Tiada janji terindah yang didengar oleh wanita dari lisan laki-laki, kecuali janji pernikahan.
Menikah adalah separuh perjalanan ketaqwaan kepada Allah SWT dan bagian dari sunda Rosulullah.
Hari Minggu menjadi hari yang dipilih dan ditentukan oleh ke dua keluarga besar untuk mengadakan acara akad nikah sekaligus resepsi pernikahan ke dua putra putri mereka.
ini adalah hari kebahagiaan dari dua pasang anak manusia mereka akan mengikat janji suci dalam tali pernikahan. Tidak ada yang mengetahui dan menyangka jika mereka menikah tanpa atas dasar suka sama suka ataupun saling mencintai.
Mereka menikah atas dasar perjodohan yang sudah lama direncanakan oleh kedua belah pihak keluarga besar mereka. Mesjid yang di dapuk sebagai tempat pelaksanaan acara akad nikah sudah disulap sedemikian rupa. Pernak-pernik pernikahan pun sudah menghiasi dan mempercantik tampilan Mesjid Chairil Anwar yang dipilih menjadi tempat acara.
Mesjid yang pada umumnya masyarakat biasa pergunakan untuk melaksanakan kewajibannya yaitu salat lima waktu, hari ini disulap dengan berbagai macam dekorasi khusus pernikahan dengan warna gold dipadukan dengan warna kuning shoft.
MOA yang ditunjuk oleh pihak keluarga berhasil mempercantik dekorasi Mesjid lantai 1.
Sedangkan lantai 2 adalah tempat khusus untuk melaksanakan shalat serta acara keagamaan lainnya. Sedangkan lantai satu untuk tempat bagi masyarakat yang menyewa khusus ruangan masjid tersebut untuk mengadakan hajatan akad nikah.
Mesjid Chairil Anwar menjadi saksi bisu dua anak manusia yang harus berpura-pura hidup dan menjalin bahtera rumah tangga selayaknya pasangan pengantin pada umumnya. Mempelai wanita sangat bahagia karena baginya pernikahan itu bukanlah ajang permainan, walaupun mereka menikah bukan karena suka sama suka atau pun dasar cinta, tapi bagi Hyuna sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk mengabdikan sepenuh hati dan jiwa raganya untuk suaminya seorang, bahkan hyuna memutuskan untuk resign dari perusahaan tempat dia bekerja.
" Ya Allah jadikanlah pernikahanku ini sebagai bakti ku kepada kedua orang tuaku dan keluargaku dan sebagai ibadah ku untuk meraup pundi pundi pahala dan bekal di akhirat nanti, semoga pernikahanku berjalan lancar, sakinah mawaddah warahmah," ucap doa setulus hati yang dipancarkan oleh Hyuna.
Sebelum dia sah dan resmi menjadi istri dari Bagas Maheswaara. Semua mata tertuju kepada sang mempelai dan memandang penuh takjub dengan penampilan pasangan pengantin itu. Baik dari penampilan pengantin pria maupun pengantin wanita tak ada satupun dari mereka yang mengatakan bahwa pengantinnya memiliki cacat atau kekurangan sesuatu apapun, bahkan mereka menganggap pasangan pengantin itu adalah pasangan yang terbaik paling serasi dan paling sempurna yang pernah mereka lihat.
Tetapi mereka tidak mengetahui di balik semua itu jika tidak ada rasa cinta di antara mereka. Mereka tetap ersenyum dan bahagia di balik topeng kepalsuan dan senyum tulus yang penuh dengan kepura-puraan.
"Kenapa Meski aku harus terjebak dengan pernikahan ini, apa aku harus hidup dengannya untuk selamanya, aku tidak sanggup jika harus hidup seatap dengan perempuan kampungan itu, sungguh malam nasibku andai saja Papa dan mama merestui hubunganku dengan Diandra, pasti aku sangat bahagia tidak perlu harus repot repot berpura-pura tersenyum bahagia kepada setiap tamu undangan yang datang," ucap bagas sambil melirik ke arah kedua orangtuanya.
Beberapa saat kemudian, kata sah menggema di seluruh ruangan Mesjid.
"Seharusnya aku yang berada di sana bukan dia, kenapa meski kakek dan papa harus menikahkan Hyuna dengan Bagas, padahal mereka sudah jelas-jelas tahu kalau bagas itu adalah pacarku," ucap seseorang yang menatap kearah Hyuna dengan penuh amarah dan kebencian yang sudah meletup-letup.
Orang itu tidak lain adalah Diandra Antika Monata kakak sepupu dari Hyuna. Diandra menggenggam ujung gaunnya hingga buku-buku tangannya memutih semua saking marahnya melihat pria yang selama ini menjadi kekasihnya harus bersanding dengan wanita lain yang tidak lain adalah saudara sepupunya sendiri.
kebahagiaan terpancar juga dari wajah kedua orangtuanya dari kedua mempelai pun sangat bahagia dengan pernikahan putra putrinya.
Para tamu undangan satu persatu naik ke pelaminan untuk memberikan ucapan selamat dan memberikan doa restu setulus hati mereka.
Hingga malam hari, satu persatu tamu undangan yang datang sudah meninggalkan tempat acara kedua mempelai pun sudah berjalan ke dalam kamar pengantin yang sudah disiapkan khusus untuk mereka.
Hyuna kesulitan berjalan dikarenakan gaun pengantin nya yang terlalu panjang dan berjumbai, sedangkan Bagas yang mengetahui hal tersebut tidak memperdulikan Hyuna yang sama sekali tidak perduli dengan kondisi Hyuna.
Walaupun sudah kesusahan berjalan hingga hampir terjunkal dan nyungsep dikarenakan menginjak kaki ujung gaunnya, Bagas hanya melirik sekilas dan sesaat saja tanpa berbicara sepatah kata pun.
Hyuna pun tidak ingin meminta tolong kepada suaminya yang baru dalam hitungan jam menjadi suami sahnya itu resmi di mata negara dan sah di mata Tuhan dan agama.
Hyuna hampir terjatuh saat ingin masuk kedalam kamarnya, karena tidak sengaja menginjak kaki ujung gaunnya saat melangkahkan kakinya ke dalam kamar hotel.
Kamar hotel itu sudah dihiasi dengan bunga mawar merah dan penuh dengan hiasan yang sangat indah yang cocok dengan pengantin yang akan melewati malam pertamanya.
Ranjang king size itu sudah disulap dan dipenuhi dengan bunga mawar merah yang berbentuk hati dan di tengahnya ada sepasang angsa putih yang memadu kasih.
" Kalau jalan itu dipakai dong matanya, jangan matanya ditaruh di dengkul," tegur bagas yang membuat nyali Hyuna mencelos seketika itu juga.
Bagas masuk ke dalam kamar mandi tanpa memperdulikan keadaan Hyuna yang hanya mematung di tempatnya dan berusaha untuk menahan buliran bening dari kelompok matanya.
"Aku harus kuat kenapa dengan perkataan seperti itu saja sudah membuat aku kecewa dan sedih go Hyuna, Kamu pasti bisa menjadi istri yang idaman dan solehah yang bisa membanggakan suami Kamu," ucapnya yang menyemangati dirinya sendiri.
Gaun pengantinnya memba lu tubuh indahnya itu tidak dipungkiri jika gadis yang kesehariannya hanya berpakaian biasa dan perum berpenampilan sangat sederhana dan tidak modis itu bisa sangat cantik dengan balutan gaun pengantin yang cukup mahal yang sangat serasi dan cocok di tubuhnya dengan make up yang sangat cantik dan natural yang semakin mempercantik penampilan hiu nasi yang itu hingga malam hari.
Hyuna bagaikan Cinderella semalam yang langsung berubah hanya dalam sekejap mata saja. Hyuna membuka gaun pengantinnya tapi kesulitan saat membuka kancing resleting gaunnya sehingga hyuna meminta tolong kepada suaminya agar segera dibantu bukannya membantu sang sang istri malahan melontarkan kata-kata yang tidak seharusnya Hyuna dengarkan.
"Apa Kamu tidak punya tangan hah!! aku ini bukan pelayan Kamu yang harus membantumu setiap saat, jika kamu membutuhkan bantuan panggil pelayan mau kesini dan kerjakan sendiri masak seperti itu saja tidak becus," ucap bagas dengan wajah yang memerah menahan amarah nya saking jengkol nya dengan sikap Hyuna.
Bagas segera mengambil pakaiannya yang tersimpan rapi di atas ranjang pengantin nya, lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk berganti pakaian. Hyuna hanya mengelus dada tanpa membalas perkataan sedikitpun dari suaminya.
Hyuna pun mengambil hpnya yang ada di atas meja nakas dan langsung mencari nomor hp kakak sepupunya yang kebetulan masih ada di hotel yang sama dengannya.
" Halo assalamualaikum Diandra," ucap salam Hyuna.
"Waalaikumsalam Hyuna ada apa ya? apa ada yang bisa saya bantu? suami Kamu mana kok malahan malam pertama Kamu harus repot repot menelepon ku?" tanya Diandra yang tersenyum licik dibalik hpnya.
" Boleh nggak aku minta tolong?" tanya Hyuna yang ragu dengan ucapan dan permintaannya sendiri.
"Boleh kok, tapi Kamu mau minta tolong apa dulu nih? soalnya aku nggak tahu mau tolong Kamu bagaimana?" tanya balik Diandra yang sedang memoles wajah dan seluruh tubuhnya dengan berbagai macam krim lotion.
" tolong ke kamar aku yah sekarang soalnya aku tidak bisa membuka kancing resleting ganggu jelas hyuna yang masih berusaha untuk melepaskan kancing gaunnya tapi masih belum berhasil juga.
" Oke tunggu yah, aku akan segera kesana," jawab Diandra yang segera memakai pakaian nya yang tadi hanya memakai bra saja dengan celana yang sangat pendek.
Diandra tersenyum licik dan sangat bahagia karena dia mengetahui jika pasti bagas tidak ingin menyentuh si cewek bodoh itu.
Diandra pun segera datang ke kamar pengantin adik sepupunya dan langsung masuk ke dalam kamar tersebut, karena kebetulan pintu kamar itu langsung terbuka yang memunculkan Bagas yang kebetulan ingin meninggalkan kamar itu.
Diandra dan Bagas saling berpandangan dan mengisyaratkan sesuatu yang hanya mereka yang tahu dari maksud tatapan penuh memuja dan mendamba itu. Diandra langsung memutuskan kontak mata mereka ketika mendengar suara dari Hyuna.
Diandra tidak ingin Hyuna melihat dirinya saling berpandangan dengan Bagas yang nantinya bisa membuat Hyuna mengetahui apa yang mereka lakukan di belakangnya.
"Maafkan saya yang terlalu lama soalnya tadi ada sedikit yang harus dikerjakan terlebih dahulu," ucap diandra yang pura-pura beralasan jika dirinya terlambat datang dikarenakan mengerjakan sesuatu.
"oh nggak apa-apa kok, aku bisa memakluminya lagian aku yang seharusnya minta maaf karena sudah mengganggu istirahat kamu," tutur hyuna yang tersenyum tulus kepada diandra karena permasalahannya kan segera teratasi.
Diandra langsung tanpa membuka kancing gaun pengantinnya Hyuna.
" Sudah selesai kok, gampang saja kalau cuma hanya ingin membuka resleting gaun ini, emangnya suami Kamu ada di mana sih? kok Kamu tidak meminta bantuan sama dia, dia kan yang seharusnya menolong Kamu bukannya aku," ucap Diandra dengan seringaian liciknya yang sangat jelas terpatri dari wajah pura-pura polos nya itu.
" Makasih banyak Kamu sudah membantu aku ,andai saja Kamu tidak datang aku tidak tahu harus minta tolong sama siapa lagi, soalnya mas bagas katanya tadi dia pamit untuk keluar ada urusan penting yang harus segera dikerjakan," terang hyuna panjang lebar yang harus berbohong demi menutupi keadaan yang sebenarnya hyuna tidak ingin jika diandra tahu apa yang terjadi pada hubungannya dengan suaminya itu.
Diandra tersenyum dan ingin tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan dan sekaligus kebohongan yang dilakukan oleh hyuna yang sangat diketahui oleh durian diandra kenyataan yang sebenarnya.
" sama-sama santai saja kok, kalau masalah sekecil ini kamu tidak perlu sungkan meminta bantuan kepadaku, aku siap kok membantu kamu dalam segal hal, iya aku permisi dulu yah soalnya ada sedikit kerjaan yang harus aku selesaikan,' ucap diandra sambil berlalu dari hadapan Hyuna.
Hyuna hanya tersenyum melihat kepergian dari kakak sepupunya itu. Diandra berjalan ke arah kamar hotel yang dia sewa. Diandra baru saja membuka pintu kamarnya, tiba-tiba ada tangan kekar yang besar yang menariknya hingga dirinya menjerit ke girangan, karena sudah sangat hafal dan tahu siapa pemilik tangan itu.
"Wah pelan-pelan dong sayang," ucap diandra setelah dirinya sudah berbaring di atas ranjang di bawah kungkung Bagas suami dari adik sepupunya itu.
" Lama banget sih aku nungguin Kamu, sampai aku karatan menunggu kedatanganmu, apa sih perempuan itu yang diinginkan dari kamu?" tanya Bagas sambil membuka satu persatu kancing piyama yang cukup tembus pandang milik Diandra.
" Maaf ya sayang aku nggak sengaja kok cuma istrimu itu yang terlalu bego masa sih buka kancing resleting sendiri nggak tahu," ucap Diandra yang hanya terdiam menunggu apa selanjutnya yang dilakukan oleh Bagas di atas tubuhnya yang sudah tidak memakai piyama lagi.
Bagas adalah kekasih sekaligus pacar gelapnya diandra mereka sudah menjalin hubungan sekitar selama 3 tahun terakhir ini. Tapi karena, kedua orang tuanya Bagas yang menjodohkan bagas dengan Hyuna sehingga terpaksa mereka menjalin hubungan dengan diam diam dan rahasia.
Awalnya Diandra sangat marah dan tidak menerima kenyataan dan keputusan dari kakeknya ya menjodohkan hyuna dengan bagas ya notabene adalah kekasihnya, bahkan Diandra sangat membenci Hyuna yang menganggap Hyuna lah yang telah merebut kekasihnya itu dari pelukannya.
Hubungan yang terjalin antara bagas dan Diandra bahkan sudah seperti suami istri saja. Mereka setiap hari melakukan hubungan intim, jika mereka bertemu dan tanpa sepengetahuan dari orang lain.
Hal itu terjadi setiap kali mereka bertemu bagas udah melepasmu pakaian yang dipakai oleh Diandra dan begitupun juga sebaliknya.
Diandra yang membantu bagas melepas hingga celana dalamnya.
Mereka sudah sama-sama bertelanjang tanpa sehelai benang pun dan tidak ada sedikitpun rasa malu di antara mereka apa yang seharusnya mereka tidak lakukan akhirnya terjadi juga.
Mereka menikmati malam yang seharusnya menjadi malam pertama antara hyuna dan bagas tetapi tetapi diandra allah dan bagas yang menikmati malam pertama itu.
Hey sahabat Webnovel ini Karya ketiga aku di WN yah semoga saja suka, jangan lupa untuk tinggalkan jejak berupa masukannya 🙏🥰
by Kasma sayang
Makassar, Senin, 06 Juni 2022