Chereads / Ketika Surga Bagaikan Neraka / Chapter 11 - Lamaran Adelia

Chapter 11 - Lamaran Adelia

Pagi yang sangat cerah Amy bangun pagi pagi dan merapikan seluruh ruangan. Orang orang datang membawa beraneka makanan yang khas indonesia dan beberapa kue baik kue tradisional dan kue pie ,marcaron lainya.

Amy yang sibuk begitu juga Adelia ikut membantu Amy dalam mendekorasi rumah agar terlihat indah, beberapa orang juga senggaja disewakan untuk ikut menghias rumah yang lumayan besar. Rumah hasil kerja keras Amy berkat tabunganya dan juga uang Adelia ikut membantu membeli rumah tersebut.

Amelia keluar karena mendegar suara ribut, dia kaget melihat.orang orang kesana kemari menata bunga disudut ruangan. Dengan sedikit malas dia menghampiri Amy tang tengah mengatur jenis kue di meja.

"Kak Amy sepagi ini ada acara apa.. kok banyak orang menghias rumah kita" tanya Amelia dengan penasaran.

"Oh iya.. Mel kakak lupa kasih tau ! hari ini lamaran Adelia , ini hari spesialnya jadi kita buat semua ruangan menjadi indah" jawab Amy dengan antusias.

"Benarkah kak.. kok kak Adel ngak cerita hari lamaranya, ..!" sahut Amelia bahagia.

"Iya ini mendadak Mel" jawab Amy.

"Kalau begitu aku kasih tau ibu dulu ya kak... agar ibu tau berita bahagia ini" ucap Amelia dengan bahagia tapi tanganya di tarik Amy dengan cepat membuat Amelia kaget.

"Kak... kenapa " tanya Amelia lagi.

"Jangan kasih tau ibu .. soalnya Adelia berbohong orang tua kita sudah meninggal" jawab Amy dengan sedikit binggung.

"Apa !! kenapa begitu kak, ibu kita masih hidup kak... " protes Amelia.

"Mel... kamu tau kan Adelia itu sangat membenci ibu .. bagaimana mungkin ini terjadi ! ingat Mel.. kau bisa kasih tau tapi bilang yang sesunguhnya bahwa orang tua kita sudah meninggal, dan jika kau membawa ibu anggap saja ibu adalah orang lain dan jangan perkenalkan dia sebagai ibu kita" kata Amy dengan gelisah.

"Ide gila siapa itu kak... apakah ide kak Adel..masa ibu dibilang sudah meninggal jelas dia masih hidup! apakah kakak sama seperti kak Adel yang tak mengakui ibu dan tak menghargai ibu, kak mengapa begini kak aku tidak bisa berbohong dan tidak tega mengatakan pada ibu yang sudah tua renta kak" sahut Amelia mengundang perhatian banyak orang, dan Adelia datang dengan emosi .

"Oh... loe berani melawan kakak loe yang membesarkan loe waktu kecil hingga sekarang , hanya karena orang tua renta itu!.. dengar Mel... goe ngak butuh dia datang dan lihat semuanya! goe juga ngak butuh restu dia ! sejak dari kecil dia jahat sama goe dan kak Amy" jawab Adelia penuh amarah.

"Terserah kak Adel aku sama ibu ngak akan hadir kami lebih baik di kamar daripada menghadiri semua itu"ucap Amelia dengan mata berkaca kaca.

"Terserah loe... dasar adik bodoh.." gerutu Adelia dengan amarah, Amelia pergi dan Amy begitu sakit melihat pertengkaran ini. Sejak Surti hadir dalam hidup mereka hubungan Adelia dan Amelia sudah renggang akibat keributan tentang kehadiran ibu kandung mereka. Kini di hari lamaran juga keributan terjadi Amy menarik nafasnya secara dalam dan Adelia menangis di pelukan Amy.

"Lihat kak.. Amel sudah mulai membangkang semenjak ada mak lampir disini" kata Adelia dalam sedihnya.

"Sudah.. nanti aku bicara sama Amelia.. jangan berpikir terlalu keras sebentar lagi Bryan datang ayo mandi, dan berdandan lah yang cantik" sahut Amy dengan belaian lembut pada Adelia dan Adelia lalu menuju kamar mandi.

Amelia datang menghampiri kamar Surti ibunya , dari tadi Surti juga menguping pembicaraan mereka dan Surti menghapus air matanya ketika Amelia membuka pintu.

"Ibu.. hari ini kita berdiam di kamar saja .. dan jangan keluar sampai acara itu selesai" kata Amelia dengan kesal

"Kenapa nak... ibu mau keluar, ibu kan bosan di kamar" tanya Surti seakan menanti jawaban .

"Ibu... untuk hari ini saja , dengarkan Amel bu" jawab Amelia.

"Amel ..kau sembunyikan sesuatu dari ibu... ibu tau yang sebenarnya terjadi diantara kalian" ucap Surti menatap Amelia yang tak tahan menjatuhkan air matanya.

" Maksud ibu.. ibu mendegarkan semuanya tadi" kata Amelia menatap Surti seakan perasaan berat dihatinya. Surti menganguk dan memeluk Amelia.

"Amel...kau tak boleh begitu terhadap kakak mu Amy maupun Adelia.Turuti saja kata mereka ibu tidak apa apa, ibu sudah mendoakanya dan bahkan memberi restu pada Adelia dan calon suaminya. Biarpun ibu dibenci ibu memang layak untuk di benci sebab dari kecil mereka lah yang membesarkan mu.. nanti kamu hadir ya..nak" kata Surti dengan lembut. Hidup di jalanan dan usianya yang sudah tua membuat Surti banyak sadar akan kesalahanya. Dia tidak punya siapa siapa lagi di dunia ini selain anak anaknya yang dulunya ia buang.

Amelia menangis dalam pelukan Surti sulit dia jelaskan kali ini perasaanya dan dia menatap wanita yang tua renta itu.

"Bu..ibu tau Amel begini dan bertengkar sama kak Adel dan juga kak Amy, sebab membela ibu.. sebab mengharap pengakuan mereka untuk mengaku ibu sebagai ibu kandung mereka juga bu... aku tidak tau apa yang sebenar terjadi diatara masalalu ibu diatara kak Adel dan juga kak Amy. Tapi yang jelas mereka tidak boleh bilang orang tua sudah meninggal sedangkan ibu masih hidup disini" kata Amelia seakan tangisnya pecah dan hati Surti terpukul mendegar kata kata Amelia.

"Amel anaku... ibu tidak butuh pengakuan mereka tidak apa apa.. ibu punya kamu nak.. jangan gara gara ibu kalian bertengkar, mengertilah nak ibu baik baik saja. Ibu memang sering berbuat dosa jangan tambah dosa ibu membuat persaudaraan kalian berantakan!! ... Amel jika kamu menyayangi ibu.. tolong bawa ibu melihat acara lamaran ibu akan menutup wajah ibu agar Adel tidak mengenal ibu... ibu mohon" pinta Surti sambil menjatuhkan air mata, kali ini Amelia tidak bisa menolak dan hanya menurut meskipun hatinya terluka.

Sebagai anak bungsu yang sering di manjakan dengan kasih sayang oleh kakaknya Amelia sangat sensitif bahkan dia tidak bisa dikasari , tapi Adelia memang akhi akhir ini agak pemarah dan berkata kasar ketika Surti hadir dalam hidup mereka.

Tidak terasa Adelia sudah memakai kebaya cantik dan indah berwarna putih dan coklat dan terlihat kain batik sebagai perpaduan kebayanya. Lahir sebagai wanita berdarah jawa tentu saja dia menggunakan kebaya agar terlihat adat budaya yang menonjol dijiwanya.

Amy juga tak kalah cantik dengan memakai kebaya coklat dan berwarna hitam dia mendampingi Adelia dalam prosesi lamaran ketika pihak pria datang dengan membawa seserahan.

"Adel .. jangan ingat yang tadi fokus lah akan hari kebahagiaan mu" kata Amy sambil berbisik di telinga Adelia.

"Tapi kak...apakah Amel datang kesini" tanya Adelia lagi pada Amy.

"Sudahlah ... Amel pasti datang dan melihatmu" jawab Amy.