Chereads / Cinta Pertama di SMA / Chapter 16 - 16 Pergi Liburan

Chapter 16 - 16 Pergi Liburan

"Utamakan apanya? Lo nggak kasih tempat ini, minggir lo!" Kesal Amanda mendorong lengan Roy sekuat mungkin tapi usahanya nihil karena tubuh Roy lebih besar.

"Gue mau duduk sama Amanda, bukan sama Cowok," tunjuk Nabila ke Riko.

"Kita tuh semuanya saudara, jadi cewek atau cowok nggak ada bedanya.

Lo juga tahu pas kita LDK, pembina bilang kalau kita satu organisasi, di sana kita nggak hanya belajar jadi pemimpin, tapi melatih persaudaraan.

Itu sebabnya di OSIS kita punya pasal yang sangat keramat kalau di langgar.

Lo tahu sendiri konsekuensinya apa kalau kita melanggar pasal itu,"sahut Gilang yang baru saja naik bus dan mendengar perdebatan mereka berdua. Ucapan Gilang membuat mereka berempat menoleh dan terdiam karena ucapan ketos itu memang benar sekali.

"Jadi lo berdua duduk bareng, dan Nabila biar sama Riko," lanjut Gilang.

"Tuh, dengar apa kata ketos," ucap Roy.

"Dasar nyebelin," kesal Amanda. Jadilah Amanda duduk bersama Roy, Nabila dan Riko. Amanda sangat kesal dengan kelakuan Roy yang kembali menyebalkan.

"Di bus ini lo jadi ketua rombongan dan gue di bus A," seru Gilang menunjuk Roy.

"Oke."

"Nih, sebelum berangkat lo absen mereka dulu." Roy menerima kertas absen yang diberikan Gilang.

"Dengar nama kalian!!" Teriak Roy saat temannya yang duduk di belakang tidak fokus.

Roy mengabsen satu per satu nama yang ada di kertas itu.

Kini giliran nama Amanda. Tapi Roy sengaja menggoda Amanda supaya dia marah.

"Amanda Praticia."

"Hadir,"ujar Amanda.

"Kurang kencang," balas Roy dan Amanda menatap tajam ke arahnya.

"Dasar budek."

"Nggak ada yang namanya budek di sini."

"Hadir!" Teriak Amanda membuat seisi bus tertawa.

"Nah, gitu, dong. Kita, kan mau liburan, jadi harus semangat," sengir Roy.

"Dasar Lo nyebelin!" Kesal Amanda karena Roy membuatnya kesal.

"Nggak ada binatang di sini, Amanda sayang," kata Roy lembut.

"Itu bakicot, bego!" Sontak semuanya tertawa kembali karena perdebatan mereka yang terdengar lucu.

Di tengah perjalanan Amanda merasa suntuk karena suasana sangat hening.

Biasanya saat dia pergi liburan bersama teman kelasnya dulu, suasana bus sangat ramai karena ada musik. Perlahan Amanda sangat mengantuk dan mencari posisi nyaman untuk tidur tapi tidak bisa. Amanda ingin sandar di bahu Roy, tapi dia malu dan gengsi nanti disangka modus.

Diam-diam Roy peka dengan gerak-gerik Amanda. Dia tahu kalau cewek itu sudah mengantuk. "Kalau ngantuk dih bahu gue," tepuk Roy pada bahunya.

"Ogah," gengsi Amanda.

"Nggak usah gengsi kali," cibir Roy

"Siapa juga yang gengsi," sangkal Amanada.

"Kita,kan, berteman. Masa lo gitu, sih," ucap Roy.

"Iya, tapi gue nggak mau repotin lo," kata Amnda.

"Nggak apa-apa kali, sini tidur aja," kata Roy menuntun kepala Amanda agar meletakkan kepalanya di bahunya.

"Eh, nggak usah," tolak Amanda.

"Ck! Dasar perempuan, gengsinya tinggi amat kaya menara apel," decak Roy.

"Menara Eifel, bukan menara apel," ejek Amanda.

"Sarah gue, dong mau ngomong apa."

"Sementara lo aja, deh," kesal Amanda dan terpaksa tidur dengan posisi sulit.

Roy memperhatikan Amanda sudah tidur dengan posisi menempelkan wajahnya ke jendela. Diam-diam Roy menuntun kepala Amanda agar bersandar di bahunya dengan pelan-pelan. Roy mengelus rambut Amanda.

"Cantik tapi nyebelin. Kemarin aja nangis peluk gue, eh sekarang jual mahal,"

Gumam Roy kemudian ikut tertidur.

Dua puluh menit kemudian Amanda bangun dan terkejut melihat tangannya ternyata memeluk Roy dari samping. Buru-buru dia melepaskan tangannya

Dan duduk dengan posisi semula. Satu kebiasaan Amanda yaitu hatus memeluk sesuatu agar dia nyaman tidur. Di kamarnya saja dia diapit dua guling. Saat kekanan isi hekteran akan memeluk guling. Saat kekanan dia akan memeluk guling itu begitu pun sebaliknya.

"Kenapa di lepasin?" Tanya Roy, dia sudah bangun saat Amand buru-buru menyingkirkan tangan dan tubuhnya.

Amanda menoleh, "Apaan?

"Padahal gue udah nyaman dipeluk sama lo, serasa suami yang dipeluk istrinya," goda Roy sambil mengimoulkan kesadarannya.

"Baru juga sekola, udah pikir suami-isteri," decak Amanda.

"Oh, berarti lo mau ngomong gitu kalau kita udah tama, yah? Entar tinggal nunggu berapa bulan lagi, baru gue lamar lo, deh," goda Roy menyenggol tangan Amanda.

"Ngarep,"balas Amanda

"Ih, dasar cewek," ejek Roy.

"Yang bilang gue cowok siapa?" Tanya Amanda.

"Pasti lo nyaman juga, kan, peluk gue? Untungnya lo peluk gue, kalu lo peluk Ucup bisa berabe," tawa Roy.

"Kenap, sih, satu kelas mengucilkan dia?" Tanya Amnda merasa penasaran dengan orang yang bernama Ucup.

Karena hampir tidak ada yang berteman dengan dengan Ucup. Dia terlihat menyendiri dan tidak ingin berbaur dengan yang lain.

"Kami nggak kucilkan dia, tapi dia sendiri yang gitu," cuek Roy.

"Maksudnya?" Amanda tak paham dengan yang dikatakan Roy.

"Lo nggak tahu dia tuh orangnya seperti apa. Gue saranin lo jangan dekat-dekat sama dia, bahaya, " kata Roy menatap Amanda serius.

"Iya, makanya cerita dulu kenapa." Amanda semakin penasaran .

"Nggak apa-apa, intinya dia bahaya, jangan didekati.

Amanda baru saja akqn bertanya lagi ketika Riko berteriak melebihi suara pengeras suara. Yeeeeeeyyy! Udah sampai!!!!"

"Aw sakit , ringis Riko yang memegang kepalanya yang mendapat jitakan dari Nabila.

"Berisik banget, orang lagi tidur juga ," kata Nabila.

"Suka-suka gue, dong. Lagian tuh iler lo ada di mana-mana." Tunjuk Riko ke sudut bibir Nabila.

Matanya Nabil melebar dan segera mencari cermin ajaibnya. Dan benar-benar saja ada bekas iler, dengan cepat Nbila mengambil tisu dan segera membersihkannya.

"Heh, lihat juga tuh mata lo. Udah matang tuh sampai berlepotan,"

Balas Nabila menunjuk mata Riko yang ada beleknya.

"Anjirrr!!! Umpat Riko merasa malu.

"Satu sama, kan?" Tanya Nabila lalu menyengir.

"Ya elah, dasar baperan lo jadi cewek. Mana mau gue jadi jodoh lo. Tapi kalau mau jadi cowok lo_" gue, sih, ayo," balas Riko.

"Iiih, amit-amit," kata Nabila mengetukkan tangannya kepada kepala lalu mengempaskan ke udara.

"Amit-amit juga," balas Riko membalas ucapan Nabila.

"Hahaha. Anjir, Nab.. kok lo ngiler, sih?" Tawa Amanda yang heboh membuat Roy menatapnya.

Cantik banget kalau gini, batin Roy tersenyum melihat Amanda tertawa tanpa beban.

"Biasa, Da, mau modus supaya gue lap pake tisu muka dia biar romantis," goda Riko.

"Ih siapa juga yang modus ke elo. Nggak sengaja, kok, pasti kalian juga pernah ngiler kali. Kampungan banget baru lihat orang ngiler!" Kesal Nabila dan membuatnya sangat malu karena ileran.

Riko yang sadar dengan tatapan Roy langsung tersenyum miring.

"Eh, tuh mata nggak usah ngiler juga lihatin orang," sindir Riko tapi Roy masih belum sadar.

"Tuh,kan, dasar bego, mana ada mata ngiler," decak Nabila.

"Tuh, dia lihatin Amnda seperti lihatin bidadari," kata Riko menaikan dagunya ke arah Roy.