Kata-kata itu selalu terngiang di kepala Amnda. Kata-kata cewek penggoda dan perebut membekas dihatinya. Sampai sekarang Amanda belum tahu siapa yangmengirim pesan itu kepada Arei melalui ponsel miliknya. Hingga membuat persahabatan Amanda hancur.
Saat Amanda memikirkan msa lalu itu, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya. Seorang cowok keluar dari mobil itu membuat Amanda terkejut siapa orangnya.
"Long time no see." Katanya tersenyum
Amanda menghapus jejak air matanya, di sana Rendy yang turun dari mobil lalu menghampirinya. Rendy tidak sengaja melihat Amanda dusuk di sini dan merasa bahwa ini adalah suatu kesempatan untuk bicara pada gadis itu yang selalu saja menghindar. Rendy menyadari gerakan Amanda dia langsung mencekal tangan gadis itu.
"Lepasin.!" Amanda berusaha melepaskan cekalan Rendy.
"Da, please, kamu jangan menghindar dari aku. Aku tahu kesalahan dulu buat kamu kecewa, tapi please jangan menghindar dari aku." Lirih Rendy. "Lo lupa siapa yang menghindar duluan? Itu elo! Saat kejadian kalian terciduk, gue berusaha mencari penjelasan dari lo, tapi lo menghindar.
Gue berusaha sampai gue dicap nggak tahu malu sama orang karena masih kejar lo untuk minta penjelasan, tapi apa? Lo menghindar dan sekarang lo tuduh menghindar? Sekarang gue nggak mau lihat lo lagi, gue nggak mau kalau sampai orang lihat kita terus kasih tahu Tika." Lanjut Amanda berusaha melepskan diri.
"Nggak, dulu aku menghindar karena sesuatu yang bahkan sampai detik ini nggak bisa aku jelasin sama kamu, tapi sekarang aku bisa kasih penjelasan ke kamu. Apa yang kamu mau cari dulu bisa kamu tanyakan sekarang sayang," ucap Rendy membuat Amanda semakin marah.
"Jangan pernah panggil aku dengan sebutan itu. Lo lupa kalaub kita udah putis? Dan lo lupa kalau lo selingkuh dengan adik gue sendiri, " ucap Amanda menahan Amarahnya.
"Tapi aku cinta sama kamu, Da, aku nggak cinta sama Tika, cuma kamu yang ada di hati aku dari dulu sampai sekarang!" Tegas Rendy.
"Aku lakuin itu semua demi tika, aku cinta banget sama dia. Aku salah karena udah tembak kamu, seharusnya aku tembak Tika, gadis yang aku cintai. Aku nggak tahan pacaran sama kamu, karena hati aku ini sudah terlebih dahulu memilih tika. Jadi apapun yang terjadi sama kita selama tiga tahun ini, aku mohon lupain aja."
Kata-kata yang pernah Rendy katakan membuat Amanda tak bisa melupakannya, hal itu sangat membekas di hati Amanda dan membuatnya sakit hati.
"Seseorang pernah kasih tahu tentang itu ke gue dan orang itu adalah lo. Mungkin lo lupa, tapi gue nggak bakalan lupa, Ren. Dan stop panggil sebutan gue aku-kamu', karena kita nggak punya hubungan apa-apa lagi."
"Sampai kapan pun aku tetap pakai sebutan itu, dan kamu harus tahu saat itu aku terpaksa mengatakan hal itu karena ancaman Tika. Aku nggak pernah menjalin hubungan sama dia di belakang kamu, tapi saat itu aku terpkasa ," kata Rendy.
"Dulu aku nggak sengaja dengar pembicaraan Tika tentang sesuatu yang bikin Mama kamu benci sama kamu, dan aku tahu kebohongan besarnya saat itu_"
"Stop! Jangan pernah bawa-bawa Mama sebagai alasan perselingkuhan kalian."
" Da, please dengar dulu penjelasan aku sampai selesai,"
"Lo nggak tahu apa-apa tentang Mama. Jangan pernah sebut Mama dalam masalah kita,"
" Aku tahu, Da. Meskipun saat itu kita putus, aku nggak pernah sedikitpun melewatkan sesuatu tentang kamu. Aku tahu Tante Nining benci sama kamu," kata Rendy mengusap kepala Amanda.
"Kalau lo tahu, kenapa lo selingkuh? Lo jahat, lo berengsek, lo nggak pikirin semua yang kita jalani selama ini dan mudahnya saat itu lo mau gue lupain aja. Gue tahu kalau Mama benci gue saat ditabrak mobil. Mama salahin gue saat itu jelas-jelas bukan kesalahan gue dan gue nggak punya siapa-siapa.
Orang tua, orang spesial, dan sahabat smuanya hilang. Bahkan adik gue tega fitnah gue. Gue merasa kesepian, apalagi Mama suruh gue pindah sekolah. Saat itu gue merasa benar-benar merasa hancur. Puncaknya saat gue dituduh penggoda pacar orang sama sahabat gue sendiri.
Lo nggak tolong gue, Ren, saat itu gue cuma tatap lo bermesraan dengan Tika di taman sekolah. Lo nggak punya hati, tahu nggak! Tapi sekarang gue udah bahagia, gue punya teman dan gue harap dia nggak seperti kalian. " Amanda puas mengeluarkan amarahnya yang sudah terpendam lama. Amanda mengambil barang-barangnya dan hendak meninggalkan Rendy.
"Apakah dia cowok yang antar kamu saat kamu pingsan? Dan apakah dia yang memeluk kamu saat kamu menangis di taman, da?" Tany Rendy membuat Amanda berhenti dan berbalik menatap Rendy.
"Iya, dia orang yang bikin gue nyaman," jawab Amanda.
"Jangan percaya sam orang baru, Da. Kamu jangan percaya sama cowok itu. Jauhi dia please ," pinta Rendy.
"Atas dasar apa lo suruh gue jauhin dia? Dia itu yang bikin gue nyaman."
" Aku nggak mau kamu dekat sama cowok lain. Kmu itu milik aku l, Da selamanya. Jauhi dia, aku nggak suka dia dekat dengan kamu." Rahang Rendy mengeras dan mengepalkan tangannya.
"Kita udah nggak punya hubungan apa-apa, Ren. Seperti ucapan lo dulu, lo suruh lupain semuanya, kan? Dengan senang hati gue bakalan lupain semua hal menyangkut lo di kehidupan gue. Gue berharap hubungan lo sama adik gue langgeng."
"Kecelakaan Tika bukan salah satu alasan yang kuat bikin Tante Nining benci sama kamu, Da. Tika perempuan yang licik, dia nggak suka sama kamu dari dulu. Dia udah mengatur rencana dengan matang, ran gue tahu alasan itu gue tahu semua kebohongan dia. Dialah anak pembawa sial, bukan kamu dan kamu harus cari kebohongan dia!" Teriak Rendi sebelum masuk ke mobilnya.
Lagi-lagi Amanda menghentikan langkahnya saat kata-kata Rendy masih terdengar jelas. Dia berbalik namun mobil Rendy sudah tdak ada.
Amanda. Saat ini tidak pokus saat pekerjaan tengah berlangsung. Dia hanya mencoret catatannya dan menatap ke depan dengan tatapan kosong. Sementara di sampingnya. Roy dari tadi bingung dengan sikap diam Amanda.
Mungkin dia masih marah sama gue, makanya dia diam, batin Roy.
Padahal saat ini Bu Dita selaku guru bahsa inggris yang terkenal galak tengah menjelaskan. Semua murid tidak ada yang bermain-main saat Bu Dita yang mengajar. Sampai tak sengaja melihat Amanda yang melamun membuat wanita itu memejamkan mata siap marah.
"Amanda, bisakah kamu mengulang apa yang ibu jelaskan?"
Amanda terkesiap dengan suara Bu Dita yang tegas dan Dingin. Gadis itu panik karena dari tadi tidak menyimak apa yang dijelaskan.
"Eh, i-iya,Bu?" Amanda gugup karena tidak tahu apa yang dijelaskan Bu Dita barusan.
"Ulangi, apa yang saya jelaskan!"