Chereads / Teror Masa Lalu / Chapter 5 - Teringat tentang kamu

Chapter 5 - Teringat tentang kamu

Apalagi setiap kali ia melihat perutnya, ia teringat akan keharmonisan Arfha. Ia teringat akan janji Arfha, ia teringat akan semua pengorbanan Arfha untuk dirinya.

Demi sang buah hatinya, Alma mencoba untuk menghubungi Arfha duluan. Di saat Alma membuat panggilan, seketika jantungnya berdetak kencang, padahal ia menelpon suaminya sendiri.

"Maaf nomor yang anda tuju tidak bisa dihubungi" Hanya terdengar suara operator, seketika Alma menjadi lemah.

Dadanya semakin terasa sesak, ia ingin curhat tapi sama siapa? Alma tidak mungkin menceritakan kejadian yang sebenarnya. Lagi-lagi bulir-bulir air mata Alma jatuh, ia menepuk-nepuk dadanya.

"Semoga saja tidak terjadi sesuatu" Batin Alma. Alma terus saja terbayang sama senyuman manis sumainya.

Ia berusaha untuk menenangkan hatinya sendiri, ia berusaha untuk tetap berpikir positif. Arfha adalah laki-laki yang sangat baik, ia tidak mungkin membuat Alma terluka.

Pagi hari.

Biasanya kalau pagi hari, Alma selalu di bangunkan oleh Arfha. Kebiasaan Arfha, ia akan memeluk Alma yang masih terlelap, setelah itu ia mencium kening Alma dengan penuh kasih sayang.

Namum sekarang itu semua tidak akan pernah terjadi lagi, karena jarak mereka yang terlalu jauh. Alma tidak bisa tidur semalaman. Ia duduk di depan jendela kamarnya menatap langit-langit. Ia juga melihat cahaya matahari yang menembus melalui celah-celah dedaunan.

Kedua bola matanya membengkak, karena tidak berhenti menangis. Lagi-lagi ia teringat sama Arfha, biasanya ia di buatkan sarapan pagi, biasanya Arfha juga menyiapkan Alma air hangat untuk mandi.

"Tok ... Tok ... Tok!!" Suara ketukan pintu terdengar dengan jelas.

"Alma apakah kamu sudah bangun sayang?" Tanya Ny Yulia dari luar.

Alma langsung melihat ke arah pintu, dengan segera ia menyeka air matanya "Sudah ibu!!" Jawab Alma dari dalam. Ia tidak mau membuat ibu dan ayahnya khawatir, jadi Alma tidak akan pernah memperlihatkan kesedihannya didepan kedua orangtuanya.

"Ibu dan ayah menunggu di ruang makan. Kebetulan ibu sudah masak makanan kesukaannya kamu"

"Ya ibu!! Sebentar lagi Alma keluar"

"Ibu tunggu ya!!"

"Baik ibu"

Alma pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Didepan cermin ia melihat matanya masih bengkak. Alma bingung bagaimana cara menghilangkan bengkaknya.

"Kenapa tidak bisa hilang?" Gumam Alma sambil menggosok wajahnya menggunakan sabun wajah.

Ia mengambil handuk kecil dan menyeka air yang ada di wajahnya "Semoga saja ibu dan ayah tidak curiga kalau aku tidak tidur semalaman"

Ruang makan.

Ny Yulia dan Tuan Mario dari tadi menunggu Alma. Mereka berdua belum mulai makan.

Dengan senang hati Ny Yulia menyajikan sarapan pagi untuk Alma "Semoga saja Alma suka ayah"

"Ya ibu!!" Jawab Tuan Mario dengan ekspresi dingin.

"Ayah kenapa? Perasaan dari tadi malam ibu perhatikan ayah itu tidak terlihat bahagia"

"Ayah tidak kenapa-kenapa ibu"

"Ayah tidak bisa membohongi ibu"

Tiba-tiba Alma datang "Maaf sudah membuat ayah dan ibu menunggu lama" Ucap Alma.

"Tidak mengapa sayang!! Oh ya ini ibu sudah masak banyak untuk kamu"

"Wah ini makanan kesukaan Alma. Senang sekali rasanya, Alma bisa makan bersama ibu dan ayah"

Tuan Mario dan Ny Yulia saling lirik, mereka melihat kedua bola mata Alma membengkak. Namun mereka sama sekali tidak mau bertanya.

"Ibu juga senang sekali, bisa masak kesukaan kamu. Sebaiknya kita makan saja, karena ibu dari tadi sangat lapar" Ny Yulia berusaha untuk membuat suasana menjadi hangat.

Mereka bertiga akhirnya sarapan pagi bersama, namun Alma masih kaku. Ia tidak seperti dulu, biasanya kalau di buatin masakan yang enak ia habiskan. Sekarang jauh berbeda.

Ternyata Ny Yulia Memperhatikan perubahan putrinya "Sayang kenapa kamu makannya sangat sedikti sekali?"

"Alma sudah kenyang ibu"

"Sebaiknya kamu istirahat ya. Biar ibu yang bersihkan ini semua"

"Tidak ibu!! Biar Alma saja yang membereskan ini semua"

"Tidak usah sayang. Kasihan Bayi kamu, ingat ibu hamil itu tidak boleh capek, apalagi banyak pikiran"

"Ya sudah kalau begitu Alma masuk kamar dulu"

Ny Yulia membiarkan Alma masuk ke dalam kamarnya. Ny Yulia mencubit pinggang Tuan Mario "Ayah kenapa diam saja dari tadi?"

"Aduh ibu ayah geli!!"

"Habisnya ayah seperti tidak senang melihat Alma pulang. Apakah ayah masih benci sama Alma?"

"Ayah sudah kenyang, sebaiknya kita tidak usah membahas masalah ini dulu"

"Baiklah jika itu mau ayah"

Ny Yulia membiarkan tuan Mario pergi. Ia menggelengkan kepalanya sedari tadi sambil membereskan beberapa piring kotor.

"Kenapa aku merasa kalau Alma dan Arfha ada Masalah? Apakah mereka berantem?" Batin Ny Yulia bertanya-tanya.

Tepat sekitar jam 10.00 pagi, Ny Yulia kedatangan tamu. Ternyata itu adalah adik Tuan Mario, adik ipar Ny Yulia yang bernama jeng Yati.

Jeng Yati ini suka sekali mengurus kehidupan orang lain. Dia suka menyebarkan gosip kemana-mana. Makanya Ny Yulia malas sekali melihat jeng Yati berkunjung ke rumahnya.

Apalagi sekarang Alma pulang, pasti jeng Yati mencari tahu sampai ke akar-akarnya tentang Alma. Namun Ny Yulia berusaha untuk merahasiakan kepulangan Alma. Karena ini bisa bahaya sekali.

Ny Yulia tidak mau jika putrinya mendapatkan masalah besar. Mungkin Alma tidak sekuat Ny Yulia yang setiap hari mendengar gunjingan tetangganya. Ny Yulia sudah terbiasa menjadikan omongan para tetangga itu sebagai makanan sehari-hari.

"Selamat pagi menjelang siang!!" Sapa jeng Yati sambil tersenyum ramah.

"Pagi juga!! Sejak kapan kamu datang?" Tanya Ny Yulia dengan suara tidak senang.

Jeng Yati melirik Ny Yulia sambil menaikkan bibirnya, ia juga tidak terlalu senang sama Ny Yulia. Karena setiap kali ia berbicara pasti Ny Yulia jadi penengah. Jeng Yati bosan sama nasehat baik dari Ny Yulia.

"Sepertinya kedatangan saya hari ini membuat suasana menjadi tidak enak. Apakah ada yang salah sama saya selama ini?" Tanya jeng Yati.

Ny Yulia memberikan tatapan tidak enak, tanpa di jelaskan Semua orang akan tahu kalau Ny Yulia tidak senang melihat kedatangan Yati.

"Sebaiknya kamu bicara saja langsung, apa tujuan kamu datang kemari?"

Namun apapun yang di katakan oleh my Yulia, Yati sama sekali tidak merasa bagaimana-bagaimana. Ia tetap santai dan terlihat biasa saja. Seperti orang yang tidak tahu malu. Sikap Yati ini membuat orang yang ada didekatnya geram.

"Suka main cepat-cepat, kasih saya minum dulu atau tawarin makan. Kebetulan saya belum sarapan pagi, karena saya belum sempat masak"

"Kebetulan hari ini saya tidak masak"

"Saya tidak yakin!!" Yati langsung masuk tanpa permisi ke dapur. Ia mencari makanan. Yati ini memang tidak mempunyai Sopan santun.

"He... mau kemana kamu?" Teriak Ny Yulia.

Namun Yati sudah masuk ke dapur, ia membungkus beberapa makanan untuk di bawa pulang. Ia juga membungkus nasi.

"Lumayan untuk hari ini, untung lauknya masih banyak. Jadi aku tidak susah-susah masak hari ini" Gumamnya dengan senang hati.