Adelia mencari Amelia dia berteriak beberapa kali dan melihat kamar kosong dan kebetulan Amy juga baru datang.
"Adel.. kamu udah jemput Amel " tanya Amy sambil duduk dan meletakan tasnya di meja.
"Udah ka, tapi Amel kayaknya pergi lagi, apa jangan jangan dia bertemu mak lampir itu ya!" duga Adelia seakan khawatirnya ada.
"Mak lampir maksudnya siapa Del" tanya Amy yang penasaran.
"Tadi aku dan Amelia bertemu si Surti alias mak lampir itu. Dia menceritakan bahwa dia ibu kandungnya kita yang kebetulan mencari kita dan Amelia mendesak apa betul katanya kita ini anaknya terus aku jawab anaknya bukan tapi kalau ibu yang melahirkan iya!" kata Adelia kesal.
"Jangan jangan Amelia benar benar membawanya" sahut Amy . Dan tidak berapa lama datanglah Amelian membawa Surti dengan baju lusuh dan juga kotor serta rambut berantakan dan keriput membuat Adelia marah.
"Amel!!! loe tue bodoh apa tidak ya.. tuli apa , sudah goe bilang jangan bawa si tua bangka kesini di itu mak lampir , ibu kejam dan ibu tidak punya hati dan ibu durhaka pada anak anaknya!" teriak Adelia pada Amelia dan membuat Surti menangis.
"Adel.. Amy maaf kan ibu nak...ibu salah.. maafin ibu" kata Surti berlutut dikaki Adelia dan Amelia menarik tangan Surti untuk berdiri.
"Kak Adel.. Amel terpaksa lakuin ini karena dia ibu kandung kita, dia itu sudah tua ku harap kak Adel mau memaafkan ibu. Kak Amy tolong izinkan ibu tinggal disini" pinta Amelia memohon pada Amy yang terdiam ada rasa sedih dan juga amarah bercampur rasa iba di hatinya. Tapi tidak bagi Adelia dia begitu marah dan benci pada ibunya.
"Kak Amy ! jangan izinkan si tua bangka ikut kita nanti dia merepotkan kita, kak.. ingat dia dulua sering mengatakan kita pembawa sial dan juga tidak memberi kita maka, ingat ka..kita kelaparan...kini dia datang disaat dia tidak berdaya.. dan menyesal dan meminta maaf saat dia membutuhkan kita.. kak jangan dengar si bodoh Amelia ini karena dia ngak pernah merasakan dengan apa yang kita rasakan" ucap Adelia kesal.
Amy terdiam dengan butiran air mata terjatuh tapi Adelia dan juga Amelia menanti keputusanya tentang ibu kandung mereka.
"Baiklah.. ini sangat berat bagi kakak dia boleh tinggal disini tapi tidur di kamar paling belakang"kata Amy dan membuat Adelia protes. Sedangkan Amelia membawa Surti masuk kamar mandi.
"Kak Amy, apa tidak salah bawa si tua bangka itu kemari ! dia itu wanita terjahat telah menyia nyiakan kita waktu kecil. Coba lihat kak bekas tangan dan kaki ku adalah ulahmya. Seumur hidup ku aku tidak sudi punya ibu seperti dia" keluh Adelia mengeluarkan air matanya.
"Adel, tenanglah... untuk sementara mengalah lah... lihat lah kasian Amelia dia harus fokus kuliah dan jangan tergangu dengan semua ini.Aku lakukan ini bukan melakukan tanpa sebab, lihatlah dia akan menyesal seumur hidupnya atas perbuatanya. Tapi jangan lah untuk berlaku dengan tindak kekerasan cukup dengan Amelia dia akan menyesal seumur hidupnya" kata Amy dalam senyuman tapi Adelia masih marah.
"Kak Amy aku tidak mengerti kak... sudahlah aku pergi dulu daripada otak ku pusing! " sahut Adelia lalu pergi.
Sebenarnya di hati Amy merasa membenarkan kata kata Adelia , ibu seperti Surti memang tidak layak berada di sisi mereka dilihatnya Amelia yang terlihat sangat muda juga butuh sesosok ibu membuatnya merasa pusing namun rencana Amy juga sangat halus untuk menyadarkan Surti pada perbuatanya.
Lamunan Surti seakan pecah dan tepat seminggu dia tinggal Amelis begitu peduli padanya. Hatinya sangat sedih sebagai seorang ibu yang durhaka pada anak anaknya dia begitu menyesal tapi penyesalan selalu datang terlambat , ketika anak anaknya sudah mengenal baik buruk kehidupan.
Seharusnya dulu dia lebih mencintai anak anaknya dibandingkan suaminya yang tidak memiliki hati bahkan menyakitinya. Kini masa tua yang renta tak bisa memulihkan keadaan yang berlalu begitu saja seiring berjalanya waktu.
Surti masuk dalam kamar dan kemudian menangis dan setiap hari dirinya menangis itulah yang dilakukan , terutama pada Adelia dia begitu menyesali telah menjual keperawanan putrinya yang paling cantik menurutnya. Ingatan Surti begitu terlintasa pada kepolosan Adelia, meskipun berulang kali disakiti tapi maaf selalu diberikan. Semenjak peristiwa tubuhnya dikoyak diatas kasur Adelia bersumpah membenci Surti dan tak akan pernah memaafkan ibu yang begitu kejam padanya.
*****
Mobil melaju dengan sangat kencang , Adelia mengeluarkan air matanya Bryan menatap gadis cantik disampingya dengan tanda tanya, apalagi melihat Adelia terasa berbeda dari gadis yang dia temui sebelumnya bahkan Jessi sekalipun sebagai istrinya.
Bryan tidak enak hati berkata dan mengatur kehidupan Adelia yang penting baginya Adelia bisa berkerja sama denganya.
"Adel... kita ke cafe dulu gimana" tanya Bryan tapi Adelia melamun pikiran yang jauh kedasar langit ketujuh bahkan terjatuh dalam lubang neraka dan masuk api membakar seluruh kulitnya hingga pekerjaan kotor telah dia geluti semenjak dia tidak lagi perawan.
Bryan terdiam dan memandang Adelia dan kemudian mencium pipinya Adelia ketika dia memakirkan mobilnya disebuah cafe ternama. Adelia kaget dan mulai gugup entah kenapa hatinya berbeda ada rasa yang tidak pernah dia rasakan kali ini.
"Maaf tuan Bryan aku...." kata Adelia dengan malu.
"Jangan panggil tuan panggil Bryan kamu adalah calon istriku , ayo kita makan sebentar sambil membahas pernikahan "ajak Bryan agar membuat Adelia sedikit tenang.