Mobil Isaac berhenti di depan kost Neti untuk menjemputnya. Isaac sedang memainkan ponselnya lalu matanya melihat Neti yang berjalan keluar dari pagar kostnya mengenakan celana jeans dan kaos Vneck rajut crop top berwarna pink muda yang sedikit memamerkan bagian perutnya, ia mengikat tengah rambut panjangnya dengan beberapa rambut menjuntai di wajahnya. Isaac tersenyum sumringah melihat gadisnya yang begitu cantik dan tampak berbeda setiap saat mereka bersama. Neti yang seorang perawat pintar dan polos dengan Neti yang sedang berkencan cantik,energic dan seksi. Neti masuk ke dalam mobil,menyapa Isaac lalu kembali berkutat pada ponselnya. Isaac merenggut melihat sikap Neti saat itu,ia melupakan sesuatu yang penting yang Isaac selalu butuhkan darinya. Mobil Isaac berhenti di lampu merah, ia meraih tangan Neti dan menggenggamnya.
"sayang…" panggil Isaac, tapi Neti hanya mengangguk dan bergumam dengan matanya tidak beralih dari ponselnya
"kamu tidak lupa sesuatu?" Tanya Isaac. Neti menurunkan ponselnya dan berfikir lalu melihat Isaac yang tersenyum
"oh iya, tas yang mau aku beli buat mba Rani,itu gak ada di butik deket sini , aku udah telepon adanya di Pluit. Kita ke sana aja yuk,soalnya kalau yang model lain mahal"
"ke Pluit? Astaga Tuhan, gak ada yang lebih jauh lagi?" kesal Isaac
"kamu kenapa sih,mukanya jelek banget" Isaac terdiam dan merenggut tidak melihat ke arah Neti
"kemarin kan aku udah cerita sama kamu mau cari kado, kamu sendiri lho yang nawarin mau nganterin" Neti memperingatkan, tapi Isaac tetap terdiam, dia menarik nafasnya dan berdecak sambil memutar stir mobilnya. Neti mencondongkan tubuhnya dan mencium pipi Isaac sekali, Isaac menahan senyumnya dan tetap terdiam, tak lama Neti menarik kepala Isaac dan mencium pipinya berkali-kali yang membuatnya berteriak karena sedang menyetir mobil dan Neti tertawa melihatnya. Isaac menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan menarik wajah Neti lalu mengecup bibirnya bertubi-tubi yang membuat Neti tertawa geli
"awas ya kalau belagak lupa lagi,aku hukum kau nanti" Isaac menunjuk jarinya pada Neti dan tersenyum kembali mengendarai mobilnya.
Merekapun sampai di sebuah tempat pembelanjaan di daerah Pluit. Neti mengajak Isaac ke sebuah department store yang cukup luas dan menjual banyak barang. Neti mengatakan akan mencari sesuatu yang sekiranya cocok baru mereka akan ke butik yang Neti tuju. Isaac melihat Neti yang selalu tidak lepas dari ponselnya, mereka berjalan bersama tetapi Neti hanya merespon seadanya pada Isaac karena selalu terpaku pada ponselnya.
"yang, kaosnya bagus gak?" Tanya Isaac
"bagus..bagus.." jawabnya tanpa melihat Isaac
"kacamatanya cocok nih sama baju kamu"
"hmmmm… okey.." Isaacpun menjadi kesal melihat tingkah Neti, dia berhenti di belakang Neti yang terus berjalan sambil melihat ponselnya
"yang, aku keluar dulu ya,kamu mau ikut gak?"
"hmmmm… okey.." Isaac pun pergi meninggalkan Neti di dalam toko. Isaac sadar,akan usia mereka yang terpaut jauh, kebiasaan seperti ini masih belum bisa dimengerti olehnya. Kebiasaan Neti begitu terobsesi dengan ponselnya, karena bagi Isaac fungsi ponsel hanya untuk berkomunikasi. Isaac sangat tidak suka dengan kebiasaan Neti yang seperti itu, terkadang ia juga sampai lupa makan hanya karena terus menatap ponselnya.
Isaac menunggu di sebuah coffee shop di lantai bawah,ia menunggu sampai kapan Neti akan menyadari ketidakberadaan Isaac. Selang 30 menit sejak Isaac meninggalkannya,ponsel Isaac pun berbunyi
"sayang kamu di mana?" Tanya Neti panik
"aku di coffee shop bawah,kamu di mana? tadi aku kan udah ngajakin keluar,aku pikir kamu ikut di belakang aku"
"aku masih di dalam Sogo"
"kok kamu masih di Sogo? Kan aku sudah ajak kamu keluar"
"Ya sudah tunggu, aku turun ke bawah!" kesal Neti dan menutup teleponnya. Isaac tersenyum dan menggelengkan kepalanya. tak berapa lama Isaac melihat Neti datang dan mencari Isaac dari luar coffee shop, Isaac pun langsung keluar dan menghampiri Neti.
"it's not fun yang, aku nyariin kamu di Sogo kayak orang gila tau!" marah Neti
"you need to be bit more attentive, kalo kamu tidak sibuk sama ponsel kamu, kamu pasti tahu waktu aku bilang mau keluar. Kamu tuh lagi jalan sama aku. katanya minta di temenin beli kado, tapi nunduk terus ke handphone" marah Isaac, Neti menunduk dan merasa bersalah pada Isaac
"give me your phone!" pinta Isaac, Neti memberikan ponselnya pada Isaac dengan wajah kesal
"bisa tidak sih kamu kalau jalan sama aku, tidak usah sibuk sama handphone setiap waktu! aku ini pacar kamu lho, ada di sebelah kamu bukan di dalam handphone!" Neti terdiam dan tampak menyesal. Isaac memalingkan wajahnya, ia berusaha bersikap tegas kepada Neti, dan yang di lakukan Isaac adalah untuk kebaikannya. tetapi melihat Neti yang merenggutkan wajahnya, membuat Isaac luluh dan tidak bisa terlalu keras padanya.
"I'm hungry now" rengek Neti
"jangan ulangin lagi kayak gitu ya! aku tidak suka kamu kayak zombie begitu, Give me hug" Isaac membuka tangannya dan Neti tersenyum lalu memeluknya
"I'm so sorry sayangku…" rengek Neti di pelukan Isaac, Neti bahagia merasakan perhatian Isaac, ia sadar Isaac hanya memberitahukan apa yang salah pada dirinya, tetapi tetap dengan kasih sayang yang membuat Neti tidak bisa tidak jatuh cinta padanya.
"oke, ayo kita cari makan" Isaac melepaskan pelukannya, tapi Neti menahannya dan tidak mau melepas pelukanya yang membuat Isaac tertawa sembari melepas pelukan Neti.
Isaac berjalan keluar dari ruang operasi, ia memijat lehernya dan melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 12 siang. Seorang perawat memberikan map laporan hasil operasi untuk di tanda tangani, ia menuju pos perawat tapi tidak menemukan Neti di sana. Ia mengarahkan padangannya ke sekeliling ruang ICU mencari Neti tapi tidak menemukannya.
"kalian gantian pergi makan siang?" Tanya Isaac
"iya dok" jawab mereka. Salah seorang berkata Neti sedang bersama Dr.Toni dari pagi, bahkan sekarang sedang pergi makan siang bersamanya. Lalu mereka menggosipkan Neti yang sepertinya menyukai Dr.Toni, karena ia pernah memergoki Toni mengantar Neti pulang ke kostan tengah malam. Isaac menutup kasar mapnya dan memberikan pada perawat di depannya.
"sebaiknya kalian lebih banyak memperhatikan pasien daripada bergosip!" cetus Isaac dan pergi meninggalkan pos perawat. Sebuah duri mencuat di tenggorokannya, ia bahkan sampai terbatuk dan menepuk dadanya, Isaac mengambil segelas air mineral dan meminumnya, berharap duri tersebut menghilang. Isaac memasuki kantor dokter dan mendapati Neti bersama Toni. ia berdiri di depan Toni tertawa hingga lesung pipinya terlihat. Toni menjelaskan sesuatu dengan tangannya yang membuat Neti semakin tertawa. Isaac berjalan melewati mereka, tapi bahkan Neti tidak melihatnya sama sekali, ia tetap berbicara dengan Toni.
Meja Isaac berada di belakang Toni, ia duduk dan memperhatikan Neti yang masih tidak sadar akan keberadaan Isaac yang memperhatikannya. Tak lama kemudian Neti menyadari Isaac yang menatapnya tajam, alisnya seperti menyatu memandang Neti dengan kesal. Neti berhenti tertawa dan menyudahi obrolannya dengan Toni, dan melirik ke arah Isaac yang memperhatikan kepergiannya sampai ke pintu keluar
"bukankah Lydia sudah kembali dari cutinya? kenapa Neti masih di tugaskan di bedah?" Tanya Isaac kesal
"oh kemarin aku mendapat rujukan pasien anak bergejala seperti ensefalitis*, Neti menemani anak itu untuk pemeriksaan CT dan EEG, dan anak itu selalu mencari Neti, jadi Lydia mengijinkan Neti untuk bersamaku sementara waktu" jelas Toni, Isaac hanya menarik nafas dan mengangguk
"tapi jangan lupa, Neti bukan perawat pribadimu bro!" Isaac bangkit berdiri dan meninggalkan ruangan.
Neti keluar dari satu kamar PICU (Pediatric Intensive Care Unit) membawa nampan almuniumnya. ia melihat Isaac berdiri di depan kamar tersebut memandangnya dengan tangan di lipat di dadanya. Ia menarik tangan Neti dan membawanya ke ujung lorong bangsal yang sepi.
"kamu suka sama Toni ya?" Tanya Isaac dengan mata menuduh, Netipun memandang Isaac dengan wajah bingung
"kamu ngomong apa sih?"
"kamu ngapain ketawa-ketiwi genit begitu sama cowok lain" Neti melepas tangan Isaac dan balik menatap Isaac
"maksud kamu apa?" Isaac mundur satu langkah ketika Neti membelagakan matanya
"aku yang nanya sama kamu, semua perawat gosipin kamu sama Toni!"
"kalau kamu mau marah, cari tau dulu yang bener. Kalo lebih percaya sama omongan orang, kamu gak usah ketemu sama aku lagi!" Neti mendorong Isaac dan pergi meninggalkannya dengan kesal.
Isaac melewati kamar PICU, dan melihat dari kaca pintu Neti yang sedang mengobrol dengan seorang balita laki-laki yang berusia 2 tahun. ia tersenyum saat mengganti botol infus anak tersebut. Duri di tenggorokan Isaac muncul kembali dan kini terasa gatal. iapun batuk dan merasakan kini duri itu menggelayar ke ulu hatinya. Seseorang menepuk pundaknya dan memberinya segelas air. ia melihat Toni berdiri di sampingnya dan tersenyum pada Isaac.
"are you alright?" Tanya Toni,Isaac mengangguk dan berdeham membersihkan tenggorokannya. Ia melihat Toni yang juga menatap ke dalam kamar tersebut.
"itu pasien ensefalitis yang tadi aku ceritakan. Hasil pemeriksaannya, bagian otak kanan anak itu sekarat. besok dokter Reagen akan menjalankan hemispherectomy*) membuang otaknya yang mati" jelas Toni pada Isaac
"dibuang? Separuh otaknya di buang? It's sound imposible" kata Isaac tidak percaya
"dilihat dari usianya itu sangat memungkinkan,otaknya belum berkembang dengan baik jadi saraf yang tersisa bisa mengimbangi yang terbuang dan cairan sumsum akan mengisi rongganya," Isaac terdiam dan memperhatikan balita tersebut yang tersenyum kepada Neti.
"kalau tidak dilakukan secepatnya, penyakit itu akan menjalar dan membunuh anak tersebut. saat ini ia mengalami kejang selang beberapa jam sekali dan gangguan bicara akibat penyakitnya. hanya Neti yang sabar dan mengerti maunya anak itu sejak ia di opname." Jelas Toni kembali pada Isaac
"apakah akan ada resiko dan komplikasi dari operasi besok?" Isaac melihat iba pada anak tersebut
"setiap operasi akan ada resikonya Isaac, besok merupakan sebuah operasi besar yang akan di lakukan di RS ini. beberapa dokter bedah saraf dari Malaysia juga hadir untuk operasi ini, dan Neti akan ikut membantu untuk menjaga mental anak tersebut." Toni melihat Isaac yang masih terpaku di depan pintu kaca lalu menepuk pundaknya dan pergi. Isaac kembali melihat Neti yang tersenyum memperlihatkan lesung pipinya pada anak tersebut sambil bermain boneka dengannya. Tanpa di sadarinya, duri tersebut menjalar ke rongga hatinya,menembus pertahanan prinsip hidupnya dan ketika Isaac ikut tersenyum bersama Neti yang memandangnya, duri itu menancap tajam di hatinya.
Seperti biasa Isaac melakukan kegiatan futsal bersama rekan dokternya. Neti belum membalas pesan dan teleponnya sejak tadi siang mereka bertengkar. Selama setengah hari, Isaac uring-uringan dan hanya menatap ke ponselnya. ia sudah minta maaf pada Neti tapi ia bahkan belum membaca pesan Isaac sama sekali. Sebuah gol bunuh diri dilakukan oleh Isaac yang membuat beberapa rekan dokternya berteriak dan memaki padanya. Isaac sedang sangat tidak konsentrasi dengan apa yang di lakukannya saat ini. ia hanya ingin bertemu Neti,meminta maaf padanya dan mencium bibirnya.
Isaac keluar dari permainan lalu duduk di pinggir lapangan meminum minumannya. tak lama permainanpun selesai, tim dokter berkumpul di pinggir lapangan, mereka membicarakan tentang acara amal peduli kasih yang akan di acarakan RS mereka di sebuah panti asuhan minggu depan. Dan tiba-tiba saja mereka membicarakan Neti yang akan ikut hadir dalam acara tersebut,membuat Isaac menengok dan ikut memperhatikan arah pembicaraan tersebut.
"dokter Paskalis sudah 2 kali di tolak jalan sama Neti. ini kesempatan dok,mumpung di acara yang sama" saran salah satu pria rekan setimnya
"kira-kira dia udah punya pacar atau belum ya?"
"sepertinya belum, dia anaknya tidak neko-neko, pulang kerja langsung pulang dan tidak pernah ada cowo yang jemput dia " senyum Dr.Paskalis
"wah kalau sampai dokter Paskalis jadian sama Neti, kita jadiin maskot RS ya!" canda mereka. Isaac tiba-tiba berdiri dan menendang sebuah bola sekencang-kencangnya hingga mengenai pinggiran gawang yang membuat mereka semua kaget. Wajahnya merah padam dan ia mengepalkan tangannya
"aku balik duluan ya guys" Isaac mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan rekan-rekannya yang melihat kepergiannya dengan tatapan aneh
Jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Neti melihat ke ponselnya, Ia membaca pesan-pesan dari Isaac yang meminta maaf kepada Neti karena kebodohannya dan memberi kabar terakhir bahwa ia akan pergi bermain futsal. Neti menarik nafas dan menaruh ponselnya di meja lalu bersiap tidur. tiba-tiba pintu kamar kost Neti di ketuk, ia berdiri dari kasur dan menyalakan lampu lalu membuka pintu. Isaac berdiri di depan pintu,berkeringat basah dalam seragam bola. sebelah tangannya menenteng tas bolanya yang besar, ia berjalan masuk melewati Neti yang setengah bingung lalu menutup pintu.
"maafin aku ya, aku salah,dan aku bodoh" Isaac memeluk Neti dari belakang. Neti tersenyum dan mengelus tangan Isaac tetapi ia semakin erat memeluknya dan menelusupkan wajahnya ke leher Neti.
"kamu belum mandi ya?" Tanya Neti, Isaac melingkarkan tangannya di perut Neti dan mengangkat dagunya di bahu Neti lalu tersenyum. Neti melepas pelukan Isaac dan bertolak pinggang melihat Isaac dengan wajah memelasnya. Neti pun menjadi luluh melihat Isaac yang seperti itu, ia menarik Isaac,membuka bajunya yang membuatnya kaget dengan yang di lakukan Neti
"mandi dulu sana, bau keringat!" Neti membuang baju Isaac ke keranjang baju kotor dan berjalan ke depan laptopnya. Isaac tersenyum dan mencium pipi Neti
"pesenin nasi goreng dong yang" senyumnya sebelum masuk ke kamar mandi yang membuat Neti mendengus dan tersenyum kecil
Isaac melihat Neti yang sedang membaca artikel tentang operasi yang akan di lakukan besok. Ia sangat serius membacanya sampai ketika Isaac duduk dan memeluknya dari belakang ia tidak menyadarinya
"Toni sudah cerita tentang keadaan anak itu,kamu siap buat operasi besok?" Tanya Isaac, air mata Neti mengembang dan Isaac menariknya ke pelukannya,membiarkan Neti menangis di pelukannya
"aku sudah baca, ada beberapa kasus operasi yang berhasil. setelah 2 minggu pasien hidup normal kembali, tapi persentase kegagalan dengan resiko kelumpuhan juga bisa terjadi."
"semua akan baik-baik saja,kita kan tahu dokter Reagen yang terbaik dalam hal ini." Isaac mengelus pundak Neti dan membaringkannya di kasur. Neti memeluk Isaac dan merebahkan kepalanya di dada Isaac, Ia mendengar debar jantung mereka yang berdetak bersahutan bagaikan orkes merdu penghantar tidur.
Neti merasakan Isaac melepaskan pelukannya dan mencium pipinya sebelum meninggalkan kasur. Neti terbangun ketika mendengar bunyi pintu kamar mandi tertutup, ia melihat jam di ponselnya yang menunjukan pukul 05.10 pagi. Neti bangkit dari kasur dan membuatkan secangkir kopi untuk Isaac.
"seragam scrub aku sudah di laundry?" Tanya Isaac
"ada di atas tumpukan baju bersih, baru kemarin datang" Isaac mengambilnya dan mengucapkan terima kasih, ia mengenakan seragam scrubnya dan menyisir rambutnya dengan asal. Neti memberikan secangkir kopi di sebuah tumbler putih bertutup biru, Isaac melihat tumbler lainnya di meja yang bertutup pink
"oh, aku beli tumbler couple" Neti mendekatkan kedua tumbler tersebut yang kemudian membentuk sebuah bentuk hati di tutupnya. Neti tersenyum sumringah melihat tumbler tersebut lalu melihat Isaac yang menaikkan alisnya
"aku cari ini kemarin di internet,ini lagi hits banget yang,makanya kemarin ini maaf ya aku nyuekin kamu" senyum Neti dan memberikan tumbler bertutup biru ke Isaac
"kalau belahan hati kamu warna pink,kenapa aku harus bawa yang biru? Aku mau yang pink" Isaac mengambil tumbler tersebut lalu mencium Neti dengan lembut, mengulum bibir bawahnya yang membuat Neti tertawa dalam ciumannya dan mengaitkan tangannya ke leher Isaac lalu mencium pipinya
"sudah jam 6 dok!" senyum Neti dan Isaac merenggut manja lalu memeluknya
"aku jalan ya, see you there" Isaac mengecup bibir Neti dan melepas pelukannya lalu beranjak pergi.
Neti bersiap untuk mandi dan berangkat ke RS sampai tiba-tiba Isaac membuka pintu dan kembali ke kamar kost lalu tersenyum
"ada yang ketinggalan?" Tanya Neti dengan handuk di bahunya. Isaac tertawa melihat Neti dengan handuk di bahunya, ia menghampiri Neti,memeluk dan mengelus punggungnya lalu mencium pipi Neti berkali kali yang membuat Neti tertawa dan melepas pelukannya menyuruhnya cepat pergi. Isaacpun melepas pelukannya,sekali lagi mencium Neti lalu pergi dengan dada penuh perasaan bahagia.
*) Radang otak atau ensefalitis adalah suatu penyakit yang dapat menyerang anak karena virus yang menyebabkan peradangan pada otak. Kondisi ini berbahaya, meski termasuk langka diderita anak
**) Hemispherectomy adalah pengangkatan salah satu hemisfer otak dengan meninggalkan atau tidak mengganggu ganglia basal.