"Kalau begitu silahkan di nikmati"
Jack mengangguk sambil tersenyum ke arah ibu Alma. Kedua bola matanya menatap Ny Yulia penuh kehangatan, dari wajahnya saja Jack tahu betul kalau Ny Yulia itu orangnya memang baik. Setelah itu Ny Yulia keluar, ia tidak mau menganggu pembicaraan Alma dan juga temannya.
"Silahkan di minum tehnya" Lanjut Alma.
"Ya Alma" Jack kemudian mengambil teh hangat, ia lanjut meminumnya.
"Teh buatan ibu kamu enak juga ya" Puji Jack.
"Masak? Perasaan semua teh rasanya sama saja" Sambung Alma.
"Saya serius" lanjut Jack.
"Sebentar saya juga mau minum, apakah penilaian Jack benar atau hanya sekedar menyanjung dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian kamu saja" Sambung Dokter Rina. Ia kemudian minum teh hangat itu, dokter Rina memejamkan kedua bola matanya sambil menikmati aroma unik yang keluar.
Sedangkan Alma dari tadi penasaran dengan penilaian dokter Rina "Bagaimana?" Tanya Alma.
Dokter Rina masih terdiam sambil menganggukkan kepalanya "Ternyata rasanya sungguh luar biasa" Jawab dokter Rina.
"Serius rasanya luar biasa?" Alma belum percaya.
"Ya serius, itu tandanya kalau lidah saya dan Jack sama-sama penikmat rasa"
"Ya dokter Rina memang benar" Lanjut Jack.
"Arghhh... kalian berdua memang aneh ya. Perasaan teh ini rasanya biasa-biasa saja. Tapi tidak apa-apa, mungkin ini baru pertama kalinya Kalian minum teh dengan rasa yang berbeda. Tapi saya dari tadi sebenarnya ingin bertanya sama kalian berdua"
"Bertanya tentang apa?" Tanya Jack dan dokter Rina secara serempak.
"Tentang kedatangan kalian ke rumah"
"Memangnya salah jika kita berdua datang?" Tanya Jack.
"Tidak salah, namun saya bingung saja"
"Kamu tidak perlu bingung Alma, karena ini kejadian biasa saja" ucap Jack.
"Ya juga sih"
"Silahkan kalian berdua bicara saja. Aku akan keluar sebentar" Ucap dokter Rina, ia juga sengaja memberikan waktu ruang untuk Alma dan Jack biar mereka lebih leluasa berbicara.
"Kamu mau kemana?" Tanya Alma.
"Saya mau mencari udara segar, karena didalam panas banget" Jawab dokter Rina.
"Aku ada kipas angin di dalam. Kamu tidak usah keluar, nanti aku ambilkan saja" Ucap Alma.
"Tidak usah Alma. Kamu tahu sendiri kalau aku itu tidak terlalu suka pakai kipas angin"
"Ya sudah kalau begitu"
Setelah dokter Rina keluar, Jack memulai untuk membuka pembicaraannya "Alma sebelumnya saya mau minta maaf. Mungkin kamu berpikir kalau saya lancang datang ke rumah kamu tanpa izin. Saya juga tidak bermaksud membuat kamu berpikir yang tidak-tidak. Langsung saja, kedatangan saya ke sini hanya untuk berpamitan sama kamu. Karena kedua orang tua saya tiba-tiba datang ke pusat kota untuk meminta saya pulang ke rumah. Jujur saya sebenarnya tidak mau kembali karena masih banyak pekerjaan, hanya saja saya tidak memiliki pilihan lain" Jack menjelaskan semuanya sama Alma untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman.
Alma termenung mendengar semua perkataan Jack "Kamu mau pulang Kemana? Kenapa cepat sekali? Kenapa kamu tidak meminta ibu dan ayah kamu untuk tinggal bersama kamu disini?" Alma memberikan banyak pertanyaan untuk Jack.
"Saya harus menjawab darimana dulu ya?" Ucap Jack sambil mengelus-elus rambutnya.
"Pertanyaan saya terlalu banyak ya?"
"Tidak juga sih"
"Terus kenapa kamu bingung untuk menjawab?"
"Ya saya akan jawab sekarang. Saya tinggal di Amerika serikat, saya lahir di sana dan di besarkan di sana. Ibu dan ayah saya tidak mau tinggal di sini, dia lebih senang tinggal di negaranya sendiri dengan alasan dia lebih nyaman. Saya sudah lama tinggal di pusat kota, hanya saja kita yang baru bertemu. saya akan berangkat sore ini juga, karena ibu dan ayah saya sudah memesan tiket untuk saya"
Mendengar negara Amerika membuat Alma merinding. Ia teringat akan masa lalunya yang sangat kelam. Alma juga bingung mau menanggapi apa lagi, ia juga terkejut sama Jack yang tiba-tiba mau pulang.
"Alma kenapa kamu diam?" Tanya Jack sambil melambaikan tangannya tepat di wajah Alma.
Alma terkejut "Ya Jack!" Saut Alma.
"Hei kamu kenapa?" Tanya Jack "Wajah kamu tiba pucat" Jack terlihat khawatir.
"Saya tidak kenapa-kenapa Jack"
"Tapi tadi kamu terlihat santai dan baik-baik saja. Kenapa tiba-tiba wajah kamu pucat banget? Apakah kamu sakit?"
"Saya baik-baik saja Jack"
"Atau kamu kahwatir karena saya akan pergi jauh" Jack menjadi salah berpikir.
"Maksud kamu?"
Namun Jack merasa tidak nyaman bercanda seperti itu sama Alma. Ia takut membuat Alma kembali teringat akan masa lalunya "Lupakan saja! Sebaiknya kita membahas yang lain, karena yang tadi itu saya hanya bercanda".
"Tidak masalah. Sepertinya ini sudah sore" Lanjut Alma.
"Astaga saya hampir saja tidak menyadari!" Jack menepuk jidatnya.
"Apakah kamu tidak akan kembali lagi ke pusat kota?" Tanya Alma.
"Untuk masalah itu saya belum tahu jelas. Alma terimakasih kamu sudah mau berteman sama saya. Meskipun pertemuan kita terlihat sedikit aneh, karena kita sebelumnya tidak pernah merencanakan ini semua. Kita selalu bertemu dengan cara yang unik. Jujur saya sangat senang bisa bertemu sama kamu. Karena kamu itu orangnya baik, ramah dan juga kamu itu wanita yang sangat kuat. Jika semesta mengizinkan kita untuk bertemu kembali, itu pasti terjadi. Akan tetapi jika semesta tidak mengizinkan kita untuk bertemu ke depannya, maka kamu jangan pernah melupakan saya meskipun sebagai orang yang tidak penting. Kalau begitu saya permisi dulu Alma" Ucap Jack.
Entah kenapa mendengar kata-kata terakhir dari Jack membuat Alma merasa sedih. Ia hampir saja mau menangis, tetapi ia berusaha untuk menahan air matanya. Alma sedih bukan karena ia suka sama Jack, namun ia bersedih karena ia harus berpisah dari Jack yang sudah melakukan banyak kebaikan untuk dirinya.
"Kamu hati-hati ya Jack. Tunggu sebentar saya mau mengambil sesuatu dulu" Alma kemudian masuk ke kamarnya, setelah kembali ia memberikan Jack boneka kecil dengan warna cokelat tua. Boneka itu terlihat lucu dan manis.
"Saya hanya bisa memberikan kamu boneka Ini sebagai kenang-kenangan. Maaf kare saya tidak ada sesuatu yang lebih" Ucap Alma sambil menyodorkan ke arah Jack.
Secara perlahan Jack mengulurkan tangannya, ia menyentuh boneka itu dari tangan Alma "Terimakasih Alma. Saya berjanji untuk selalu menjaga boneka ini"
"Sama-sama Jack. Kamu hati-hati" Ucap Alma.
"Ya Alma" Jack kemudian berpamitan, Alma mengantar Jack sampai depan. Dokter Rina juga ikut pulang bersama Jack. Ia di antar sampai rumahnya. Sedangkan Alma merasa kehilangan sosok Jack, sekarang tidak ada lagi teman Alma.
Ia berdiri didepan halaman rumahnya sambil menatap ke arah gerbang. Setelah mobil Jack jauh, ia kemudian masuk ke dalam rumahnya.