Mimpi buruk itu kembali hadir. Isaac duduk di dalam mobilnya di tengah hujan deras siang itu. Kejadian 5 tahun itu terulang kembali, Isaac mencoba menelepon istrinya Tiur berulang kali tapi ia tidak mengangkat teleponnya. Isaac pun memutuskan pulang ke apartement mereka dan melihat istrinya yang sedang membereskan barang-barangnya menatap Isaac yang masuk ke dalam apartement dengan basah kuyup.
"mau kemana kau?" Tanya Isaac, tapi Tiur tetap memasukan barang-barangnya.
Tiur mengangkat tasnya dan berjalan menghampiri Isaac yang masih berdiri di ambang pintu.
"aku gak bisa ngelanjutin ini lagi, kamu sudah terima berkas dari pengacara aku kan. Kedepannya biarkan pengacara kita saja yang berhubungan.".
"seriously Tiur? You are the one who cheated in this marriage but why do I feel left out?" Isaac tertawa getir. Tiur menarik nafas dan melihat Isaac.
"that's why I left this house. Im NOT sorry for what happened in this marriage." Tiur mengangkat tasnya dan melewati Isaac.
"ketika kau menginjakan kaki ke luar pintu, jangan harap kau bisa kembali ke sini" Tiur mendengus lalu keluar membuka pintu dan membantingnya di belakang Isaac.
Suara deras hujan membangunkan Isaac dari alam bawah sadarnya. Ia membuka matanya dan melihat langit-langit yang penuh dengan stiker berbentuk bintang glow in the dark. Ia memejamkan matanya dan membiasakan pemandangannya. Ia bangkit duduk di ranjang, melihat ke sebelahnya, terbaring seorang wanita telajang yang tertidur tengkurap. Isaac menghela nafasnya dan turun dari ranjang, ia mengambil celana boxernya lalu menuju jendela dan membukanya. Pukul 03.00 dini hari hujan deras ketika Isaac membuka jendela tersebut, ia mengambil bungkus rokoknya dan mengetuk-ngetukan di telapak tangannya lalu mengambil 1 batang rokok dan menyalakannya. Ia menghembuskan asap rokok itu ke luar jendela, pandangannya menerawang, dadanya begemuruh,rasa dendam dan harga dirinya sebagai laki-laki tercoreng bila mengingat kejadian itu lagi.
Perpisahannya dengan Tiur sudah 5 tahun berlalu, tapi luka itu tetap belum kering. Harga dirinya sebagai laki-laki tercoreng ketika mendapati Tiur berselingkuh dengan lelaki lain, ingin membuktikan pada dirinya sendiri bahwa ia masih bisa memuaskan wanita,maka dari itu Isaac tidak pernah berhubungan tetap dengan 1 wanita. pernikahan yang sudah di binanya bertahun-tahunpun harus musnah ketika Tiur mengirimkannya surat perceraian, tapi Isaac tidak begitu saja memberikan keinginan Tiur, ia menyiksanya dengan tidak menandatangani surat tersebut,agar Tiur tidak bisa dengan mudahnya bahagia dengan yang lain. Suara hujan yang deras membangunkan wanita itu, Ia melihat Isaac memunggungi jendela dan mengibaskan rambut panjangnya. Ia turun dari ranjang tanpa busana dan memeluk Isaac dari belakang. Isaac menengok kebelakang dan melihat wanita itu menempelkan payudara telanjangnya ke punggung Isaac.
Isaac menghisap kembali rokoknya dan menyunggingkan senyumnya sambil menghembuskan asap rokoknya. Ia membalik badan dan melihat ke wanita yang telanjang di hadapannya, bulan ini di menangkan oleh seorang dokter gigi cantik berumur 31 tahun,yang merupakan juniornya di RS. Isaac membuat aturan hanya berkencan selama 1 bulan tidak lebih dan dari awal hubungan mereka ia sudah menegaskan bahwa mereka hanya sekedar fuckbuddy. Isaac pernah menjalin hubungan dengan seorang perawat dokter gigi lebih dari 2 bulan. They have a good seks,tapi itu berakhir karena ia terlalu posesif terhadap Isaac.
"kamu udah bangun?" Tanya wanita itu. Ia mengambil rokok Isaac dan menghisapnya lalu menghembuskan asap tersebut ke wajah Isaac. Isaac tersenyum dan mengangkat wanita itu ke pelukannya, iapun menjerit kaget lalu tertawa di pelukan Isaac.
"jam berapa kau praktek besok?" Tanya Isaac sambil membawanya kembali ke ranjang.
"hmm… jam 9, oh yes please" rintih wanita itu ketika Isaac menindihnya.
"make it 10" senyum Isaac dan wanita itu menggigit bibirnya.
Pintu kamar praktek Isaac di ketuk,seseorang masuk dan Isaac mengadahkan kepalanya dari map yang sedang di bacanya. Seorang perawat muda,cantik,bertubuh kecil dan proposional, Isaac sudah memperhatikannya sejak 2 tahun lalu ketika ia pertama kali masuk dan menumpahkan 1 kantong darah. Perawat itu bernama Neti, sejak kehadirannya di RS banyak dokter dan perawat pria lainnya berlomba-lomba untuk berkencan dengannya,tapi sepertinya gadis ini terlalu menutup diri, Isaac tidak pernah melihatnya berkumpul dengan para perawat lainnya ketika jam makan siang, dia akan berada di IGD membantu beberapa dokter muda di sana. Tahun lalu Dr.Lydia seorang dokter spesialis penyakit dalam yang terkenal di RS ini secara khusus mengangkat Neti menjadi perawat pribadi di polinya. Sejak itu Neti akan mengikuti kemana Dr.Lydia pergi dan menyampaikan rujukan pasien Dr.Lydia ke dokter selanjutnya.
Neti masuk ke dalam ruangan Isaac, ia tersenyum dan menyapa Isaac lalu memberikan sebuah map untuknya.
"Pagi dok, ada pasien rujukan dari dokter Lydia dan dokter Retno. semalam seorang bayi lahir,tangisannya terdengar aneh dan mukanya membiru. Diagnosa dari dokter Retno Bising Ejeksi Sistolik Jinak*, tapi dokter Lydia minta pemeriksaan lebih lanjut" Isaac mengambil map tersebut dan melihat wajah Neti yang menurutnya sangat menggemaskan, matanya yang besar dan lentik yang seakan menggoda Isaac setiap melihat ke dalam matanya dan bibirnya penuh dan sensual itu membuat Isaac ingin sekali menyicipinya. Isaac tersenyum menggodanya dan terlihat Neti tersipu malu dan memalingkan wajahnya. Isaac merasa seperti mendapat angin segar darinya, ia menaruh map tersebut dan melipat tangannya melihat Neti yang menyibakkan rambutnya yang terjuntai ke belakang telinganya.
"berapa berat dan jenis kelaminnya" Tanya Isaac
"2,7kg dok, jenis kelaminnya laki-laki" jawab Neti, ia melihat tatapan lekat Isaac yang memandanginya hingga membuat jantungnya berdebar. Neti berdeham dan perlahan menarik nafasnya mencoba menyembunyikan debar jantungnya. Isaac mengambil map tersebut lagi, sekilas membacanya lalu memberikannya pada Neti.
"saya ingin di lakukan EKG,Rontgen dada dan Ekokardiografi, Setelah ada hasilnya nanti kita tindak lanjuti lagi" Isaac mengambil sebuah form rujukan dan menandatanganinya lalu memberikannya pada Neti. Isaac sengaja menyentuh tangan Neti ketika ia mengambil form tersebut yang membuat gadis itu tampak salah tingkah dan segera meninggalkan ruangan Isaac. segera setelah Neti keluar, Isaac menetapkan Neti yang akan menemaninya bulan ini.
Isaac masuk ke dalam ruang dokter yang sudah ramai dengan para dokter spesialis yang praktek pagi itu. Isaac duduk di mejanya, menyapa beberapa kerabatnya dan memeriksa map-map pasien pemberian perawat ketika Dr.Reza masuk bersama seorang dokter laki-laki tinggi dan memiliki wajah tampan,yang menurut Isaac lebih cocok menjadi seorang actor karena wajah tampannya. Dr.Reza mengenalkan ia sebagai dokter ahli bedah umum baru bernama Dr.Toni Nataprawira. Isaac teringat sebelumnya Dr.Reza pernah memberitahunya bahwa akan ada kandidat untuk chief surgeon menggantikan Dr.Reagen dan salah satu calonnya adalah Isaac. Sebelumnya Isaac sudah menolak tawaran tersebut,ia tidak berminat untuk memikul tanggung jawab besar.
3 orang perawat masuk bersama Dr.Lydia, mata Isaac tertuju kembali kepada Neti. Jantung Neti selalu berdebar jika Isaac melihatnya seperti itu. Neti sadar setiap pagi Isaac akan memperhatikannya dari atas sampai bawah. Tatapan Isaac seakan-akan menelanjangi Neti di depan umum, tak jarang ia selalu canggung dan menjadi ceroboh bukan hanya di depan Isaac tapi di depan dokter spesialis yang lain jika Isaac menatapnya seperti itu. Tahun ini adalah tahun ke 2 Neti bekerja sebagai perawat di RS ini, di usianya yang ke 21 ini ia beruntung di angkat menjadi perawat pribadi Dr.Lydia, putri pemilik RS tempatnya bekerja. Dr.Lydia sangat penyabar kepada Neti yang ceroboh dan selalu sabar mengajari Neti menghadapi pasien-pasiennya yang kebanyakan lansia. Lalu Neti bertemu Isaac, dokter Torakoplastik berdarah batak, sejak pertama kali melihatnya jantung Neti berdebar. garis wajahnya tegas, ia berkulit sawo matang, Isaac tidak terlalu tinggi,tapi tubuhnya sangat atletis dan kekar. Neti pernah melihatnya memakai kaos bola, tubuhnya yang atletis terbentuk oleh baju bola yang ketat. Neti tahu bahwa Isaac terkenal dengan status 1 month man. Hampir 70% perawat dan dokter di RS ini bertekuk lutut di hadapannya,termasuk Neti.
Isaac melihat Neti yang sedang duduk di pos perawat. Neti sedang berkutat dengan sesuatu di atas mejanya sehingga tidak memperhatikan kedatangan Isaac di depannya. Isaac berdiri di depannya dan membuka map pasiennya, Neti mengadahkan kepalanya dan terkesiap melihat Isaac dan langsung menyembunyikan sebuah kertas di balik map, sekilas Isaac dapat melihat Neti sedang menggambar anatomi jantung.
"apa itu? Sini.." Isaac mengulurkan tangannya dan meminta kertas yang Neti sembunyikan. Neti memasang wajah memelas dan menggelengkan kepalanya
"coba kulihat gambarmu.." pinta Isaac lagi dan Neti dengan ragu-ragu memberikan kertas tersebut kepada Isaac. Sejenak Isaac sempat tersentak melihat gambar tersebut, sebuah gambar anatomi jantung yang sudah di warnai perbagiannya dan di beri keterangan. Isaac tersenyum dan melihat Neti yang mengatupkan bibirnya.
"kamu yang gambar ini?" Tanya Isaac,Neti menatap Isaac dan mengangguk pelan
"bagus,tapi kamu ada salah ini, nadi pulmonalis yang ada di kiri bawah aorta, jumlahnya ada dua dan nadi atas sedikit lebih kecil daripada nadi bawah.jangan di bikin sejajar" Neti berdiri dan mencondongkan dirinya melihat gambar yang di tunjuk. Isaac dapat mencium wangi parfum Neti dan melihat dari samping hidung mancung dan bulu mata lentiknya membuat Isaac berdesir.
"oh iya, you right, thank you dok" senyum Neti sumringah dan mengambil kembali kertas tersebut. Neti melihat Isaac yang tiba-tiba tertegun dan menatapnya, tatapan mata Isaac seakan-akan melahapnya dari ujung kepala hingga kaki. dan hanya dengan tatapan mata Isaac membuat Neti kembali salah tingkah, ia menyibakkan rambutnya ke belakang telinganya dan kembali duduk. Isaac tersenyum melihat sikap Neti dan kembali membaca mapnya.
"apa hasil pemeriksaan bayi yang Lydia rujuk?" Tanya Isaac setelah dapat mengendalikan dirinya
"hasilnya Tetralogi Fallot*, dokter Lydia sedang berdiskusi dengan dokter Retno"
"orangtuanya sudah di kasih tau?"
"sudah dok, dan mereka tidak tampak terkejut, ini persalinan ke 4. Dan mereka sadar bahwa usia mereka mempengaruhi kondisi bayi tersebut" jawab Neti seraya menghembuskan nafasnya
"apakah kita akan memperbaiki katup pulmonal yang sempit dan menutup lubang VSD?" Tanya Neti ketika Isaac sedang menandatangani mapnya
"ya tentu saja,katakan pada Lydia aku akan menjadwalkan operasi jika berat badan bayi itu 3 kilo lebih sedikit" Isaac menutup mapnya dan berpangku pada lengannya menatap Neti yang sedang membuat laporan
"interesting….. aku akan mencurimu dari Lydia" kata Isaac yang membuat Neti berhenti mengetik lalu melihat Isaac yang tersenyum sambil mengedipkan matanya dan pergi meninggalkan pos perawat.
Neti tidak menyangka bila sore itu akan turun hujan lebat, ia sama sekali tidak menyiapkan payung di tasnya. Neti menunggu di depan lobby bersama beberapa perawat yang masih satu lingkungan kost dengannya, sepertinya hujan ini akan berlangsung lama, Neti mendesah kesal karena harus menunggu lebih lama lagi,dia sudah bekerja 18 jam lebih dan hanya ingin cepat-cepat pulang dan tidur. Neti mengambil ponselnya dan memasangkan earphone ke telinganya sembari menunggu hujan,ia melihat dari beberapa jarak meter beberapa perawat mengerumuni seseorang sambil tertawa. Samar-samar ia mendengar seseorang memanggilnya sehingga ia harus membuka satu earphonenya.
"net, mau pulang bareng gak?" panggil seseorang, Neti menegakan posisi duduknya dan melihat temannya yang memanggilnya
"ada tumpangan nih,bareng aja daripada nunggu berhenti malah makin malem" ajaknya, seseorang bejalan dari belakang punggung temannya mendekati tempat duduk Neti. Isaac yang mengenakan kemeja bewarna biru, ia menggulung lengan kemejanya berjalan bagai slow motion di mata Neti. Pandangan laki-laki itu begitu dalam menatap Neti,ia tersenyum yang benar-benar menghanyutkan,Neti berusaha mengendalikan dirinya dan berdiri ketika Isaac berdiri di depannya.
"ayo aku antarkan pulang" ajak Isaac tapi Neti masih terus menatap matanya yang seolah-olah menghipnotis Neti. Tak lama seorang temannya menarik tangan Neti dan mengajaknya. Isaac tersenyum dan mengajak Neti dan 2 perawat lainnya ke mobilnya.
Neti merasa di peralat oleh kedua temannya,tidak ada satupun dari mereka yang duduk di kursi penumpang di depan. Neti berdiri di depan pintu tengah melihat bangku yang sudah penuh dan memandang kesal ke teman-temannya yang tertawa
"kostmu yang paling jauh Neti, masa dokter Isaac harus menyupirimu ketika kami semua turun?" celetuk temannya
"siapa yang keberatan nganterin cewek-cewek cantik?" Tanya Isaac yang di sambut tawa seluruh perawat tapi mata Isaac hanya tertuju pada Neti yang memalingkan wajahnya. Setelah seluruh teman-temannya turun,kini hanya tinggal mereka berdua,tidak sampai 2 menit mobil Isaacpun sampai di depan rumah kost Neti. Rumah besar era 8o-an berpagar pendek bewarna putih. Isaac menghentikan mobilnya dan melihat Neti yang masih terdiam seakan enggan meninggalkan mobil Isaac.
"sudah sampe dok" Neti menunjuk letak kostnya dan membuka seat beltnya
"iya, cepet banget ya, jauhan dikit kek!" Isaac tersenyum melihat wajah Neti yang memerah yang membuat Isaac semakin gemas
"terima kasih ya dok" Neti membuka pintu dan keluar dari mobil. Ia berjalan memutar dan berdiri di sebelah pintu pengemudi sehingga Isaac membuka kaca mobilnya
"hati-hati ya dok." Senyum Neti sembari melambaikan tangannya, seperti tersihir, Isaac ikut tersenyum melihat senyuman itu, ia mengangguk dan pergi mengendarai mobilnya. Sepanjang jalan ia tidak bisa berhenti tersenyum memikirkan Neti yang begitu polos dan mengemaskan yang membuatnya semakin ingin memilikinya.
Dr.Lydia mengakhiri jam prakteknya, ia memberi beberapa catatan pada Neti untuk beberapa pasiennya sampai tiba-tiba ada suara keributan di sebuah ruangan kamar VIP. Dr.Lydia bergegas ke ruangan tersebut dan Neti hanya melongok dari depan pos perawat. tak lama Dr. Lydia keluar memapah Dr.Toni dengan kepala terluka. Seorang perawat menyuruh Neti ke kantor dokter untuk mengambil peralatan P3K, ia dengan sigap langsung berlari menuju kantor dokter yang sudah sepi, lampu di ruangan itu sudah di matikan, Neti tidak menyalakan lampu karena ia sudah hafal di mana letak kotak P3K itu. Ia menuju sebuah lemari kaca dan menunduk mengambil kotak tersebut hingga tiba-tiba seseorang menyentuh punggungnya dengan lembut.
Neti tercekat lalu menegakan tubuhnya, Ia melihat dari pantulan kaca didepannya, Isaac yang berdiri di belakangnya. Neti mencoba bersuara tapi Isaac mendekatkan kepalanya dan menutup bibir Neti dengan 1 jarinya mengisyaratkan agar Neti tidak bersuara. Jantung Neti berdebar, mata mereka saling memandang tanpa bicara satu patah katapun. Tangan Isaac merangkul wajah Neti,membelai pipinya dengan ibu jarinya. Sebelah tangannya merengkuh tubuh Neti, menariknya mendekat ke pelukannya. Neti memejamkan matanya berharap Isaac melakukan sesuatu padanya.
"what do you want?" bisik Isaac dengan suara rendahnya di telinga Neti, tangannya membelai punggung Neti dan turun membelai bokong Neti yang membuatnya semakin tercekat. Mata Isaac melihat ke dalam mata Neti yang terbuka, bulu matanya yang lentik dan tiba-tiba terbuka itu bagaikan kepakan sayap kupu-kupu yang membuat Isaac terpesona melihatnya. Isaac menundukan kepalanya menempelkan mulutnya ke mulut Neti. Isaac bisa melihat mata Neti terbelagak kaget dan membuatnya tersenyum.Ia kembali menjilat bibir Neti dengan lidahnya,seakan bibir Neti adalah sebuah permen.
Neti memejamkan matanya, ia membuka mulutnya tepat pada saat Isaac menelusupkan lidahnya yang menyelinap masuk mencicipi dengan belaian panjang dan perlahan. Kotak P3K itu jatuh kelantai, kedua tangan Neti lemas seakan seluruh otot dalam tubuhnya menghilang. Tangan Isaac menarik rambut Neti, mencengkramnya dan mengarahkan mulutnya. Isaac mengerang merasakan betapa manisnya bibir Neti yang membuatnya hilang akal,ia memperdalam ciumannya,membelai lidah Neti dengan lidahnya sendiri. Neti dapat mendengar debar jantungnya sendiri,begitu keras dan bergemuruh,ia takut jantungnya terlalu keras bekerja dan akan mengakibatkan serangan jantung baginya. Neti akhirnya bisa kembali berfikir ketika tangan Isaac bergerak kedepan dan menangkup payudaranya. Tangan Neti mendorong tubuh Isaac,ia menundukkan wajahnya dan mengatur nafasnya,ia begitu malu sampai tidak dapat melihat wajah Isaac.
Tangan Isaac terulur dan kembali menangkup wajah Neti. Tubuhnya kembali mendekat pada Neti, ia dapat melihat wajah Neti yang merona kemerahan tampak begitu mengemaskan. Mata Neti terpejam,sedikit gemetar dan berair di pelupuk matanya. Jari-jari Isaac membelai pipi Neti hingga akhirnya ia membuka matanya. Sehingga Isaac kembali melihat kepakan kupu-kupu itu di mata indahnya yang tampak sedikit gemetar.
"hei.." bisik Isaac, Neti menghembuskan nafasnya seakan Isaac tidak membiarkannya bernafas. Isaac menempelkan dahinya ke dahi Neti merasakan hangat dari hembusan nafas gadis itu. Ketika di rasa mata Neti tidak gemetar lagi, Isaac mengecup pelan bibir Neti dan mencium pipinya. Ia sedikit lebih lama mencium pipinya dan kemudian mengelus pipi Neti
"aku anterin pulang ya" bisik Isaac, butuh sekitar 10 detik untuk Neti mengangguk dan tersenyum. Isaac melepaskan tangannya dari wajah Neti dan mundur satu langkah untuk mengambilkan kotak P3K Neti yang terjatuh. Isaac mengatakan akan menunggu Neti di parkiran basement, ia mencubit lembut pipi Neti dan berjalan keluar dari ruangan.
Neti bercermin dan melihat kekacauan yang di buat Isaac pada dirinya. Rambutnya acak-acakan karena remasan tangan Isaac, jantungnya masih berdebar tidak karuan. Apa yang terjadi barusan? Pikirnya dalam hati, mengapa ia bisa dengan mudahnya membiarkan Isaac menciumnya? Tapi ajakan Isaac untuk mengantarnya pulang membuatnya tidak bisa berfikir, ia terlalu bersemangat untuk pulang bersama Isaac, ia bahkan tidak peduli apa yang akan Isaac lakukan padanya nanti. Neti menaruh kembali kotak P3K, merapihkan rambut dan pakaiannya lalu bergegas keluar menyelesaikan shiftnya.
*) Murmur sistolik bisa diakibatkan oleh kelainan berbagai katup, misalnya kaku aorta (stenosis aorta), kaku katup pulmonal (stenosis pulmonal), bocor katup mitral (regurgitasi mitral) dan bocor katup trikuspid (regurgitasi trikuspid).
*)Tetralogy of Fallot (ToF) adalah sebuah penyakit jantung bawaan pada bayi. gangguan yang dapat memengaruhi struktur jantung, sehingga menyebabkan darah yang dipompa dari jantung ke seluruh tubuh kekurangan oksigen.