Ia berjanji sama dirinya sendiri akan menjaga Aletta dengan ketat. Ia tidak akan membiarkan Aletta hilang untuk yang kedua kalinya.
"Sayang tunggu ibu. Sebentar lagi ibu akan sampai. Ibu akan memeluk dan mencium kamu. Pokoknya ibu tidak akan membiarkan kamu terluka sedikitpun. Ibu akan menjaga kamu sepanjang masa. Aletta ibu benar-benar merindukan kamu sayang. Ibu kangen sama senyuman kamu. Ibu kangen sama suara kamu yang manja" Batin Alma.
Kantor polisi.
Mereka telah sampai di kantor polisi, Alma langsung keluar dari dalam mobil, ia berlari menuju ke dalam ruangan. Rasa bahagia campur haru, harapan untuk bertemu bersama Aletta Sangat besar.
"Alma!" Teriak Ny Yulia, ia khawatir melihat putrinya jatuh.
"Mungkin Alma tidak sabar untuk bertemu Aletta" Sambung Tuan Mario sambil memperhatikan langkah putrinya.
Ny Yulia menghelai napas panjang "Ayah benar juga. Sebaiknya kita segera masuk, semoga keajaiban benar-benar terjadi" Ucap Ny Yulia.
Ny Yulia dan Tuan Mario kemudian menyusul Alma ke dalam. Sesampainya di dalam kantor polisi, mereka melihat Alma menangis. Dengan segera Ny Yulia memeluk Alma dan bertanya apa sebenarnya yang terjadi.
"Sayang kenapa kamu menangis? Tenanglah semuanya akan baik-baik saja" Ucap Ny Yulia sambil mengelus rambut Alma.
Alma mendongak menatap wajah sang ibu, air matanya kembali menetes. Pipinya yang lembut benar-benar basah. Padahal tadi ia kelihatannya sangat bahagia sekali, tetapi ketika sampai disini Alma menjadi sedih.
"Ini tidak mungkin ibu" Ucap Alma dengan histeris.
"Tidak mungkin bagaimana maksud kamu Alma? Ceritakan sama ibu" Ny Yulia semakin penasaran. Ia bingung apa yang di maksud oleh putrinya.
"Alma tenanglah ... Disini ada ayah dan ibu, kamu tidak sendirian. Jadi jika ada sesuatu yang terjadi, ceritakan sama ayah dan ibu" Sambung Tuan Mario.
"Ayah ... Ibu! Hiks...hiks...hiks..." Alma lagi-lagi menangis. Ia tidak bisa bersuara.
"Tenanglah sayang! Kamu tidak boleh bersedih lagi" Ny Yulia kembali memeluk Alma, ia berusaha untuk membuat hati Putrinya itu tenang. Ny Yulia melirik Tuan Mario dan meminta suaminya untuk ikut tenang juga.
Tiba-tiba dua orang laki-laki datang bersama seorang anak kecil. Mereka menuju ruang kantor polisi untuk melanjutkan laporan yang tadi malam 'Tuan sebaiknya saya tunggu di luar saja" Bisik Cio.
"Baiklah!"
Laki-laki itu adalah Arfha, ia datang bersama Aletta. Mereka duduk dengan Santai sembari menunggu laporannya di terima. Sedangkan Alma merasa ada sesuatu, ia langsung melepaskan pelukan sang ibu. Hatinya tiba-tiba berdetak, ia merasakan kalau di ruangan ini ada Aletta. Ia bangun dan melihat sekelilingnya.
"Alma kamu mau kemana sayang?" Teriak Ny Yulia, ia khawatir jika Alma depresi.
Ruang kantor polisi itu tidak terlalu luas, mereka satu ruangan di sana. Arfha dan Aletta berada di ujung Kanan, sedangkan Alma berada di sebelah kiri. Alma Terus saja berjalan ke arah Kanan mengikuti kata hatinya, ia melihat dua orang duduk di kursi besi. Kebetulan kursi itu cuma ada satu.
Jantung Alma berdetak dengan kencang melihat anak gadis yang ada di pangkuan seseorang. Alma yakin kalau itu adalah Aletta, ia mengulurkan tangannya dengan pelan, ia ingin menyentuh tangan Aletta yang menghadap kebelakang. Alma kembali memperhatikan kaki mungil Aletta, ia semakin yakin. Lagi-lagi air matanya kembali deras seperti badai yang tidak bisa di hentikan.
Aletta yang asyik berbicara sama Arfha tiba-tiba menyadari kalau ada seseorang yang memperhatikan dirinya. Aletta melihat Alma yang sedang berdiri tepat di belakang Arfha.
"Ibu" Teriak Aletta dengan kencang. Awalnya Aletta tidak percaya kalau itu adalah ibunya.
Aletta langsung turun dari gendongan Arfha dan berlari ke arah Alma "Aletta sayang" Teriak Alma, mereka berdua berpelukan dengan erat.
Arfha terkejut melihat Aletta tiba-tiba turun dan berlari begitu saja "Ibu ... Apakah ibu anak itu ada disini" Gumam Arfha.
"Sayang maafkan ibu telah lalai menjaga kamu" Ucap Alma, ia mencium kening Aletta, ia juga mencium kedua pipi Aletta.
Arfha melihat Aletta berpelukan sama seorang wanita yang membuat dirinya teringat tentang masa lalunya. Arfha memperhatikan wanita itu, namun ia belum melihat dengan jelas wajahnya. Tetapi di mata Arfha wanita itu tidak asing, ia merasa kenal dekat dengannya.
"Syukurlah kamu baik-baik saja, apakah ada yang terluka? Kasih tahu ibu sayang" Ucap Alma dengan histeris.
"Tidak ada ibu" Jawab Aletta.
"Arghhh...ibu sangat bahagia sekali, akhirnya ibu menemukan kamu sayang. Aletta anak ibu, kamu tidak boleh jauh-jauh. Pokoknya kamu tidak ibu izinkan kemana-mana" Alma kembali memeluk Aletta lebih erat lagi.
Beberapa menit kemudian, Aletta melepaskan pelukan sang ibu, ia menarik tangan Alma dan membawanya ke arah Arfha. Aletta menunjuk Arfha sambil tersenyum bahagia. Betapa terkejutnya Arfha melihat Alma, ia hampir tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Ini tidak mungkin ... Bagaimana bisa ini terjadi? Tidak ... Ini tidak mungkin" Batin Arfha, ia menggelengkan kepalanya dan berusaha untuk tidak percaya dengan kenyataan yang ia lihat.
"Jadi paman ini yang sudah membantu kamu sayang?" Tanya Alma sambil tersenyum, ia belum melihat wajah Arfha karena ia hany fokus sama putrinya.
Aletta mengangguk, Alma melihat dari ujung kaki sampai ujung rambut, ia syok melihat Arfha. Kedua bola mata Alma membesar, tanpa basa-basi Alma langsung menggendong Aletta dan membawanya keluar.
"Alma tunggu" Arfha berteriak, ia mengejar Alma.
Ny Yulia dan Tuan Mario melihat putrinya membawa seorang anak kecil "Ayah sepertinya itu adalah Alma! Tapi siapa laki-laki itu? Kenapa dia mengejar Alma dan Aletta?" Tanya Ny Yulia.
"Ya ibu! Sebaiknya kita segera menyelamatkan Alma dan Aletta. Ayah takut jika orang itu mempunyai niat jahat"
Halaman kantor polisi.
Di luar halaman Arfha menarik tangan Alma. Ia meminta Alma untuk berhenti karena ia ingin berbicara "Alma tunggu! Aku mohon berhenti" Ucap Arfha.
"Ibu aku takut" Bisik Aletta.
"Tenanglah sayang! Tidak terjadi apa-apa, disini ada ibu" Alma menenangkan Aletta.
"Alma aku mohon ... Tolong berikan aku waktu untuk menjelaskan semuanya"
Tiba-tiba nya Yulia dan Tuan Mario sampai, ia melihat Arfha yang sedang berlutut "Alma Siapa laki-laki ...?" belum saja pertanyaan Ny Yulia selesai, ia melihat kalau itu adalah Arfha. Ny Yulia menatap Arfha dengan penuh kebencian, ia sama sekali tidak senang melihat keberadaan Arfha di kota ini.
"Kamu!" Tunjuk Ny Yulia, kedua bola matanya menyala dengan tajam, sebagai seorang ibu ia tahu kalau putrinya dulu sangat menderita.
Tuan Mario kelihatannya sangat emosi, ia menarik kerah baju Arfha dan menghajarnya. Tuan Mario memukul Arfha hingga berdarah "Ayah sudah ... Ibu mohon lepaskan dia. Tangan ayah terlalu suci untuk di kotori"