Lisa Pov ;
Aku menarik tudung jaketku, menyembunyikan wajahku di sana.
Keramaian di depanku sejak seminggu yang lalu bukannya berkurang, sebaliknya semakin bertambah. Kamera dan mikrofon di tangan mereka siap menangkap target mereka kapanpun itu.
Aku menghembuskan napas, aku bersumpah ini terakhir kali aku keluar rumah.
Tas belanjaan memenuhi kedua tanganku. Aku berjalan menunduk, rambutku terjatuh ke depan, menutupi wajah.
Mereka tidak menyadari, seseorang yang mereka tunggu kemunculannya sejak satu minggu yang lalu baru saja lewat di belakang mereka. Satu dua dari mereka memperhatikanku sekilas, sampai aku sampai di pintu lobi apartemen. Huft!
Benar! Akulah seseorang yang mereka tunggu di halaman depan apartemen sejak seminggu lalu. Entah mereka mendapatkan alamat tempat tinggalku dimana, atau mungkin saja sepulang dari acara pernikahan Jessy waktu itu ada yang mengikutiku.
Yeah, dan itu juga benar! Karena ulah Dave yang menciumku di tengah keramaian pesta dansa di malam pernikahan Jessy, membuatku berada di halaman depan berita utama besok paginya.
Aku tidak tahu jika seorang Dave William begitu terkenal hingga membuat media begitu tertarik kepada wanita di dalam pelukannya malam itu. Judul-judul berita konyol terus bermunculan tanpa henti.
"CEO WJ GROUP TAMPIL MESRA DI PESTA DANSA PADA SEBUAH ACARA..."
"KEKASIH KECIL DAVIER WILLIAM TEREKSPOS…"
"RUMOR PERNIKAHAN PEMIMPIN WJ GROUP…."
Jane menelponku setiap hari, bertanya apakah aku baik-baik saja. Andrea bahkan memintaku tinggal di kediaman Wilson sampai media mereda.
Jessy dan Dalen sedang berada diluar negeri, bulan madu. Aku menolak sopan tawaran Jane dan Andrea, tidak ingin merepotkan.
Aku membuka tirai jendela, melihat para reporter yang masih setia menunggu di bawah sana. Mereka akan menyia-nyiakan waktu mereka di sana, sungguh. Aku tidak berniat untuk keluar dari rumah mulai hari ini, mereka pasti akan bosan juga bukan?
Tapi aku keliru.
Para reporter itu lebih gigih dari yang kubayangkan. Mereka mulai bertanya kepada setiap penghuni apartemen lain, membuat mereka tidak nyaman. Hal itu terus berlanjut selama dua hari kedepan. Hingga para penghuni lain yang kemudian mendatangiku.
TOK!
TOK!
TOK!
Aku menghela nafas kasar, mematikan televisi.
Aku membuka pintu, sepasang suami istri berusia sekitar lima puluh tahunan berdiri disana, menatapku kesal.
Seperti penghuni sebelum-sebelum mereka yang juga mendatangiku, mengeluh kesal karena para reporter di bawah terus mengikuti mereka saat keluar berbelanja, berjalan-jalan sore atau berlari pagi.
Aku menutup pintu, menghembuskan napas kasar.
Aku juga kesal, bukan hanya mereka. Aku bahkan tidak bisa menulis sejak tiga hari yang lalu, otakku buntu, tidak ada inspirasi. Editorku sudah mengirim banyak email, memperingati.
Sebagai seorang penulis, bekerjasama dengan editor penanggungjawab memanglah sebuah keharusan. Dalam kontrak kerja mengatakan tidak ada libur seharipun dalam mengirim tulisan kami, atau kontrak bisa saja dibatalkan dengan banyak alasan. Paling ringannya, tidak ada gaji masuk.
Aku menghempaskan diri di atas kasur, menatap langit kamar berwarna ungu. Bintang-bintang kecil yang ditempel di plafon sana berkilau terkena pantulan sinar matahari.
TING !
Aku merogoh ponsel di dalam celana, pesan masuk. Dari nomer tidak dikenal. Aku menaruhnya lagi diatas Kasur, tidak tertarik melihat isi pesan.
Drrt…
Drrt…
Drrt…
Kali ini panggilan masuk, dari nomor pengirim pesan, nomor yang tidak dikenal.
Aku hanya melihat bagaimana ponselku terus bergetar, tidak berniat menjawab, hingga panggilan selesai.
TING!
TING!
TING!
Aku mulai kesal, suasana hatiku yang buruk dengan panggilan dan pesan dari orang asing.
Aku mengambil ponsel itu dengan kesal, membuka pesan masuk.
Aku melompat kaget. Melempar ponselku ke karpet bulu di lantai. Aku berharap aku salah lihat, sungguh.
Aku mendekati ponselku yang masih menyala di sana, ragu-ragu melihatnya lagi.
"Lily!"
Satu panggilan tidak terjawab
"Lili, jawab panggilanku!"
"Lisa Redriguez!"
"Sudah kukatakan sebelumnya, kau tidak akan bisa lari dariku lagi. Satu-satunya pilihanmu saat ini adalah berada di sampingku sebagai Nyonya William!"
Dave gila. Aku bukan wanita yang bisa kau dapatkan dengan mudah!
TING !
Aku hampir saja melompat lagi, pesan masuk kini sepertinya mulai membuatku takut. Si gila Dave membuatku awas melihat ponselku.
Tapi itu bukan dari Dave, pesan yang lebih mengerikan dari pesan Dave. Pesan dari editor.
Aku meletakkan ponselku pelan. Ada apa dengan kesialanku yang datang berturut-turut?
TING!
Pesan masuk lagi, sejumlah nominal uang masuk ke rekeningku, kompensasi pembatalan kontrak.
Navile, editorku berkata tidak bisa melanjutkan kerjasama lagi karena beberapa faktor. Perusahaan juga sudah berpindah tangan, pemimpin baru sangat tegas, tidak menginginkan seorang penulis yang bolos menulis beberapa hari bekerja di perusahaan. Oh poor me!
Aku terbangun di sore hari. Matahari hampir terbenam di ujung barat. Aku menyingkap tirai jendela, para reporter di bawah sana masih setia menunggu. Biarkanlah mereka, aku tidak peduli lagi jika mereka menangkapku, atau para tetangga yang akan mengetuk pintu berkali-kali, akan kubiarkan saja.
Aku membuka laptop, mengetik beberapa website, mencari pekerjaan.
Walaupun uang kompensasi sebelumnya cukup banyak, tapi aku juga membutuhkan uang lagi untuk kelangsungan hidup kedepannya. Sekitar tujuh platform, setidaknya satu diantara mereka masih menerima seorang penulis kecil sepertiku bukan?
TOK!
TOK!
Seseorang mengetuk pintu diluar sana. Oh, apakah para reporter itu mengganggu lebih banyak penghuni lagi? Aku melangkah kesal, membuka pintu.
Seorang pria dengan kemeja biru muda dengan tas hitam di tangan kanannya.
Aku bertemu dengannya dua tahun lalu, agen real estate. Aku mengingat tanggal sekarang, seharusnya dia datang bukan untuk meminta bayar sewa rumah kan? Masih ada satu tahun tersisa sebelum waktu pembayaran selanjutnya.
"Mohon maaf kepada nona Redriguez, anda harus segera keluar dari rumah ini dalam tiga hari. Rumah ini sudah memiliki pemilik baru, menawarkan sepuluh kali lipat dari harga yang anda berikan. Untuk uang kompensasi dan pengembalian uang dalam satu tahun terakhir, akan segera dikirim ke nomor rekening anda. Mohon kerjasama anda! Saya tidak bisa berlama-lama, masih harus bekerja. Pemilik rumah baru menegaskan kepada anda untuk keluar dalam tiga hari kedepan, terimakasih. Jika anda membutuhkan rumah baru, hubungi saya Nona Redriguez. Terimakasih dan selamat sore!"
Pria itu berbalik, meninggalkanku yang berdiri termenung diambang pintu, masih mencerna.
Aku menutup pintu, berjalan ke sofa, tidur di atasnya. Sungguh, hari paling menyebalkan dalam hidupku sepertinya jatuh pada hari ini. Ada apa dengan pemimpin perusahaan yang baru? Juga dengan pemilik rumah baru?
Mereka hanya memiliki uang yang lebih banyak dariku. Bisa mengambil barangku dengan sangat mudah. Oh, aku mulai membenci orang kaya.
Aku adalah Lisa yang tenang, tidak memperdulikan banyak hal, membiarkan dunia yang bising di luar sana tetap bising, sementara aku dengan duniaku yang hanya berdiam di rumah mengetik kata-kata menjadi paragraf setiap harinya. Menjelajahi dunia luar dari ponsel, berteman dengan fans-fans lain sesama pecinta bintang idol Kpop, melihat warna-warni kehidupan melalui drama-drama Korea.
Aku tidak pernah merasa berbuat kesalahan atas kesialanku saat ini.
Satu-satunya kesalahanku, adalah bertemu Dave William. Pria gila dengan aura membunuhnya.