Chereads / Ketika Surga Bagaikan Neraka / Chapter 7 - Penyesalan Yang Datang Terlambat

Chapter 7 - Penyesalan Yang Datang Terlambat

Air mata yang menyusuri wajah yang sudah keriput itu tak bisa tertahan, melihat suara yang memanggilnya begitu kasar. Bukan semua salah anak nya, melainkan salah dirinya yang begitu tega menyiakan anak anaknya . Tubuh Surti seakan hanyut dalam kesedihanya ketika dia terduduk seketika disebuah kursi kayu dan membuatnya kehilangan kesadaran.

Flast Back.

Ketika Amelia jalan jalan di sebuah mall di pusat perbelanjaan dia baru saja keluar dari mall dan melihat seorang ibu tua tengah terduduk dipinggir jalan dengan memakan nasi yang ada di tong sampah, nasi itu tidaklah layak untuk dimakan sebab aroma basi tercium . Tapi wanita tua itu masih saja menyantapnya dengan kelaparan.

Hati Amelia iba melihatnya, sebagai seorang yang gadis yang kuliah dibidang kedokteran dia tidak tega melihat ibu tua di depanya. Amelia adalah gadis cantik yang baik hati dia membeli sebuah makanan dari warung berupa nasi bungkus dan air mineral pada ibu tua itu.

"Bu.. jangan ambil makanan basi sebab tidak baik bagi kesehatan, makan saja makanan ini karena ini lebih layak mengisi perutmu yang sedang kosong" ucap Amelia menyodorkan bungkusan pada wanita tua itu.

Wanita itu memandang dengan lekat ada rasa bahagia mendegar ada yang peduli padanya.

"Terimakasih non"ucapnya singkat lalu membuka bungkusan itu dan memakanya dengan lahap dan tanganya yang gemetar terlihat begitu semangat menerima makanan yang layak untuk dia makan.

Amelia tersenyum seakan ada rasa syukur di hatinya, dalam pikiran Amelia andai saja dia punya ibu mungkin dia akan merawat dan menjaga ibunya sepenuh hati. Tapi dia sejak kecil hanya mengenal kedua kakaknya yang memberi kesan dan kasih sayang penuh perhatian dan itu membuat Amelia terasa terharu dan dia pergi setelah memberi makanan tadi pada wanita tua tadi.

Tidak jauh disampingnya seorang kakanya bernama Adelia datang dengan membawa sebuah motor menjemput Amelia dari mall.

Amelia datang menyebrang jalan yang tidak jauh dari wanita tua itu.

" Kak Adel... " teriak Amelia memanggil Adelia dan terdengarlah nama yang tidak asing bagi wanita tua itu dia berdiri dengan sedikit tertatih tatih.

"Amel.. loe udah lama nunggu, ayo kita pulang" ajak Adelia dan Amel mau menaiki motor dari belakang. Tiba tiba terdengar suara dari belakang mereka.

"Tunggu" teriak wanita tua itu . Adelia dan Amelia menoleh kebelakang mereka turun dari motor, menatap wanita yang tua dengan pakaian yang begitu lusuh dan kotor.

Adelia menatap lekat wanita yang tidak asing baginya dan mulai menatap tajam ketika mata yang terus memandangnya dulu sewaktu kecil dan terus menyiksanya sangat dia kenal.

"Ada..apa bu.." tanya Amelia dengan lembut.

"Aku mendegar kau menyebut nama kakak mu Adel... apakah kamu Amelia dan kakak pertama mu bernama Amy" tanya wanita tua itu. Sebab setiap dia lewat mendegar nama Adel dia selalu bertanya demikian.

Adelia hanya diam dan Amelia mulai bicara.

"Ibu..darimana ibu tau tentang nama nama kakak ku, apakah ibu kerabat ibu ku" tanya nya.

"Amelia...ini ibu.. Surti ibu kandung mu... Adel..ini ibu nak" ucap Surti dalam derai air mata.

"Hei... sejak kapan loe ibu kandung kami... loe jangan ngaku ngaku deh, orang tua kami sudah meninggal dalam neraka. Loe... datang jangan hasut Amel.."bentak Adelia geram mendegar kata kata Surti dan membuat Amelia tambah binggung.

"Kak Adel... apa betul dia ibu kita kak... jawab, kenapa dia tau nama kita semua" tanya Amelia dengan menatap Adelia.

" Loe tue jangan dengarin dia.. Mel.. orang tua kita udah mati dalam neraka" ucap Adelia kesal. Kini mendegar kata kata Adelia bahwa orang tuanya mati dalam neraka seakan itu membuktikan bahwa perkataan wanita tua itu bukan main main bahwa ia ibu kandungnya.

"Kak..apa maksud kak Adel bahwa orang tua kita itu mati dalam neraka. Kak.. jawab apa betul ibu ini ibu kandung kita kak?" tanya Amelia seakan butuh kepastian dan Surti masih saja menangis seakan penolakan Adelia menyakiti hatinya.

"Amel...sudah kita pulang ! jangan buat kesabaran ku habis. Cepat!" bentak Adelia.

"Tidak kak..tolong jawab pertanyaan ku" kata Amelia dan membuat Adelia terpaka menjawabnya.

"Dia memang ibu yang melahirkan kita, tapi dia bukan ibu kita, sebab dia membuang kita waktu kecil bahkan ketika usiamu 1 bulan. Jadi adiku Amel cepat pulang" jawab Adelia.

"Kak... jadi dia betul ibu kandung kita.. ayo kita bawa pulang" ucap Amelia dia tidak peduli dengan kata Adelia yang membenci Surti.

" Amel..loe minta izin sama kak Amy.. kalau loe bawa dia loe berarti ngak menghargai kita ..ayo cepat pulang" teriak Adelia dan mengundang pandangan orang orang melihat mereka.

"Ibu... tunggu sini... nanti aku jemput bu" kata terakhir Amelia membuat air mata Surti mengalir cukup deras. Banyak orang tidak suka akan sikap Adelia padahal mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada masalalunya bersama Surti.

Motor melaju bersama perasaan jengkel dan kesal Adelia pada Surti sehingga nyaris dia ingin menabrak pembantas jalan. Untung saja Adelia dengan cepat dan hati hati dalam mengendarai motornya.

Tidak berapa lama mereka sampai dirumah yang lumayan besar, dan Amelia masuk sambil membuka pagar yang terkunci.

Kali Amelia berbeda dia tanpak kesal dan marah.

"Kak.. telpon kak Amy pulang .. aku mau bicara" ucap Amelia pada Adelia.

"Loe..aja masa goe.. repot repot bawa si tua bangka itu masuk ke rumah kita" jawab Adelia dengan cuek.

"Kak Adel kenapa sih! dia itu orang tua kita kak, apa kakak mau jadi anak durhaka kak" sahut Amelia sambil menatap Adelia.

"Durhaka kata loe... dia tue yang durhaka sama anak anaknya, dari loe bayi goe yang ngasuh loe...sekarang loe malah membela si tua bangka yang ngak punya hati. Udah Mel..goe cape, sekarang goe mau pergi" ucap Adelia dan pergi ke kamar.

Amelia menghubungi Amy agar cepat pulang , hatinya gelisah memikirkan Surti yang tengah menunggunya di jalanan. Tanpa pikir panjang lagi Amelia pergi dari rumah dia memesan taxi online untuk menjemput ibunya.

Suasana yang mulai ramai di pertengahan gang membuat sebuah mobil singah berwarna putih. Amelia lalu menaiki mobil itu dan menuju sebuah mall . Hatinya begitu gelisah dan sedih dengan penuh harapan agar bisa bertemu dengan Surti lagi.

Tidak terasa mobil turun di depan mall, mata Amelia kesana kemari mencari Surti tepat disebuah jalan trotoar wanita itu menangis ditengah jalan sambil menyusuri jalan yang ramai dengan rambut acak acakan.

"Ibu..... tunggu!!!!" teriak Amelia.

Wanita itu menoleh dan melihat Amelia dia pun berjalan menatap gadis cantik itu sambil memeluknya.

"Amelia anaku...anaku...ini ibu nak,maaf kan ibu yang telah membuang kalian sejak kecil, ibu bersalah nak,,, ibu pantas mendapat hukuman dan kakak mu Adelia pantas membenci ibu" ucapnya dalam tangis.

"Ibu..jangan begitu, jangan pedulikan kak Adel mari kita pulang ke rumah, mungkin kak Adel lagi emosi nanti dia akan tidak marah lagi." ucap Amelia sambil membawa Surti masuk kedalam mobil.