Chereads / Cinta Pertama di SMA / Chapter 13 - 13 Amanda Pingsan

Chapter 13 - 13 Amanda Pingsan

Setelah beberapa menit, Roy sudah sampai di depan rumah Amanda yang cukup megah. Namun gerbang rumahnya tertutup. Untung saja ada satpam berjaga di depan. Roy menurunkan kaca mobilny," pqk bisa buka pintunya teriak Roy karwna satpam tersebut, pakai earphone.

Satpam yang menjaga rumah Amanda terkejut lalu akhirnya mendengar mobil Roy," siapa ya?"

"Amanda pingsan, pak, dan saya harus cepat bawa dia ke dalam ," jawab Roy.

Satpam itu melihat jok depan, terlihat di sana Amanda masih pingsan, karena terkejut melihat majikannya pingsan satpam itu langsung membuka gerbang tanpa berpikir dua kali sehingga Roy memiliki akses untuk msuk dngan mudah.

Dengan terburu-burubRoy keluar dan kembali memapah tubuh Amanda.

"Permisi. Asslamualaikum!" Teriak Roy karena kesusahan memencet bel.

Tak berselang lama ada Rendy dan Tika tiba di san." Lo siapa?" Tanya Tika bingung siapa yang berteriak di depan rumahnya.

Roy berbalik dan melihat Tika dan tatapan bingung juga. "Dan lo siapa?" Tanya Roy balik.

"Gue yang punya rumah ini," kata Tika.

"Tuh anak kenapa?" Dagu Tika mengarah ke Amanda yang masih digendong Roy.

Mungkin ini adiknya Amanda, pikir Roy.

"Amanda kenapa? Rendy langsung menghampiri Roy dan hendak menyentuh Amanda sebelum Tika menepisnya.

"Astaga, Amanda!!!" Kata Dodi yang baru saja membuka pintu dan terkejut melihat Amanda tak sadarkan diri digendong orang asing.

"Ini anak saya kenapa?" Tanya Dodi panik.

"Mending pertanyaannya di tunda dulu, Om. Saya khwatir dengan keadaan Amanda," kata Roy.

"Ya udah, ayo masuk, langsung bawa ke kamarnya saja," kata Dodi.

Roy masuk mengikuti Dodi menuju kamarnya Amanda. Sesampainya di sana Roy merebahkan tubuh Amanda dengan perlahan.

Kamar Amanda begitu tertata rapi, berbagai foto terpanjang di dinding kamarnya. Lalu ada satu foto yang membuat Roy tertarik untuk menatapnya, di sana ada Amanda tersenyum lebar bwrsama seorang cowok yang tak lain adalah Rendy.

Roy kembali fokus melihat Amanda." Om punya minyak kayu putih nggak.

Dodi segera mencari di laci amanda dan segera memberikannya kepada Roy, cowok itu mulai menggosok ke telapak tangan dan kaki Amanda dan menyodorkannya ke hidungnya.

Rendy hanya menyimak apa yang dilakukan Roy ke Amanda. Terlihat dari cara Roy, Rendy yakin kalau Roy sangat khwatir dan peduli terhadap seorang yang masih ada di hatinya.

Harusnya yang ada di dekat kamu sekrang aku, Da, dan aku yakin cinta kamu masih sama untuk aku, batin Rendy yang juga melihat masih ada fotonya bersama Amanda terpajang.

"Mungkin lo bisa pulang siapa tahu keluarga lo sekarang khwatir ,"ujar Rendi menyinggung Roy.

"Gue nggak akan pulang sebelum Amanda sadar," tegas Roy, dia menatap Rendy dan tahu cowok itu pasti mantan Amanda yang direbut adiknya sendiri.

"Iya benar, sebaiknya kamu pulang saja, nak, karena Amanda juga sudah ada di rumahnya," ujr Dodi merasa asing dengan keberadaan Roy.

Ponsel Roy bergetar dan nama maminya terpampang jelas di sana.

Roy menjauh dan mengangkatnya, setelah selaesai, Roy mengakhiri obrolannya dan menatap Amanda yang masih tak sadarkan diri. Sebenarnya dia tidak mau meninggalkan Amanda sebelum gadis itilu sadar, tetapi dia terpaksa karena maminya ingin pergi dan tidak ada yang menjaga rumah mereka.

"Baiklah, Om, saya akan pulang. Tapi kalau Amnda sadar, tolong beri tahu dia untuk mengabari saya," pinta Roy.

Dodi mengernyit. "Nama kamu? "Tanyanya

"Roy,Om." Roy pergi setelah berpamitan kepada semuanya

Amanda mengerjapkan matanya melihat sekeliling.

Semar-semar dia mendengar ada orang yang berdebat. Amanda sudah menebak jika mereka adalah Dodi dan Nining.

"Mau kamu apa sih?" Tanya Dodi.

"Kamu tahu sendiri apa mau aku, mas. Aku memang menyayangi anak itu, tapi kebenaran menghancurkan ksih sayang aku. Gara-gara anak itu keluarga kita hampir hancur, Tika hampir celaka dan semua itu gara-gara anak pembawa sial itu."

"Jaga omongan kamu, dia putri kita juga kenapa tega sekali kamu mengatakan hal seperti itu?" Tegas Dodi.

"Semua yang aku katakan fakta !" Balas Nining tak mau kalah.

"Tapi itu bukan kesalahan Amanda, itu kesalahan aku!"

"Benar, semua masalah ini berawal dari kamu, semua berawal dari kebodohan kamu itu.

"Aku minta maaf untuk semua ini, Nining. Tapi jangan salahkan Amanda ubah sikap kamu ke dia seperti semula, dia sudah cukup terluka," pinta dodi.

"Kamu pikir aku nggak terluka? Akulah korban yang sebenarnya, mas.

Anak yang sudah ku rawat dengan penuh kasih sayang dengan mudahnya menghancurkan kasih sayang yang ku berikan!" Isak Nining.

"Apa salah dia? Apa kamu masih marah dengan masa lalu itu, dia tidak ada salahnya!" Kata dodi menenangkan sang istri.

"Aku tidak marah karena itu tapi aku marah karena_"wanita itu menghentikan ucapannya yang hampir keceplosan, Nining meninggalkan Dodi yang masih diam di depan pintu kamar Amanda.

Apa yang kamu sembunyikan, Nining? Kenapa kamu begitu membenci Amnada? Batin Dodi

Amanda buru-buru menghapus air matanya lau ia berpura-pura tidur ketika pintu kamrnya terbuka.

Dodi masuk ke kamar tidur putrinya dan memastikan gadis itu tidak mendengar perdebatan mereka. Dia duduk di tepi ranjang dan mengusap kepala Amanda.

"Maafkan Papa, Nak, ini semua salah papa di msa lalu hingga mama benci sama kamu. Papa nggak bermaksud sakiti hati kamu, nak, suatu saat kamu pasti akan tahu semuanya." Lirih dodi mengecup kening Amanda sebelum keluar dari kamar Amanda.

Amanda membuka matanya, gadis itu tidak paham apa makna dari kalimat Papanya barusan, hal apa yang sebenarnya sedang disembunyikan oleh mereka. Saat Amanda sibuk melamun ponselnya bergetar, tertera na Roy.

"Halo, Da, lo nggak apa-apa kan? Nggak ada yang sakit, kan?

Amanda tersenyum mendengar pertanyaan Roy. "Iya, gue nggak apa-apa, kok. Maksih karna lo udah capek-capek antar gue," jawab Amanda.

"Namanya juga teman, kan, harus saling membantu."

"Iya, sekali lagi makasih."

*Santai aja, Da, kalau sama gue. Kalau orang lain jadi lo. Gue bakalan bantu, kok, oh iya Da, gue lihat orang tua lo care banget tadi, terutama bokap lo. Mending lo cari tahu yang sebenarnya."

"Gue juga berusaha kali ini."

"Ya, udah, mending sekarangblo istirahat. Kalau lo nggak bisa masuk sekolah besok, jangan dipaksain.

"Iya makasih perhatiannya lo."

Setelah mendapat telepon dari Roy, hati Amanda seakan tenang dan nyaman. Padahal mereka baru saja dekat. "Perasaan apa ini," gumam Amanda menatap ponselnya.

Setelah perdebatan Nining dengan Dodi tadi, wanita itu duduk dan melamun memikirkan kejadian masa lalu. Di mana semuanya masih baik-baik saja masih harmonis.

Enam belas tahun yang lalu, ketika dia masih bayi yang tak tahu apapun tentang jati dirinya, Nining merawatnya, mencintainya dan menyayanginya dengan setulus hati. Meski setahun setelah kehadirannya, Nining mempunyai anak berjenis kelamin perempuan bernama Tika carina. Wanita itu membagi kasih sayang antara mereka berdua itu adil, kebetulan Raka dulunya tidak tinggal bersama mereka,