"Apa masih sering mual?"
Jaya mengangguk sambil membuka serbet yang dia ikat kan. "Mual setiap pagi udah enggak lagi, tapi kalau udah cium bau obat dari dekat itu pasti mual."
"Ini karena aku hamil ya?"
"Bisa jadi begitu, karena papa aku juga begitu katanya. Mama bilang, papa itu paling parah mual waktu hamil Jemmi dan sama kayak aku, enggak bisa cium bau obat dari dekat."
Karin menyeder ke bahu Jaya. "Pasti enggak enak banget deh mual-mual gitu."
"Enggak enak apanya? Aku kan dapatkan itu dari hal yang enak." Jaya memiringkan kepalanya dan menautkan bibirnya dengan bibir Karin.
Mengikuti gerakan Jaya, Karin pun memajukan wajahnya agar tidak ada jarak di antara mereka berdua. Tangannya memegangi bahu Jaya yang lain untuk mempertahankan posisi mereka.
Merasa posisi duduk seperti ini tidak nyaman, satu tangan Jaya pun menarik tubuh Karin perlahan agar tiduran. Pada saat itu, pautan bibir mereka terlepas. Jaya menghela napasnya karena terlalu lama berciuman dengan Karin.