Neti membereskan barang-barangnya ketika Dr.Lydia bersiap untuk pulang. Ia meninggalkan catatan pasien untuk perawat malam sebelum meninggalkan pos perawat. Neti mengakui saat ini dia sedang tidak berfikir jernih, di kepalanya hanya ada bayangan Isaac yang menciumnya bertubi-tubi dan ia masih ingin melakukannya lagi. ia tahu mungkin ajakan Isaac akan berbahaya tapi semua itu tidak bisa di terima oleh nalar dan logikanya.
"net, mau pulang bareng saya?" Tanya Lydia saat melihat Neti yang sudah mengganti bajunya,Neti tersenyum janggal dan menarik nafasnya
"maaf dok,saya ada janji hari ini." tolak Neti, Lydia melihat jam tangannya dan mengangguk
"baiklah,tapi ini sudah malam,jangan lupa besok ada 2 pasien puasa yang harus cek darah ya" senyum Lydia lalu meninggalkan Neti. Tak berapa lama setelah Lydia pergi, Neti berjalan ke arah lift dan menekan tombol basement sambil tersenyum sumringah.
Isaac masuk ke ruang prakteknya, ia tersenyum kemenangan dan membereskan barang-barangnya. Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya dan mengunci pintu dari dalam. Sheila perawat dokter gigi yang sangat terobsesi dengan Isaac masuk dengan wajah marah. Isaac melihatnya sekilas tapi tetap membereskan barang-barangnya
"aku bisa terima kamu sama perawat lain,tapi Neti? Ya Tuhan yang bener aja kamu,dia baru 21 tahun!"
"and ..what's the point?"
"dia bahkan lebih pantas menjadi adikmu daripada pelayan nafsumu!" marah Sheila
"Sheila… listen.." Isaac menarik lengan Sheila dan mengusapnya perlahan berusaha menenangkannya
"you're still my favorite girl. Don't worry about her"
"lalu kenapa kamu ninggalin aku?" mata Sheila berkaca-kaca,wajahnya tampak memohon pada Isaac
"because… I don't like commitment" senyum Isaac dan menghapus air mata Sheila
Lantai basement tidak hanya terdapat tempat parkir mobil, di sana juga terdapat tempat parkir untuk kendaraan bermotor,atm center dan ruang jenazah. Neti menunggu Isaac di depan atm center yang letaknya bersebrangan dengan ruang jenazah. Keadaan saat itu masih ada beberapa orang di dalam atm center dan masih banyak antrian di loket parkiran motor sehingga Neti tidak begitu seram menunggu di sana. Sudah 15 menit berlalu tapi Neti belum melihat Isaac, ia seperti penjaga lift yang selalu melongok melihat siapa yang keluar dari lift, tapi Isaac tidak kunjung datang. Ia mencoba berpikiran positif bahwa mungkin Isaac mendapat panggilan darurat di IGD.
"oh… Sheila" Isaac melenguh ketika Sheila berlutut di bawah Isaac mengulum dirinya. Kepala Sheila bergerak seirama hentakan pinggul Isaac
"aku suka caramu memanggil namaku seperti itu" senyum Sheila seraya meremas Isaac dengan tangannya. Isaac menarik Sheila berdiri dan mendorongnya ke ranjang pasien yang membuatnya tertawa geli
"naiklah ke atas" perintah Isaac yang di sambut dengan senyuman oleh Sheila. Isaac membuka bajunya di ikuti dengan Sheila yang menurunkan celananya dan melemparnya kesamping. Sheila membuka kancing kemeja seragamnya tapi Isaac memberi isyarat untuk jangan melakukannya
"someone need to be check up now" Isaac menarik tirai ranjang pasiennya sembari tersenyum nakal
Neti menggetarkan kakinya, sudah hampir 1 jam ia menunggu Isaac. apakah ia salah dengar? Apa Isaac menyuruhnya menunggu di tempat lain? Neti bangkit berdiri dan berjalan bolak balik di depan lift. Pintu lift berdenting dan terbuka, Neti tersenyum melihatnya tapi tiba-tiba senyum itu pudar ketika di lihatnya Dr.Toni keluar dari lift.
"Neti? belum pulang?kamu lagi nunggu seseorang?" Tanya Toni yang masih mengenakan baju scrubnya
"di atas masih ada siapa aja dok?"
"tinggal saya, yang lain sudah pulang dari tadi" Neti menggigit bibirnya,ia merasa kesal,marah,malu,lelah semua jadi satu, inilah akibatnya bila logikanya tidak berjalan dengan baik. Seharusnya ia berfikir jernih dan tidak mempercayai playboy seperti Isaac.
"kamu mau saya antar pulang? Kebetulan saya mau cari makanan dekat sini untuk anak-anak IGD"
"makasih dok,tadi saya cuman mampir ke atm aja" senyum Neti
"are you sure? ini sudah agak malam lho" Neti mengangguk dan meyakinkan Toni. Segera setelah itu Neti menekan lift dan naik keatas untuk pulang.
Ia sangat kecewa dengan dirinya sendiri, kenapa ia mempercayai kata-kata Isaac. air mata mengembang di pelupuk matanya, ketika lift berdenting di lobby iapun segera menghapusnya. Seorang perawat dari dokter gigi yang hanya di kenalnya sekilas, tersenyum menyapanya dan masuk ke dalam lift.
Pintu lift terbuka di basement, Isaac keluar tanpa perasaan bersalah dan melihat Toni yang berjalan ke mobilnya dan menyapanya.
"lho masih ada kau? Ku kira sudah pulang semua"
"I'm just finishing my work paper" senyum Isaac, tak lama Sheila datang menghampiri mereka berdua dan menyapa Toni dengan senyumnya
"tadi aku melihat Neti di depan atm, apa dia menunggumu?" Tanya Toni kepada Sheila yang membuat senyumnya pudar. Seketika Isaac teringat dan mengerutkan dahinya lalu berdecak pelan.
"aku menawarinya tumpangan karena sudah larut tapi dia menolaknya. I'm little bit worried about her" kata Toni lalu membuka kunci mobilnya
"bukannya dirimu tugas malam?" Tanya Isaac
"iya, aku mau mencari makanan untuk anak-anak IGD dan mungkin mencari Neti untuk memberinya tumpangan" hati Isaac merenggut kesal, ia mengepalkan tangannya dan melihat nanar ke arah mobil Toni yang sudah pergi. Isaac berjalan menuju mobilnya dan diikuti oleh Sheila yang langsung duduk di kursi penumpang. Isaac melihat bingung ke arah Sheila dan mengusap wajahnya
"Sheila… I'm so sorry, I like you, really, we do a great seks. But… don't cross the line please." Sheila mendengus tak percaya pada Isaac dan menggebrak dashbor mobilnya
"maksud kamu apa hah!"
"I'll not taking you home. Kita jelas gak ada dalam hubungan seperti itu." Jelas Isaac. butuh beberapa saat hingga Sheila tertawa dan mendengus ke arah Isaac
"kamu janjian sama Neti kan tadi,makanya dia nungguin kamu di sini" teriak Sheila
"don't started againt, please Sheila.. ini udah malam,aku mau pulang" Sheila membuka pintu mobil lalu turun dan kemudian membanting pintu mobil tersebut. Sheila berharap Isaac akan membuka kaca jendelanya tapi Isaac langsung menghidupkan mesin mobil dan pergi begitu saja meninggalkan Sheila.
Isaac menyusuri jalanan rumah Neti,ia berharap dapat bertemu dengannya sebelum mengakhiri hari ini. ia mengutuk dirinya karena tidak bisa menahan diri dengan godaan Sheila, mulut wanita itu, Ya Tuhan Isaac tidak pernah bisa menolak mulutnya yang begitu beracun. Sekilas Isaac melihat mobil Toni di depan kost Neti,dan benar saja Neti turun dari kursi penumpang dan tak lama Toni juga keluar dari mobil lalu mereka masuk ke kost Neti bersama yang membuat Isaac kaget dan mengendarai mobilnya untuk lebih dekat. Ia menghembuskan nafas lega ketika melihat Toni ternyata hanya membeli nasi goreng di depan kost dan tak lama ia pergi meninggalkan kost Neti.
Pintu ruangan praktek Isaac di ketuk, Neti masuk ke dalam dan raut wajahnya terlihat datar. Seketika Isaac menjadi salah tingkah, ia belum menyusun kata-kata dan alasan yang akan di berikan pada Neti,dan kini gadis itu masuk ke ruangannya. Isaac bisa melihatnya sedikit berdandan, lipstick merah mudanya terpulas tipis di bibirnya yang penuh membuat Isaac ingin menyicipinya. Neti meletakan 2 buah map di meja Isaac dan melihat ke wajah Isaac lalu tersenyum yang membuat Isaac bertanya-tanya apa maksud senyumannya.
"selamat pagi dok, dokter Lydia minta di tinjau lebih lanjut, pasien Mr.Harry umur 65 tahun. Beliau pernah menjalani operasi bypass coroner 2 bulan lalu di luar negri, kemarin malam pingsan di bawa ke IGD. tekanan darah 100/65 tadi pagi turun 70/30 tapi masih merespon obat,hasil lab menunjukan adanya Critical limb ischemia*(CLI) dan koagulasi normal" Isaac membaca map tersebut lalu melihat ke arah Neti yang sedang melihatnya sembari melipat tangannya ke belakang menunggu perintah selanjutnya
"lakukan Ankle-brachial index (ABI), USG Doppler dan CT, kalau bisa secepatnya jangan sampai terjadi Hiperkoagulasi,jadwalkan untuk di operasi 2 hari lagi sambil di kontrol jumlah sel darahnya" Isaac menandatangani map tersebut dan memberikan pada Neti. Ia berterima kasih dan tersenyum lalu berjalan memunggungi Isaac
"Neti.." panggil Isaac, ia berdiri dan menghampiri Neti
"semalam…."
"Neti..Neti.. tolong periksa rontgen kamar 210, dokter Agus butuh catatan pascaoperasi kamar 211, kamar 215 butuh segera di ganti kateter.." sebuah panggilan dari HT menghentikan perkataan Isaac. Neti menjawab dengan 'ok' ke dalam HT nya dan melihat ke arah Isaac sembari mengibaskan HT tersebut
"kini setiap perawat junior punya HT dok, kami sangat sibuk..sangat..sangaatttt…bahkan tidak sempat untuk menunggu berlama-lama lagi di basement." senyum Neti dan meninggalkan Isaac yang tiba-tiba terpaku pada perkataan Neti, ia mendengus dan kembali duduk di kursinya
"sibuuukkkk sekaliii" kesalnya dan melempar map pasiennya.
Isaac mengenakan kemeja hitamnya dan menggulung lengan kemejanya. Setelah menata rambutnya kebelakang dengan pomade, ia menyemprotkan parfum di lehernya dan bersiap untuk keluar sampai ketika ponselnya berbunyi. Ia melihat siapa yang menelpon dan menggelengkan kepalanya. Hari ini mereka akan menghadiri arisan bulanan keluarga mereka, sebenarnya Isaac malas ikut acara seperti ini, tetapi ia tidak akan bisa membantah kakaknya, Isabela Nasution sang pengacara yang handal bersilat lidah. Kakaknya mengatakan Isaac dan dirinya harus lebih sering menjalin hubungan dengan keluarga mereka di Jakarta karena kedua orangtua mereka berada di Medan.
"Nunga siap ho? Unang lupa ho mangalap ahu tu son (kau sudah siap? Jangan lupa jemput aku dulu ya)" teriak suara di seberang sana, Isaac bahkan sampai menjaukan ponsel tersebut dari telinganya begitu mendengar suara kakaknya dan Isaac hanya mengiyakan
"so tung lupa ho mamboan kado na tu anak ni Namboru I ( kado buat anaknya namboru jangan lupa kau bawa)" Isaac mengeryitkan dahinya dan baru ingat bungkusan kado tersebut tertinggal di ruang prakteknya di RS. Isaac menggaruk kepalanya dan melihat jam tangannya
"acaranya jam berapa kak?" Tanya Isaac
"Jam sada parjolo ma hita lao tu gareja, mulak siang gareja langsung ma lao tu jabu ni namboru (jam 1, kita ke gereja dulu sekarang,pulang gereja langsung ke rumah namboru)"
"yasudah, kita ketemu di rumah namboru aja ya, kadonya ketinggalan di RS" sedetik kemudian seperti yang bisa Isaac bayangkan, sebuah bom ocehan meledak di ponselnya. Isaac meletakkan ponselnya di meja dan bersiap keluar mengambil kunci mobilnya lalu mematikan panggilan dari kakaknya yang masih mengomel.
Isaac sampai di halaman parkir depan RS yang terlihat lapang. hanya beberapa keluarga pasien yang hilir mudik dan bangsal IGD yang tidak pernah sepi. Isaac melewati poli spesialis yang terlihat gelap karena lampu di matikan, bangku-bangku tunggu pasien yang biasanya ramai di hari kerja,kini di tengkurapkan ketika akhir pekan. Isaac membuka ruangannya dengan kunci serep miliknya dan menemukan sebuah bungkusan coklat yang terletak di pojok mejanya. Isaac mengambil bungkusan itu dan segera kembali mengunci ruang prakteknya lalu berjalan keluar dari bagian poli spesialis yang sepi dan gelap. Isaac melewati bagian lobby dan melihat beberapa perawat yang di kenalnya berkumpul memakai pakaian bebas mereka tapi terlihat rapi.
"pagi dok,tumben ke sini hari minggu" Tanya salah seorang perawat
"hai..kalian juga tumben berkumpul di sini tanpa seragam. Kalian gak tugas?"
"kami shift malam dok,lagi janjian ke undangan pak bobby." Jelasnya, Isaac mengangguk dan tersenyum hendak beranjak pergi sampai ia melihat seseorang yang di kenalnya berjalan memasuki RS. Neti terlihat mempesona mengenakan Dress Hitam Pendek A Line Sederhana Dengan Lengan Tipis, ia menggerai rambutnya yang di tata ikal dan mengenakan make up tipis. Kakinya terlihat jenjang dengan potongan pendek dress tersebut,baru kali ini ia melihat Neti bertelanjang kaki karena biasanya Isaac melihatnya mengenakan seragam perawat yang bercelana. Ia mengenakan Pointed Toe Stiletto bewarna merah menyala, yang seakan-akan ingin dirinya menjadi pusat perhatian,dan tepat sekali ia sudah mencuri perhatian Isaac saat ini.
Isaac berdecak kagum melihat Neti, dan berguman pelan begitu Neti melihat ke arahnya lalu kemudian memalingkan wajahnya. Isaac tersenyum nakal karena menyukai lirikan sinis yang Neti tunjukan padanya. Isaac yang merasa tertantang,melupakan janjinya dengan kakaknya, ia tersenyum dan memutar badannya kembali ke para perawat yang berkumpul tersebut.
"kalian mau berangkat naik apa?" Tanya Isaac
"kita bareng dokter Paskalis ,beliau sedang dalam perjalanan"
"kita barengan aja,kebetulan saya juga mau kesana tapi gak tau alamatnya." Seluruh perawat saling berpandangan bingung
"dokter di undang juga? Dokter kenal sama pak bobby bagian administrasi lab?" Isaac dapat melihat Neti menahan tawanya
"tentu saja, undangannya di umumin di grup poli kok" Isaac tersenyum kemenanngan, untungnya ia sempat membaca pengumuman itu beberapa hari lalu. Para perawat itu tertawa lega dan mereka akhirnya memutuskan menumpang mobil Isaac. Neti mengeram ketika lagi-lagi teman-temannya memintanya untuk duduk di kursi depan, ia dengan jengkel membuka pintu mobil Isaac dan duduk di depan tanpa melihat ke samping. Isaac tersenyum gemas melihat Neti yang cemberut, bagi Isaac ia tampak lebih cantik dan menggemaskan yang membuatnya semakin ingin memilikinya.
"jadi di mana tempat resepsinya?" Tanya Isaac yang di sambut bingung mereka semua
"di Bekasi dok" jawab Neti
"hah Bekasi?" kaget Isaac, Neti akhirnya melihat ke arah Isaac dan tersenyum manis
"di Galea Belangi, Bekasi dok" sahut salah seorang di belakang, Neti benar-benar tertawa sambil melihat wajah Isaac yang kebingungan. Benar-benar senjata makan tuan, dia akan habis oleh kakaknya, baru kali ini Isaac bahkan bertindak bodoh untuk gadis di sampingnya, yang tertawa memperlihatkan lesung pipinya,matanya tampak girang melihat Isaac yang tampak bodoh tapi entah kenapa senyuman gadis itu benar-benar menular padanya, iapun ikut tersenyum dan mentertawai kebodohannya sendiri
"baiklah, pasti akan sangat menyenangkan ya, perjalanan kita hari ini" kata Isaac sambil mengedipkan matanya.
Setelah 2 jam perjalanan mereka akhirnya sampai di sebuah gedung serbaguna yang memiliki desain yang kekinian dan edgy,dikelilingi kolam dengan tumbuhan teratai yang memberikan kesan yang tentunya berbeda dari venue pernikahan pada umumnya. dari pintu masuk, terdapat barisan tanaman bunga matahari,Setelah masuk kedalam, mereka disambut oleh tanaman-tanaman serta rumput hijau yang sangat terawat dengan rapih dan juga kolam renang yang sangat serasi dengan desain venue outdoor saat itu.
Panggung pelaminan di hias dengan bunga-bunga mawar putih yang terlihat sangat cantik. Isaac duduk di samping Neti pada saat acara di mulai,Neti sama sekali tidak menggubris Isaac yang terus menerus menatapnya dari samping. Ketika acara makan di mulai,Neti bergabung bersama teman-teman perawatnya untuk menghindari Isaac. Neti merasa kepalanya menjadi berat setelah minum beberapa minuman yang di pikirnya hanya softdrink biasa. Ia berjalan mengitari kolam renang untuk mencari udara segar karena ia merasa gerah dan penat. Neti membuka sebuah pintu dan masuk ke dalam sebuah hall kosong dengan atap yang menjulang tinggi ke atas. Ruangan tersebut gelap dan Neti membiasakan matanya untuk melihat keadaan sekitarnya. Terdapat beberapa sisa bouquet hiasan mawar di sana, Neti menyentuhnya dan tersenyum begitu menghirup wangi bunga tersebut, ia sempat berfikir untuk membawa pulang beberapa tangkai bunga tersebut. pintu ruangan itu terbuka, Neti membalik badannya lalu melihat Isaac yang berjalan masuk menghampirinya.
"kamu ngapain di sini?" Tanya Isaac. Neti tersenyum dan menarik beberapa tangkai bunga mawar tersebut dan memberikannya pada Isaac
"memetik bunga" senyumnya
"net.. aku mau minta maaf karena waktu itu…"
"sssttttt" Neti menempelkan jari telunjuknya di bibir Isaac
"kamu gak tau apa yang udah kamu perbuat waktu itu, kamu nyium aku seenaknya,kamu bikin aku nunggu 1 jam di depan kamar mayat,dan kamu dengan gampangnya minta maaf sama aku" teriak Neti,kepalanya semakin berat,ia hampir terhuyung tapi berusaha membuat dirinya tetap sadar.
"apa yang harus aku lakuin buat kamu maafin aku?" Tanya Isaac dengan wajah memelas
"You're a fucking bas…..tard.." Neti menunjuk Isaac dengan telunjuknya
"kamu mabok ya" Tanya Isaac, ia menarik lengan Neti ketika ia sempat terhuyung.
Neti mencengkram kerah baju Isaac dan menariknya ke pelukannya lalu mencium bibir Isaac seketika. Isaac sempat membelagakan matanya tapi ketika Neti melingkarkan tangannya di leher Isaac,ia memejamkan matanya dan balas mencium Neti. Neti memaut bibir Isaac,tangannya mencengkram bahu Isaac dan membuka mulutnya membiarkan lidah Isaac menyusuri setiap jengkal bibir Neti. Ketika lidah Neti balas memaut ciumannya, Isaac mengeram dan merengkuh Neti lebih erat ke dalam pelukannya, Neti tidak tahu apa yang sudah di lakukannya pada pria ini, Isaac tidak pernah bertindak sejauh ini hanya untuk mendapatkan seorang gadis,merasa bersalah karena mengingkari janjinya atau memohon meminta maaf pada seorang wanita yang sebelumnya tidak ada di kamusnya.
Neti memiringkan kepalanya,bibirnya terus membalas pautan bibir Isaac, tangan Isaac mencengkram rambut Neti menahannya untuk menciumnya lebih dalam,sebelah tangannya mengelus punggung dan turun ke bokong Neti, Isaac meremas bokong Neti yang membuatnya menjerit pelan dan membusungkan tubuhnya. Isaac semakin liar mengulum lidah Neti,lidahnya menjalar mencari,menggoda dan mengecap bibir Neti yang terasa sangat manis. Neti melepaskan bibirnya dan mengambil nafas,ia melihat ke dalam mata Isaac yang begitu gelap,penuh dengan tuntutan dan hasratnya pada Neti. Isaac kembali mengecup bibir Neti lalu mencium pipinya dan turun menciumi leher Neti, Isaac dapat mencium wangi parfum Neti yang sangat memabukkan dan membangkitkan gairahnya. Neti melenguh dan menarik kepala Isaac,mendorongnya menjauh darinya dan seketika, pandangannya menjadi gelap.
Mobil Isaac berhenti di depan kost Neti, sebelumnya Isaac sudah mengantarkan teman-teman perawatnya ke RS untuk menjalani shift malam. Isaac melihat ke kursi penumpangnya,Neti tertidur pulas dengan 2 tangkai mawar putih yang tidak bisa di lepaskan dari tangannya. Isaac tersenyum melihat gadis ini, bisa-bisanya dia mencium gadis mabuk yang tiba-tiba pingsan di tengah cumbuannya. Isaac tertawa kecil dan menyenderkan tubuhnya memperhatikan Neti yang tertidur bagaikan malaikat. Kursi mobil itu bagai cangkang untuk tubuh kecilnya, Isaac dapat mendengar suara dengkuran kecil dari bibir manisnya. Ia menyingkirkan rambut di depan wajah Neti dan mengelus pipinya, ia sedikit berharap Neti tertidur lebih lama,agar ia bisa terus bersamanya seperti ini.
Neti terbangun dan membuka matanya perlahan, badannya sedikit pegal karena posisi tidurnya. Seketika ia menyadari di mana dia tertidur dan membelalakan matanya. Neti melihat ke samping kursi pengemudi ada Isaac yang tiba-tiba ikut terbangun dan melihat Neti
"kamu sudah bangun?" Tanya Isaac, Neti tampak salah tingkah dan merapihkan rambutnya
"makasih ya dok sudah di anterin" Neti mengangguk dan bersiap untuk turun dari mobil tapi Isaac dengan cepat mengunci pintu mobil.
"Neti.." panggil Isaac dan menarik lengannya agar mata mereka bisa bertemu
"kau ingat apa yang sudah terjadi tadi?" Tanya Isaac. Neti terlihat bingung dengan perkataan Isaac, ia mencoba mengingatnya dan mengerutkan dahinya dan tiba-tiba ia tercekat dan membelalakan matanya melihat Isaac yang tersenyum
"listen.. I'm so sorry karena waktu itu aku bikin kamu nunggu lama di basement,aku pikir kamu masih lama jam kerjanya,aku turun dan kamu sudah gak ada. Maafin aku ya" Isaac mengelus telapak tangan Neti dan mengaitkan jarinya di telapak tangannya. Jantung Neti berdebar, ia sangat bingung dengan perlakuan Isaac,tapi ia juga menyukai sentuhan Isaac pada dirinya. Isaac mencondongkan dirinya dan menyenderkan kepalanya di kursi penumpang menatap mata Neti lebih dekat
"kamu mau kan maafin aku" tanyanya dengan raut wajah memelas. Isaac melihat perubahan di wajah Neti, ia tersenyum dan mengangguk pelan yang membuat Isaac kembali tersenyum. Isaac mencium telapak tangan Neti yang di kaitkannya dengan tangannya dan mereka tertawa bersama.
"aku … balik ya dok" kata Neti dengan suara lembutnya.Isaac benar-benar tidak kuasa menahan dirinya pada gadis ini, ia menangkup wajah Neti dengan sebelah tangannya dan menariknya lalu mencium perlahan bibir Neti. Perlahan dan lembut, bibir Isaac memautnya,tangan Isaac menarik Neti lebih dekat dengannya yang membuat Neti membuka bibirnya dan lidah Isaac kembali masuk menggoda Neti. Tangan Neti mendorong tangan Isaac dan melepaskan ciumannya. Neti dapat melihat raut wajah Isaac yang protes dengan bibir basah karena air liur mereka berdua. Neti mengatur nafasnya dan memegang dadanya dengan tangannya
"kamu kenapa" Tanya Isaac khawatir melihat Neti yang seperti terkena asma
"jantung aku berdebar dengan tidak normal,aku takut serangan jantung" kata Neti khawatir. Isaac duduk kembali ke kursinya dan tertawa geli melihat Neti
"serius dok, lebih dari 100 denyutan permenit" Isaac menghentikan tawanya dan menghapus air matanya lalu tersenyum geli melihat Neti
"di depan kamu ada salah satu dokter jantung terhebat di Jakarta, kalaupun ada Sesuatu sama jantung kamu, aku pasti sudah tahu" Neti terdiam dan nafasnya sudah teratur kembali, ia menurunkan tangannya, wajahnya tampak lebih tenang sekarang. Ia menarik tangan Isaac dan meremasnya dengan kedua tangannya. Ia tersenyum dan memandang Neti,sebelah tangannya menyelipkan rambut Neti ke belakang telingannya
"tangan hebat ini udah nyelamatin banyak jantung orang,tapi cuman bikin jantung aku gak normal" Neti memandang Isaac dengan matanya, Isaac melihat mata itu,mata yang memancarkan sesuatu yang Isaac tidak bisa menerimanya,pancaran yang tidak sesuai prinsip hidupnya saat ini
"Neti… I like you.. you're amazing girl that I ever meet, and I want you!" jantung Neti kembali berdetak hebat, Isaac kembali mencondongkan wajahnya dan mengecup perlahan bibir Neti dan mencium pipi Neti berkali-kali yang membuat Neti tertawa. Neti mengelus pipi Isaac dan tersenyum, ia dapat melihat mata Isaac yang hanya memandangnya, sesuatu di dalam perutnya seperti berkepak bahagia.
"malam dok" bisik Neti dan mencium pipi Isaac dengan lembut dan sedikit lama. Isaac duduk ke kursinya dan membuka kunci pintu mobilnya. Neti turun dari mobil dan memutar kedepan lalu berdiri di samping pintu pengemudi sehingga Isaac menurunkan kacanya
"hati-hati di jalan ya dok" senyum Neti dan melambaikan tangannya. Isaac tersenyum dan segera pergi mengendarai mobilnya
Sejak terakhir Isaac mengantar Neti pulang, sejak itu pula Isaac rutin mengantar Neti pulang ke kostnya. Ketika Isaac mendapat jaga malam pun, ia akan menyempatkan untuk mengantar Neti pulang dulu ke kostnya. Neti akan menunggu Isaac di depan atm center basement dan mereka akan pulang bersama ke kost Neti. Mereka akan bermesraan di dalam mobil sebelum Neti turun dari mobilnya. Isaac sudah tergila-gila dengan bibir Neti yang begitu candu baginya, ia tidak bisa seharipun tanpa mencium bibir manisnya tersebut. ia akan merenggut bila Neti lupa menciumnya yang membuat Neti tertawa.
Isaac menarik Neti ke atas pangkuannya di kursi pengemudi yang membuat Neti kaget dan tertawa. Neti duduk di pangkuan Isaac,menangkup wajahnya yang tersenyum nakal dan menjulurkan lidahnya. Neti mengulum lidah Isaac dan membuka mulutnya membiarkan Isaac mengambil kendali pada ciuman-ciumannya. Tangan Isaac meraba punggung Neti dan meremas bokongnya yang membuat Neti mengerang dan tertawa dalam ciumannya
"geli ah, jangan begitu tangannya" protes Neti dan melepas ciumannya. Isaac tertawa dan menghembuskan nafasnya sambil tersenyum lalu menyenderkan kepalanya di kursi. mereka sudah berciuman puluhan kali tapi Isaac bahkan belum dapat berhubungan seks dengan gadis ini. Neti tidak membiarkan Isaac bertindak lebih jauh dari sekedar ciumannya,dan anehnya Isaac tidak keberatan dengan itu, ia sangat menikmati saat-saat berdua dan bermesraan bersama Neti,ciuman-ciumannya yang manis dan memabukkan serta senyuman cantiknya yang menampilkan lesung pipinya yang hanya terlihat bila tersenyum pada Isaac.
Isaac mengelus tangan Neti dan mengaitkan jari mereka. Neti kembali tersenyum dan memeluk Isaac, ia membenamkan wajahnya di leher Isaac dan mengerang manja. Isaac tertawa memeluk punggung Neti dan mengusap punggungnya sehingga memberikan kenyamanan bagi Neti. Isaac mencium pelipis dan pipi Neti dengan lembut yang membuatnya tersenyum
"nanti kalau aku ketiduran kamu gak bisa balik ke RS gimana?"
"ya gampang aja,kamu aku gendong ke RS, biar orang-orang liat kamu kayak monyet lagi netek" Neti mengangkat kepalanya dan merenggut manja
"enak aja,kalau aku monyet kamu biang monyetnya" Neti mencubit pipi Isaac
"aku kera sakti dong" merekapun tertawa dan tiba-tiba Neti mendengar suara bergemuruh dari salah satu perut mereka yang membuat Neti berhenti tertawa
"aduh kasian,dokterku ini sampai kelaparan" Neti mengelus pipi Isaac yang tersenyum geli. Tangan Isaac memeluk pinggang Neti mencium lehernya yang memuat Neti menggeliat kegelian
"ayo aku traktir makan." Ajak Neti tapi Isaac menggeleng dan memeluk Neti lebih erat tidak ingin melepaskan pelukannya
Neti mengajak Isaac makan nasi goreng di depan kostnya. Neti mengatakan nasi goreng tersebut adalah nasi goreng terbaik yang ada di Jakarta. Neti kaget melihat Isaac yang begitu cepat memakan seporsi nasi goreng di depannya,ia tertawa dan menyuruh Isaac untuk makan perlahan
"kamu habis 1 piring?" Tanya Isaac sambil menunjuk piring Neti yang masih penuh
"emang kenapa?" Isaac menyendok sesuap nasi goreng Neti
"kalo gak habis,kasih aku aja" senyum Isaac,Neti tertawa lalu menepuk tangan Isaac yang kembali menyendok nasi goreng miliknya
"no… kamu pesen lagi aja sih,ini punya aku" Isaac tertawa melihat Neti yang menarik piringnya, biasanya setiap gadis akan makan sedikit makanannya di depan Isaac dan pura-pura kenyang di depannya agar terlihat cantik,tapi gadis didepannya ini malah menyelamatkan nasi goreng miliknya bagaikan itu makanan terakhirnya.
Neti mengajak Isaac mampir ke dalam kostnya,ia mengatakan akan membuatkan kopi untuk Isaac bawa ke RS, Isaac sempat tersentak, hatinya berdegub seperti sebuah konfenti yang meledak, ia tersenyum sumringah dan mengikuti Neti masuk ke dalam kostnya. Neti menyapa beberapa orang dan disusul Isaac yang tersenyum canggung. Mereka melewati ruang tamu bersama lalu ke lorong yang terdapat 3 buah pintu, hingga sampai di kamar Neti yang terletak paling ujung dekat dengan ruang cuci. Isaac sempat berdiri terdiam melihat letak kamar Neti
"ini kamar kamu?" Tanya Isaac, ia berusaha menahan untuk tidak mengucapkan 'seperti kamar pembantu'. Neti tersenyum canggung dan membuka pintunya.
"maaf agak berantakan" Isaac membelalakan matanya, ia terlalu kaget melihat kamar di depannya,ia menutup mulutnya dan melihat Neti menatapnya dengan pandangan bersalah.
"jangan salah paham aku hanya,kaget, kamar ini sangat….. minimalis" senyum Isaac. Neti melempar baju-bajunya ke keranjang dan mempersilahkan Isaac masuk. kamar berukuran 3x4.5m tersebut terdapat kasur kecil di sebelah kiri dengan gantungan baju-baju Neti di depan kasur, terdapat kamar mandi dalam dan sebuah dapur kecil di sebelah kamar mandi. di sebelah pintu masuk terdapat cermin besar dengan lampu-lampu menghiasi di pinggiran cermin tersebut. sebuah lemari 2 pintu terletak di sebelah cermin yang memberi batas ke arah dapur dan kamar mandi.
"kamu duduk dulu ya,aku buatin kopi sebentar"
"duduk di mana?" bingung Isaac sembari mencari kursi untuk duduk
"itu di kasur aja" tunjuk Neti,Isaac tersenyum nakal dan melihat ke arah Neti yang menggelengkan kepalanya dan mencubit pipi Isaac
"just sit nicely and I'll give you a coffee oke" Isaac tertawa dan duduk di kasur sesuai perintah Neti lalu merebahkan dirinya. Ia melihat baju-baju Neti yang berantakan yang membuatnya menggelengkan kepalanya,terdapat meja rias di bawah cermin yang sama berantakannya dengan tumpukan baju Neti. Tergelitik dalam dirinya untuk membereskan kamar yang bagai kapal pecah ini, ia tidak pernah melihat kamar gadis berantakan seperti ini, bahkan ia tidak akan membiarkan pakaiannya sendiri tergeletak sembarangan di luar lemari. Neti membawakan secangkir kopi di dalam gelas tumbler dan melihat Isaac yang sudah terbaring di kasur dan tertidur lelap.
Neti sudah mandi dan mengganti pakaiannya,ia duduk di depan laptopnya mengedit sebuah video di samping kasurnya yang masih terdapat Isaac yang tidur mendengkur. Neti pun tertawa kecil dan melanjutkan kegiatan di laptopnya hingga ia mendengar Isaac mengerang dalam tidurnya, ia mengerutkan dahi dalam tidurnya dan tubuhnya tampak gelisah. Neti berbaring di sampingnya dan mengelus dadanya, membuat suara menenangkan Isaac hingga Ia membuka matanya. Neti mengelus wajah Isaac yang masih mengerut hingga perlahan ia tenang dan membalik tubuhnya menghadap Neti dan melihat Neti yang mengelus wajahnya
"kamu mimpi ya" Tanya Neti sembari mengurut dahi Isaac
"kamu mimpi apa sih sampai alis mengkerut begitu?" Isaac terdiam dan hanya menatap wajah Neti yang sedang mengurut dahi dan alis Isaac
"kamu gak balik ke RS?" Tanya Neti
"ada telpon gak dari IGD?"
"gak ada sih"
"yaudah biarin aja" Isaac menarik Neti kepelukannya, ia menelusupkan wajahnya ke leher Neti mencium wangi lavender dari rambutnya dan mengaitkan kakinya dengan kaki Neti. Jantung Neti kembali berdebar, Isaac meregangkan tubuhnya di dalam pelukan Neti,merengkuh Neti ke dalam pelukannya dan membaringkan kepalanya di pelukan Neti lalu tertidur pulas untuk pertama kalinya sejak 5 tahun lalu.
*Critical limb ischemia (CLI) adalah kondisi kritis akibat penyumbatan aliran darah di pembuluh arteri yang membuat berkurangnya aliran darah ke tubuh bagian bawah.