Chereads / Cinta Pertama di SMA / Chapter 15 - 15 Selalu Salah

Chapter 15 - 15 Selalu Salah

"Aduh, ini gimana? Ya udah, ayo kita pulang ke rumah." Amanda panik dan mencoba membawa Tika.

"Aku nggak bisa berdiri, kak, sakit banget!"

Amanda memapah Tika sekuat mungkin, aplagi rumah mereka terasa sangat jauh apabila jalannya seperti ini. Di saat bersamaan Nining datang bersama Dodi, akan tetapi Amanda tidak melihat mereka hanya Tika yang melihat kedatangan kedua orangtuanya tersebut. Seketika senyum Tika terbit begitu saja, rencananya sudah bisa di mulai.

Tika melepaskan diri dari Amanda begitu melihat sebuah mobil dari arah yang berlawana.

Tika menarik tangan Amanda dan melepaskkan di bahunya, seakan Amanda mendorong Tika tepat di tengah jalan saat mobil itu melaju kencang.

"Tika"

Tubuh Tika terhempas di pinggir jalan bersimpuh darah, Amanda sangat terkejut dan tidak bisa berpikir apa yang Tika lakukan barusan. Tika tertabrak mobil, Nining dan Dodi melihat hal tersebut seperti Amanda sengaja mendorong Tika. Nining berlari dan memangku tubuh Tika yang sudah dilumuri darah. Sementara Amanda panik dan menghampiri mereka.

"Mama, Tika tadi_"

"Diam kamu! Kamu pasti sengaja, kan, membuat Tika celka?!"

Amanda tersentak karena bentakkan Nining.

"Mas, buruan bawa Tika ke rumah sakit!!" Teriak Nining dalam keadaaan menangis.

Dia tidak percaya dengan kejadian barusan. Dodi pun tersadar dan langsung menggendong Tika dan membawanya ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit. Tika langsung dimasukan di ruangan UGD.

Amanda melihat kedua orangtuanya terutama sang Mama, dia tidak percaya dengan tuduhan Nining tadi, untuk apa dia sengaja mencelakai Tika?

Nining tak henti-hentinya menangis." Anak kita akan selamat, kan, mas? Iya, kan, ?" Isak Nining dipelukan Dodi.

"Ssst.. kamu nggak boleh ngomong gitu, kita serahkan semuanya kepada allah," ucap Dodi mengelus punggung istrinya.

Nining lalu menatap Amanda, tatapannya langsung murka, "ini semua gara-gara kamu!" Nining membentak Amanda membuat gadis itu bingung.

"Maksud Mama apa? Salah aku apa?

Kamu tanya salah kamu? Kamu yang buat Tika celaka, kamu pikir saya tidak melihat perbuatan kamu?" Kamu sengaja mendorong dia dan akhirnya seperti ini !!" Bentak Nining, kejadian tadi memang terlihat jika Amanda sengaja mendorong Tika tanpa tahu jika gadis itu sendirilah yang sengaja menabrakan diri.

"Mama salah paham, aku nggak dorong Tika. Aku cuma bantu dia karena dia sakit perut, tapi tiba-tiba dia_"

"Kamu tidak usah bohong saya melihat dengan jelas kalau kamu mendorong dia! Apa salah dia ke kamu. Amanda?" Nining memotong penjelasan Amanda.

"Sudah kita nggak tahu yang sebenarnya, kamu jangan langsung salahkan Amanda."bela Dodi saat Amanda ingin menangis.

"Kalau sampai Tika terluka parah, kamu harus bertanggung jawa, Amanda."tunjuk Nining penuh Amarah.

"Kenapa Mama seperti ini? Kenapa Mama berubah? Mama nggak seperti sebelumnya, Mama nggak pernah benta aku."isak Amanda

Saya tidak sudi kamu memanggil saya Mana lagi, mulai detik ini saya tidak pernah mempunyai anak seperti kamu!

Saya tahu jika kamu sengaja melakukan itu pada Tika, kan? Karena tika mengirimkan pesan pada saya jika. kamu mau berbuat jahat sama dia, kamu memang seharusnya tidak di lahirkan di dunia ini." Dasar anak pembawa sial.

Isakan Amanda terhenti saat mendengar kalimat terakhir Nining. Apakah dia tidak salah mendengar? Mamanya sendiri mengatakan bahwa dia anak pembawa sial. Mengapa wanita itu tega mengatakan seperti itu pada anak kandungnya sendiri.

"Apa yang kamu katakan, Nining!?" bentak Dodi.

"Kenapa? Apa yang aku katakan semuanya benar, mas. Dia memang anak pembawa sial!!"

"Dia anak kamu, anak kita, dan bukn pembawa sial!!" Tegas Dodi.

Amanda mendekati Nining. "Ma, Amanda tahu kalau memang Mama emosi, tapi ucapan Mama tadi bercanda, kan? Amanda anak Mama, Amanda sayang Mama. Maafin Amnda, Ma, tapi Tika kecelakaan bukan karna Amanda," isak Amanda mencoba membujuk Nining, karena siapa tahu wanita itu hanya emosi dan mengatakan hal yang tidak seharusnya.

"Terus salah siapa? Saya lihat kamu mendorong Tika!"

Amnda memang merasakan kalau Tika sengaja memindahkan tangannya ke bahub dan mendorong dirinya ke tengah jalan.

Gadis itu tidak merasakan jika ada yang tersembunyi yang sedang di rencanakan Tika. Tapi Amanda menunggu Tika sadar dan meminta penjelasan

"Kalau memang nggak percaya, kita tunggu Tika sadar. Dia pasti jawab sesuai yang Amanda katakan," kata Amanda. Nining terdiam memikirkan lalu mengangguk.

Mereka kemudian masuk ke ruangan Tika setelah Tika di nyatakan sadar dan tidak terluka parah, mereka bertiga mendekati gadis itu yang terbalut perban.

"Sayang, kamu masih ingat Mama, kan?" Tanya Nining.

"Iya, Ma, aku ingat, kok," jawab Tika tersenyum menatap mereka satunpersatu, lalu tatapannya terhenti pada Amanda. Gadis itu memulai aktingnya kembali." Kenapa dia ada dibsini, Ma, ?

Aku nggak suka lihat dia, dia jahat, dia mau bunuh aku!" Teriak Tika menunjuk Amanda.

Amanda bingung dengan tingkah Tika, kenapa Tika seolah menyalahkan dia? "Tika, kamu kenapa? Maksud kamu apa? Kakak nggak mau bunuh kamu," jelas Amanda.

"Ini yang kamu bilang saya harus percaya,"bentak Nining.

"Tika, jelsin sekarang ke Mama. Kakak nggak pernah mau mendorong kamu, tapi kamu sendiri yang_"

"Cukup, Amanda, mending kamu keluar!" Usir Dodi ingin menenangkan suasana, biarkan Amanda keluar dulu dari ruangan ini, dia tahu ada yang tidak beres dengan salah satu putrinya ini.

Tika tersenyum licik melihat kedua orangtuanya yang menyalahkan Amanda dia sudah menang.

Rasain, ini belum seberapa, batin Tika.

Dia sengaja jebak aku, apa yang dia rencanakan? Kenapa semuanya berubah, kenapa Tika seperti itu? Batin Amanda.

Hari ini , OSIS pergi liburan setelah festipal lampion diadakan. Tujuan utama liburan ini sekadar refresing. Tempat yang di tuju adalah pemandian. Setelah menaiki pesawat rombongan SMA MEKAR kembali menggunakan bus untuk ketempat tersebut.

Bus yang di gunakan oleh pengurus OSIS ada dua, bus A dan bus B. Kali ini Amanda dan Roy berada dalam satu bus yang sama, yaitu bus B. Seperti pertama kali bertemu, mereka berdua kembali memperebutkan kursi.

"Lo tuh cowok, harus mengalah sama cewek," kesal Amanda.

"Apa salahnya, sih, kita duduk berdua? Di kelas, kan, kita terbiasa duduk berdua," balas Roy acuh.

"Makanya kali ini gue mau dusuk sama Nabila dulu Roy,"

Ucap Amanda mencoba membujuk Roy.

"Eh, Nab, nih sebelah gue kosong!!" Seru Riko menepuk sebelahnya.

"Gue mau dusuk bareng Amanda!!!" Kata Nabila.

Tadinya Amanda ingin duduk berdampingan dengan Nabila karena Irma berada di bus A bersama Fadli, tapi Roy buru-buru mengambil tempat itu karena ingin duduk bersama Amanda.

"Nggak mau, titik," balas Roy.

"Ih, lagian kenpa, sih, lo duduk duluan, utamakan cewek," Amanda tak mau kalah dia masih saja melnjutkan perdebatan.

"Gue utamakan, kok, tuh buktinya masih ada yang kosong di samping Riko." Tunjuk Roy. Dia ingin duduk bersama Amnada. Makanya dia bersikap egois.