Lafaz nikah mu telah menjadikan aku sebagai pelengkap hidup mu, bukan untuk sehari atau setahun, tetapi sebagai istri yang menemanimu hingga ke ujung nyawaku.
Bagas sudah melepas semua pakaian yang dipakai oleh Diandra begitupun sebaliknya dengan Bagas. Mereka sudah sama-sama bertelanjang dan tidak ada sedikitpun sehelai benang yang melilit di tubuh mereka hingga mereka sama-sama tampak polos.
Bagas dan diandra sama sekali tidak ada sedikit pun merasa risih ataupun malu untuk melakukan hubungan yang tidak seharusnya mereka lakukan. Mereka melewati malam itu dengan begitu bergairah dan penuh dengan nafsu yang menggebu-gebu, Mereka menuntaskan hasrat mereka hingga berkali-kali dengan gaya yang berbeda-beda pula.
Bagas sama sekali tidak mengingat dengan istrinya yang ada di Hotel. Diandra sengaja membuat Bagas sedikit pun tidak mengingat bahkan sama sekali tidak membahas tentang pernikahannya yang baru hitungan jam saja.
Sedangkan Hyuna yang sudah berganti pakaian dengan gaun malam yang disediakan oleh kakak iparnya tidak ada gunanya sama sekali untuk dia pakai.
Awalnya hyuna tidak ingin memakai pakaian itu, karena menurutnya pakaian itu sangat terbuka, transparan dan kekurangan bahan. Hyuna sesekali melirik ke arah dinding di mana jam dinding berada. Hyuna pun sudah menguap berulang kali karena sedari tadi menahan kantuknya,dan kadang tangannya yang menumpu kepalanya kadang terlepas dari tumpuan kepalanya.
Hyuna mencoba menghubungi nomor handphone Bagas, tapi nomor handphone Bagas selalu berada di luar jangkauan hanya operator seluler yang menjawab panggilannya.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan, coba beberapa saat lagi setelah nada bit berikut ini."
" Ya Allah Mas Bagas ke mana yah, kok belum pulang juga? padahal sudah jam 01.00 malam nih, pergi pun nggak pamit," ucap Hyuna yang duduk di ujung ranjangnya.
Hyuna kelelahan menunggu kepulangan Bagas yang tidak kunjung pulang juga. Hyuna pun memilih untuk tidur sendirian di atas ranjang nya.
Hyuna tidur di malam pertamanya ditemani oleh bantal guling yang ber taburan dengan bunga mawar merah. Sedangkan di kamar sebelah di hotel yang sama dan di lantai yang sama pula, Bagas dan Diandra masih berolahraga malam hari. Mereka menuntaskan hasratnya mereka yang beberapa hari ini tidak tersalurkan. Hingga subuh menjelang mereka melakukan tanpa henti. Bagas dan Diandra tidak pernah sedikitpun memikirkan nasib Hyuna yang tidur sendirian di kamarnya.
Alarm hp Hyuna pun berbunyi, Ia segera mengumpulkan semua nyawanya yang belum terkumpul dengan baik. Kelelahan yang membuatnya baru terbangun dari tidurnya. Hyuna meraba tempat tidur yang ada di sebelahnya, tapi ternyata masih kosong.
Hyuna celingak-celinguk memeriksa seluruh pojok ruangan, tapi hasilnya masih sama sosok pria yang telah menikahinya beberapa jam yang lalu tidak ada di dalam kamar pengantin nya.
Hyuna segera bangkit dan bergegas ke kamar mandi karena dirinya terlambat untuk mengerjakan sholat subuh. Hyuna sedih tapi dia tidak ingin menangis ataupun mengeluh dengan keadaan.
Setelah salat subuh Hyuna menyempatkan dirinya untuk membaca al-quran beberapa ayat. Hyuna berdiri lalu mengganti pakaiannya karena dirinya ingin pulang ke rumah. Tetapi Hyuna bingung mau pulang kemana harus kah pulang kerumahnya sendiri atau ke rumah mertuanya atau mungkin Bagas memiliki rumah pribadi sendiri.
Hyuna baru saja mau menelepon bagas, tiba-tiba pintu kamarnya pun terbuka hyuna masa bodoh saja. Jika dirinya melemparkan banyak pertanyaan takutnya jika dirinya mendengar perkataan yang tidak sepantasnya dia dengar.
Makannya Hyuona memutuskan tidak banyak tanya kepada suaminya. Hyuna pura-pura saja tenang dan seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Bagas masuk saja kedalam kamarnya tanpa basa-basi ataupun menegur Hyuna yang berdiri mematung untuk menyambut kedatangannya. Hyuna baru ingin meraih tangan Bagas, tapi langsung ditepis kasar oleh Bagas. Hyuna mengelus dadanya dan tersenyum manis ke arah Bagas.
Bagas menatap saja tidak ada niat apalagi untuk memulai percakapan dengan Hyuna. Bagas berdiri menatap Hyuna dan langsung berbicara kepada Hyuna.
"Kemas seluruh barang-barang kamu lalu kita pulang ke rumahku," ucap adam sambil membuka pintu lemarinya dan tidak ada niat sedikit pun untuk melihat Hyuna.
Hyuna pun manut saja dan mengemas seluruh pakaiannya yang sempat dia bawa ke kamar hotel lalu mereka cek out
dari Hotel tersebut. Bagas membawa hyuna ke rumah barunya yang baru saja dibelinya
Bagas membeli rumah tersebut khusus untuk istrinya kelak. Dan awalnya rumah itu dia beli khusus untuk kekasihnya Diandra jika kelak mereka menikah nanti, tapi takdir berkata lain Bagas terpaksa menikahi Hyuna atas kemauan kedua orang tuanya.
Dengan berat hati Bagas mau menuruti keinginan dari ke dua orang tuanya tersebut, karena tidak ingin menjadi anak durhaka yang membangkang. Bagas memenuhi dan menjalankan perintah dari ke dua orang tuanya.
Hyuna selalu berdoa untuk kebaikan dan keberkahan rumah tangganya, walaupun sampai detik itu juga Bagas suaminya belum juga mencintainya. Hyuna sangat mengerti dengan keadaan itu, karena hubungannya baru saja dimulai pernikahan yang baru beberapa jam lamanya tidak mungkin Bagas langsung berubah jadi mencintainya. Itu sangat mustahil dan tidak mungkin.
Hari ini Hyuna sudah menempati rumah barunya bersama Bagas awalnya kedua orangtuanya menginginkan mereka untuk menetap dan tinggal di rumah utama keluarga besar Bagas, tapi bagas menolak dengan berbagai macam alasan sehingga mau tidak mau kedua mertuanya Hyuna pun ikut menyetujui keinginan Baga.
Mereka sudah bahagia dan bersyukur karena Bagas memenuhi permintaannya untuk menikahi Hyuna.
Bagas tidak ingin jika pernikahannya yang tidak sehat itu dan tidak beres diketahui oleh kedua keluarga besar mereka, apalagi Bagas tidak ingin perselingkuhan terbongkar.
Bagas sampai detik ini belum menyentuh Hyuna berbincang-bincang biasa saja pun tidak pernah Bagas lakukan. Hyuna yang ingin mengabdi kepada suaminya pun selalu gagal karena apa yang dilakukan oleh Hyuna selalu tidak diinginkan oleh Bagas seperti hari ini Hyuna masak makanan makan malam untuk suaminya.
Hyuna pun duduk di kursi tamu setelah menyelesaikan masakannya Hyuna melihat jam dinding sudah jam 08.00 malam, tapi bagas belum pulang juga ke rumahnya di mana pun kembali kedalam kamarnya dan di dalam kamarnya dia beristirahat untuk menunggu kepulangan Bagas.
Satu jam kemudian pintu rumah itu terbuka dan masuklah Bagas yang berjalan dengan langkah yang lebar. Bagas langsung berjalan kearah pintu kamar pribadinya dan tanpa ba bi bu membanting sekuat tenaga pintu kayu jati itu hingga terpanting dengan suara yang sangat keras dan kuat
" Hei keluar Kamu dari kamarku, Kamu tidak berhak tidur ataupun tinggal di kamarku ini, kamarmu itu ada di bawah di lantai dua," ucap Bagas dengan suara yang menggelegar.
Hyuna yang mendengar teriakan tiba-tiba dari Bagas langsung refleks berdiri dari duduknya. Baru saja hyuna menduduki kan pantatnya ketiga pintu itu terbuka dan menoleh ke arah Bagas.
Hyuna pun terkejut dengan teriakan Bagas yang tiba-tiba, dan langsung berdiri dari posisi duduknya,
"Maafkan saya Mas, saya tidak tahu kalau kamar ini bukan kamar Mas," ucap Hyuna yang merasa kecewa karena ternyata harus diusir dari kamar pribadinya Bagas oleh yang punya kamar.
"Kalau kamu sudah tahu kamar ini bukanlah kamar Kamu, apalagi yang kamu tunggu? tolong tinggalkan kamar ini dan jangan lupa ambil semua barang-barang Kamu, saya tidak ingin sedikit pun bahkan selembar pun barang-barang Kamu berada di dalam kamarku," terang Bagas dengan nada suara yang berapi-api dan kilatan matanya sudah menampilkan kebencian yang sangat dalam.
Hyuna pun memungut pakaiannya yang dilempar oleh Bagas dari dalam lemarinya hingga berceceran di lantai keramik itu. Hyuna jongkok dan mengambil satu persatu pakaian serta barang-barangnya.
"Maafkan Hyuna Mas," ucap Hyuna lalu berjalan tertatih ke arah luar Kamarnya Bagas.
Baru memegang kenop pintu dan belum berhasil terbuka, gerakan Hyuna langsung terhenti dengan interupsi dari Bagas.
"Ingat sekali-sekali jangan coba-coba Kamu berniat ataupun berani untuk masuk ke kamar ini, apapun yang terjadi, jika Kamu melanggar aturan ku maka Kamu siap-siap mendapatkan surat cerai dariku," jelas Bagas yang langsung membuat hatinya Hyuna teriris sembilu.
Hyuna hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum terpaksa. Hyuna menenteng tas dan menarik kopernya hingga meninggalkan Bagas yang tersenyum licik dan penuh kemenangan.
"Akhirnya Kamu keluar juga dari Kamarku, dan Ini semua baru permulaan,dan bersiaplah untuk hal-hal yang akan Kamu sesali seumur hidup kamu yang sudah berani untuk menikah denganku," tutur Bagas lalu berjalan ke arah kamar mandi.
Hyuna berjalan dengan menarik dan menenteng barang-barangnya hingga ke lantai dua tempat kamarnya kelak.
bersambung....
by Kasma sayang
Makassar, Senin, 06 Juni 2022