Chereads / Ketika Surga Bagaikan Neraka / Chapter 10 - Perkenalan Dengan Amy

Chapter 10 - Perkenalan Dengan Amy

Selesai membawa Adelia makan siang , Bryan membawa Adelia ke sebuah butik yang terkenal benama Butik Monique yang sangat terkenal saat ini. Adelia terpesona memandang gaun pengantin yang indah dan terlihat mewah, matanya menatap sebuah gaun yang terlihat sedsrhana tapi elegan.

"Kamu suka... kamu bisa pilih gaun yang sesuai dengan selera mu" ucap Bryan pada Adelia tanganya memandang gaun indah.

"Aku suka ini.. tapi aku juga suka gaun terbuka ini ,dan ini memang gaun paling indah ku temui" ucap Adelia tersenyum.

"Ambil lah keduanya kau bisa pilih yang lain bila kau suka" ucap Bryan.

Adelia tersenyum bahagia dan mimpi yang dia angan waktu kecil seperti cinderelela yang ada di negeri dongeng sepertinya terjadi menikah dengan seorang pangeran yang tampan dan kaya.

Kemudian Adelia mencoba bajunya dan sangat cocok pada tubuhnya yang agak tinggi berserta Bryan juga memakai baju yang senada dengan warna putih yang dikenakan Adelia. Tubuh Bryan yang tinggi terlihat cocok dengan Adelia yang sebahunya. Dan mereka sangat serasi.

Selesai melakukan semua itu Adelia mengajak Bryan ke toko untuk mengenalkan Amy pada Bryan sebab waktu semakin dekat menuju pernikahan yang terkesan mendadak.

Kota Jakarta yang luas singgah di sebuah toko kue yang besar, Amy terlihat berusaha mengatur para pelayan toko untuk meletakan kue kue didalam prizzer dan sebagian di pajang dalam lemari untuk dilihat para pengunjung.

Sejak kecil Amy mengabdi pada bosnya yang baik bahkan di anggap sebagai anak sendiri oleh pemilik toko, bagaimana mungkin seorang anak kecil dulunya seperti Amy datang untuk menawarkan diri untuk berkerja.

Karena Amy sangat terlalu kecil bosnya yang dulu seorang single parent menolak meskipun dia butuh karyawan untuk menyusun barang barang di etalase. Ketika seseorang mau mencopet tas bosnya, Amy berhasil menolong bosnya dengan sigap memukul pencopet dengan sapu lidi. Itulah keberanian Amy hingga ketika bosnya menawarkan uang Amy menolak dia lebih memilih pekerjaan di bandingkan uang. Sebab uang bisa habis bila dibelanjakan sedangkan pekerjaan berharga dan bisa menyambung hidup bagi dia dan kedua adiknya.

Bos yang bernama Riani wanita yang memiliki satu orang anak lebih tua 1 tahun dari Amy begitu terenyuh mendegar cerita kehidupan Amy dengan berat hati dia menerima gadis kecil itu untuk berkerja dan hasilnya Amy begitu kerja keras mengabdi sebagai pelayan toko dan membawa Amy menjadi karyawanya adalah satu keberuntungan hingga toko kue yang dia jual laris semenjak Amy berkerja disitu.

Adelia membawa Bryan masuk ke toko , matanya mencari kesana kemari dimana Amy berada hingga ketika dia melihat seorang wanita muda keluar dengan rambut sebahu dan agak pendek darinya Adelia memanggil .

"Kak Amy..." teriak Adelia melambaikan tangan.

"Adel..." ucap Amy dia melihat Adelia adiknya bersama pria bule tinggi dan tampan. Penampilanya juga sangat berkelas dan kemudian Amy meminta ijin pada bosnya untuk pulang sebab ini adalah pertemuanya sangat penting bagi calon iparnya.

Kakinya melangkah mendekati Bryan dan juga Adelia disebuah ruangan yang rame pengunjung, hingga Amy berhenti mendekati Adelia dan juga Bryan.

"Adel.. kita ke cafe sebelah situ yuk .. untuk bicara. Adel... jadi ini orangnya yang kamu bicarakan kemaren, dia tampan Del... " ucap Amy pada Adelia. Bryan menunggu Adelia memperkenalkanya tapi Amy malah seakan terpesona dan tak percaya jodoh adiknya orang luar.

"Adel... kamu kan ngak bisa bicara bahasa inggris, bagaimana bisa bicara sekolah juga ngak punya,aku bicara gimana nih.. aku ngak bisa bahasa inggris" Amy bicara bisik bisik tapi Bryan masih bisa mendegarnya dan senyum terukir di bibir Bryan. Ketika Adelia terdiam mendegar ocehan Amy.

"Helo sister in law, aku Bryan calon suami Adelia" ucap Bryan dengan mengulurkan tangan. Amy pun mengulurkan tangan.

"Aku Amy kakaknya Adel" sahut Amy mengulurkan tangan.

"Bryan kita kesana yuk.. untuk bicara ayo " ucap Amy membawa Adelia dan juga Bryan

ke cafe terdekat yang amat sederhana.

Mereka bertiga duduk di cafe yang kebetulan tidak jauh dari tempat Amy berkerja, Bryan memandang Amy dan juga Adelia kecantikan mereka jauh berbeda meskipun mereka saudara kandung.

Dengan memesan beberapa menu makanan Amy menatap Bryan dan juga Adelia yang terlihat gugup dan ada senyum dibalik pertemuan Amy dengan calon adik iparnya dia merasa bahagia Adelia bisa menemukan dengan jodohnya.

"Adel.. bicaralah kamu kok diam, aku sampai tidak tau Bryan bisa bahasa indonesia , aku benar benar tak percaya jodohmu setampan Bryan" goda Amy pada Adelia dan terlihat kaku dan malu.

"Iya kak Amy yang cerewet tujuan kami kesini hanya untuk membicarakan pernikahan kami berdua sekaligus memperkenalkan Bryan pada kak Amy" ucap Adelia pada Amy dan Bryan tersenyum memandang Amy dan juga Adelia yang terlihat akrab.

"Kak Amy, aku benar benar terpesona dengan Adelia jadi aku ingin meminta restu pada kak Amy supaya bisa menikahi adikmu yang cantik ini" kata Bryan dengan memberi kata indah seolah hubunganya dengan Adelia benar benar murni karena cinta.

"Kalian sangat romantis tapi pernikahan ini sangat mendadak, kata Amy apa jangan jangan" tiba tiba Amy curiga menatap Adelia penuh curiga.

"Jangan jangan apa kak , hubungan kami benar benar karena cinta kok kak" jawab Adelia dengan khawatir dan Bryan menganguk dengan sangat kaku.

"Jangan jangan ada keponakan ku di perutmu Del... hehehe sehingga pernikahan kalian mendadak" kata Amy penuh dengan candaan dan Adelia merasa tidak enak mendegar kata kata Amy ketika Bryan disisinya.

"Kak Amy.. itu tidak benar kak.. aku tidak hamil" sahut Adelia kesal. Amy memandang Adelia kesal dan kini Bryan memandang Adelia terlihat malu dan juga kaku.

"Itulah kak Amy kami ingin segera menikah supaya bisa memberi keponakan kecil untuk kak Amy"sahut Bryan dan Amy tersenyum. Mendegar ucapan Bryan membuat Adelia kaget dan semakin malu.

"Hehehe lucu kamu juga Bryan.. oh ya.. aku sudah memberi restu pada kalian, ku harap kalian bisa bahagia.. oh ya ayo kita makan ini ada makanan yang biasa aku dan juga Adel makan disini ku harap kamu menyukainya Bryan" kata Amy sambil makan beberapa berger dan eskrim .

Pertemuan yang hangat antara Bryan dan Amy membuat suatu keakraban terjadi , bahkan Bryan jadi merasa bahagia mengenal mereka penuh cinta berbeda denga keluarganya yang terlihat angkuh dan selalu sibuk tanpa ada rasa cinta terutama dia dan saudaranya.

Bryan memang terlahir di keluarga kaya tapi dia sangat kekurangan kasih sayang, melihat perhatian Amy pada Adelia seakan ada rasa cinta yang kuat antara Amy kepada Adelia . Cinta yang diberikan sang kakak pada adik yang tulus tanpa pambrih meskipun Amy tidak bisa berbohong dia sangat menyayangi Adelia sejak kecil selalu bersama dan Adelia adalah saksi bisu kekejaman orang tua mereka.