya kan? Bukti nya ajah waktu gue bilang gitu lu langsung buang pandangan lu?" Tanya Bella yang sudah bisa menebak nya itu.
Jessy terkekeh. "Iya-iya lu cantik banget hari ini, tapi maaf ya, kecantikan lu itu nggak bisa ngalahin kecantikan gue," jelas Jessy.
"Kecantikan gue ini nggak ada tandingannya ya? Lu tau kan?" Tanya Jessy dan membuat Bella tertawa sekaligus mengaggukan kepalanya.
"Ya iya lah nggak ada tandingannya orang tua lu cuma punya anak cewek lu doang, coba lu jadi gue pasti ada tandingannya," balas Bella dan membuat Jessy ikutan tertawa.
Bella berjalan kearah meja riasnya sedangkan Jessy duduk di ranjang Bella, "Tapi emang bener loh Bell lu hari ini kelihatan beda banget gitu dari sebelumnya," balas Jessy yang masih saja membicarakan kecantikan Bella.
Bella hanya tersenyum tipis di wajah nya, "Masa sih? Kok gue ngerasa kayak biasa ajah ya?" Tanya Bella sambil memberikan bedak bayi tipis di wajahnya.
Bella berbeda dengan teman-temannya yang lebih menyukai produk-produk kecantikan yang biasanya di sebut skincare itu, Bella lebih nyaman menggunakan bedak bayi itu saja.
Karena di kulit putihnya yang alami itu sudah tidak membutuhkan yang namanya skincare, Bella takut jika nanti salah memilih produk skincare atau tidak cocok itu akan merusak wajah cantiknya saja.
"Beneran Bell, ngapain juga gue bohong sih? Apa jangan-jangan lu emang sengaja ya mau cari cowok baru?" Tanya Jessy itu yang berhasil membuat Bella berhenti sejenak dari aktifitas nya.
Bella memposisikan tubuhnya mengahadap kearah Jessy yang sudah ada di atas ranjang nya, "Hwum, lu itu ya kebiasaan, orang cantik dikit, orang penampilan beda dikit, pasti nyangkut nya kesitu, kalo engga gimana?" Tanya Bella yang malas membicarakan tentang cowok.
"Kalo engga ya ngga papa, orang gue cuma nebak ajah, masa lu masih mengharapkan cowok yang lu suka itu sih? Kan dia juga nggak jelas juga, ngapain di tunggu?" Tanya Jessy berhasil membuat Bella menjadi bingung.
"Nggak jelas gimana maksud lu?" Tanya Bella yang masih belum juga kunjung paham Dengan maksud Jessy itu.
Jessy menghela nafasnya panjang, "Kan jadi gini, lu suka kan sama cowok itu, siapa sih namanya, entahlah gue males nyebutnya, yang ada gue nanti terpesona sama dia," jelas Jessy yang mulai menceritakan nya.
Memang benar, orang yang dikagumi oleh Bella itu cukup pandai menjaga iman dan agamanya juga, siapa wanita yang tidak tergila-gila dengan pria yang seperti itu?
Tampan? Tentu saja tampan, Baik luar dalam juga, maka dari itu Jessy meminta Bella agar mencintai pria lain dan melupakan perasaannya dengan pria itu.
Namun setiap kali Jessy mengatakan itu, alasan Bella hanya satu, Nggak bisa karena dia cinta pertamanya, nah itu susah jika menasehati orang yang di landa asmara.
"Kenapa lu nggak coba cari cowok lain ajah sih? Biar lebih jelas gitu, kalo lu masih menetap sama orang yang lu suka saat ini, mau Sampai kapan lu nunggu nya?" Tanya Jessy dan membuat Bella mengehela nafasnya kasar.
Lagi-lagi Bella mendengar pertanyaan ini lagi dari mulut Jessy, jika boleh jujur saja ya? Bella sudah bosan mendengar pernyataan ini terus.
"Ya ngga tau, Sampai dia datang dan udah menyelesaikan pendidikan nya, mungkin masih ada harapan untuk gue mengejar cinta gue itu," balas Bella dan membuat Jessy melongo mendengarnya.
"Ya kali dia datang? Kalo engga Gimana? Lu tau kan dia berpendidikan tinggi, tampan, akhlak nya baik juga, pasti nya banyak cewek di luar sana yang iman nya setara sama dia dan mencintai dia Bell," balas Jessy berusaha meyakinkan hati Bella.
"Iya sih emang bener ada banyak cewek diluar sana yang jauh lebih pantas mendapatkan dia, tapi gue yakin kalo gue masih ada harapan untuk mendapatkan cinta dia Jess," balas Bella dan membuat Jessy menjadi pusing mendengar nya.
Ini nih yang malas di dengar oleh Jessy jika Bella tidak bisa di kasih tau dan nggak mau mendengarkan saran dari dirinya.
"Hwum, gue heran deh sama lu Jess, lu suka menasehati gue, tapi lu sendiri nggak jauh berbeda dari gue," ujar Bella dan membuat Jessy mengernyitkan dahinya.
"Maksud lu?" Tanya Jessy yang masih tidak paham, tidak jauh berbeda? Contoh nya? Jika kecantikan memang benar, Jessy tidak jauh berbeda dengan Bella yang begitu cantik dan anggun itu.
"Ya iya lah, lu kan senasib sama gue, dan lu nggak jauh lebih berbeda dari gue, lu juga sama kan mencintai seseorang yang nggak jelas kayak gue?" Tanya Bella dan berhasil membungkam mulut Jessy.
Sehingga Jessy hanya mampu memberikan senyum tipisnya saja, "Hehe lu itu emang ya, kalo diajak ngomong nggak mau ngalah," balas Jessy yang mulai merasa malu sendiri.
Memang benar, Jessy juga sama dengan Bella, sama-sama mencintai pria yang tidak jelas, atau bahkan tidak tau kedepannya.
Mereka juga sama saling mengingatkan nya, namun begitu lah tidak ada diantara mereka yang mau mendengarkan saran dari salah satu mereka.
Namun mereka tidak ada habisnya untuk mengingatkannya, jika di salah satu mereka yang ada sakit hati mungkin mereka saling menguatkan.
Sakit hati? Bukan kah mereka tidak mempunyai kekasih? Ya memang benar, mencintai dalam diam jauh lebih sakit daripada memiliki masalah dengan kekasih.
Mungkin disini tidak hanya Bella dan Jessy saja yang pernah mengalami seperti ini, banyak orang juga yang mengalami seperti itu.
"Udahlah, gue males bahas ginian, mau berangkat atau mau disini ajah nih?" Tanya Bella yang sudah beranjak dari meja rias.
Jessy mengaggukan kepalanya, "Iya-iya, Gue mau ikutan ah, masa gue lu tinggal disini, nggak mau lah, horor, rumah sepi gini juga," mendengar itu membuat Bella menghela nafas nya kasar.
"Enak ajah kalo ngomong, yang membuat rumah ini horor itu dengan kehadiran lu di pagi-pagi seperti ini," balas Bella dan membuat Jessy terkekeh menyenggol lengan Bella.
"Udah, mau lihat cowok tampan atau engga nih?" Tanya Bella dan tentu nya di balas anggukkan kepala oleh Jessy.
"Iya dong, ayo, kalo masalah gini gue jago nya nih," balas Jessy dan membukakan pintu utama rumah Bella dan berjalan menuju ke bagasi rumah Bella.
"Ini cerita nya lu ngajakin gue jalan-jalan tapi pakai mobil gue nih?" Tanya Bella yang tidak Melihat Jessy memarkirkan mobilnya di depan rumah nya.
Jessy terkekeh. "Iya lah, gue lagi males tau ngeluarin mobil gue dari bagasi, ada mobil bokap gue, jadi susah ngeluarin nya" balas Jessy.
Bella hanya melongo saja, kebiasaan Jessy jika sudah mengajak nya untuk keluar pasti menggunakan mobilnya, Bella tidak pernah mempermasalahkan itu.
Yang ngajak keluar siapa yang ngeluarin kendaraan siapa? Nah itu masalahnya, tapi yaudah lah, daripada di rumah sendirian lebih baik keluar juga kan?.
Beruntung juga Bella mempunyai teman seperti Jessy yang bisa saja membuat nya terhibur di situasi seperti saat ini.
"Mangkanya bagasinya tuh dilebarkan lagi, atau jika perlu, rumah lu bongkar ajah buat bangun bagasi," balas Bella diiringi kekehan kecil dan masuk kedalam mobilnya.
"Bisa aja lu, manusia cantik tapi aneh" balas Jessy dan membuat Bella tertawa mendengar nya.
Bersambung...