Amelia baru pulang kuliah dan melihat Surti tengah menyapu rumah sambil memasak. Dia kaget dan mendekati Surti.
"Ibu... jangan lakukan ini, aku bisa saja membersihkanya bu.. ibu istirahat saja" kata Amelia dengan lembut dan menudukan Surti disofa .
"Amel... ibu tidak apa apa , ibu hanya ingin melakukanya membuang rasa bosan ibu!" jawab Surti.
"Apakah kak Adel, menyuruh ibu melakukan in!" tanya Amelia menatap Surti dan terlihat ada kesedihan dimatanya. Surti mengelengkan kepalanya, padahal jelas Adelia yang menyuruhnya melakukan semua itu padanya. Hatinya sakit sangat sakit , tapi dia berusaha menyembunyikan dari Amelia.
"Sudah Mel... ibu tidak apa apa, Adel tidak menyuruh ibu melakukan semua ini. Kasian Amy dia berkerja dan menampung ibu yang sudah tua renta ini, setidaknya ibu hanya meringankan tugasnya sebagai kakak yang baik pada kalian semua" ungkap Surti pada Amelia yang memandang kagum Surti.
"Ibu... kata kata ibu sangat bijak, ibu .. apakah ibu sudah makan, ini ada nasi kotak dari rekan dokter dan tadi kami praktek hingga aku melakukan tugasku dengan baik. Sebagai bonusnya nasi kotan yang banyak ini ku bawa pulang" ucap Amelia yang begitu peduli pada Surti.
"Kamu kuliah di kedokteran kah Amel" tanya Surti tersenyum memandang Amelia dengan bahagia.
"Iya bu... aku cita cita ingin jadi dokter dan kak Adel dan kak Amy telah berhasil membawa ku kuliah seperti ini ! aku juga dapat beasiswa bu melalui jalur prestasi" kata Amelia dengan gembira. Hati Surti bahagia melihat putri bungsunya kuliah dan calon dokter nantinya.
Hati Surti merasa bersalah mengapa dia begitu bodoh telah membuang putri baik hati seperti Amelia , kebodohan yang telah dia lakukan dan penyesalan yang terlambat membuatnya termenung hingga tak menyadari Amelia sudah menyiapkan nasi kotak untuknya.
"Bu... ayo makan " ucap Amelia dan Surti menganguk dengan bahagia atas perhatian Amelia padanya.
"Bu.. makan yang banyak, aku mau mandi dulu, oh iya ibu istirahat setelah ini" kata Amelia lalu menuju kamar mandi.
Sikap Amelia yang begitu baik padanya membuat Surti dihujam rasa bersalah kini di masa tua yang dia lewati saat ini hanyalah bergantung pada anak anaknya yang dulu dia sia siakan dan suami yang dia cintai pergi meninggalkanya.
*****
Adelia menatap Cafe Rosta yang mewah dan terkenal bagi kaum milineal, cafe yang bergaya garden dengan nuansa alam dan terlihat bunga dan buah buahan yang indah menghiasi cafe tersebut.
Adelia duduk ketika Bryan memesan hidangan melalui tombol menu di monitor yang tersedia.
"Bryan , apakah kamu sering mengunjungi tempat ini" tanya Adelia pada Bryan yang memilih menu makanan.
"Iya... ini cafe yang sering aku kunjungi,aku suka desainya dan semua yang bernuansa alam" jawab Bryan yang selesai memesan menu dan menatap Adelia.
"Cafe ini sangat mahal, aku senang bisa berada disini Bryan ." kata Adelia dengan sedikit gugup. Wajah Bryan sangat tampan apalagi dengan jaz yang begitu elegan membuatnya semakin bersinar.
"Adel.. aku hanya ingin membahas pernikahan kita, ku harap nantinya kita tidak memiliki rasa cinta dan itu hanya sekedar kontrak sebab aku sudah punya istri yang begitu aku cintai" ucap Bryan seakan tau pesonanya memikat hati Adelia.
"Lalu kenapa kamu ingin menikahi ku.. kamu kan punya istri"sahut Adelia agak kecewa mendegar kata kata Bryan.
"Karena aku mengharap keturunan. Dan selain bisnis keturunan sangat penting bagiku. Jadi kita harus bermain sandiwara nantinya" kata Bryan menatap Adelia.
"Lalu bagaimana dengan istri loe..eh maaf istri mu" sahut Adelia seakan dia merasa berbicara pada Amelia karena kesal.
"Adel.. istriku nanti pura pura hamil untuk membohongi keluarga ku. Dan kamu akan tinggal dengan ku. Ketika kamu melahirkan bayi itu akan dirawat istriku dan sandiwara ini yang harus kita main kan " kata Bryan seakan ada rasa lega dihatinya.
"Oke... tapi aku pengen bayaran dua kali lipat sebab aku harus melahirkan dan membiarkan tubuh ku rusak akibat anakmu nantinya" sahut Adelia enteng.
"Oke. .. bahkan aku akan memberi satu milyar jika bayi pertama adalah laki laki" ucap Bryan.
"Kalau perempuan gimana"tanya Adelia.
"Kalau perempuan .. tidak apa apa, karena anak adalah anugrah bagiku dan istriku"jawab Bryan .
Sesaat kepala Adelia terasa pusing dan ketika makanan yang sudah tersaji di meja membuatnya terdiam.
"Adel...are you ok! apa kamu baik baik saja" tanya Bryan pada Adelia.
"Kepala ku agak pusing, makanlah aku tidak lapar, " sahut Adelia.
"Makanan ini untuk mu.. kau harus coba, ayolah makan biar aku suapi" kata Bryan dia menyuapi makanan ke mulut Adelia dan sontak membuat Adelia terhanyut akan sikap baik Bryan.
Dan ketika perlakuan manis Bryan membuat jantung Adelia berdetak ,seumur hidupnya dia baru kali ini diperlakukan baik oleh pria terhadapnya. Membuat pesona Bryan semakin melekat dihatinya. Bryan memandang Adelia dengan melihat hidung mancung dan rambut pirangnya dia sangat cantik bahkan lebih cantik dari Jessi istrinya.
Mata Adelia bulat dilihat wajahnya seperti india dan agak timur tengahnya, wajah yang penuh pesona dan daya tarik luar biasa baginya.
"Adel, aku mau tanya mengapa kamu mau menjadi wanita bayaran... maaf soal pertanyaan ku. Sebagai calon suami mu aku harus mengenalmu meskipun itu hanya di atas kertas." kata Bryan mengalih pertanyaan sebab dia juga terbawa pesona oleh kecantikan Adelia.
" Aku seperti ini oleh korban kejahatan orang tua ku , aku korban dari keserakahan ibu kandung yang kejam. Aku sering mendapat hinaan dan pukulan oleh ibu ku sendiri, ketika usia ku 4 tahun dan Amy kakak ku 7 tahun kami di buang bahkan Amelia adik bungsuku yang masih 30 hari juga ikut korbanya. Bryan aku benci dia tapi masih memaafkanya. Hingga ketika usia ku 13 tahun, waktu itu aku membawa Amelia jalan jalan di pasar sambil menjual koran, tiba tiba aku bertemu dengan ibuku dia menangis menjerit menatap ku , sebab tanda dileherku adalah bekas pukulanya jadi dia tau aku dan memeluk ku dengan kata kata menyesal , kemudian aku dan Amelia dibawa makan dan dibeli baju baru terutama aku memakai pakaian sexy.Aku kira ibuku menjadi baik setelah 9 tahun menyia yiakan kami ternyata benar dia sangat jahat dibalik kebaikan mendadak dia membawaku disebuah klub malam dan menjualku pada pria asing untuk membayar hutangnya. Aku mengingat semua itu .... dia bukan ibu... yang menjadi surga bagi anak anaknya ... tapi neraka huuhuhu" tangis Adelia pecah setelah bercerita panjang lebar tentang dirinya.
"Adel.. maaf kan aku , aku tidak tau kalau kamu memiliki background hidup yang mengerikan. Maaf Adel" kata Bryan dengan penuh penyesalan.