Sesuai janji bersama teman-temannya, tepat pukul tujuh Azel sudah keluar dari rumahnya. Bahkan saat dia keluar rumah belum ada satu pun orang tuanya yang pulang, jika Papanya sudah di tebak pasti akan pulang larut. Namun Mamanya, ah...entahlah. Entah apa apa yang dilakukan wanita dewasa tersebut, seharian ini Azel belum melihat batang hidung Mamanya.
Azel mempunyai seorang Kakak laki-laki, tapi dia juga tidak tinggal di atap yang sama. Kakaknya lebih memilih tinggal di apartemen, dengan alasan supaya lebih dekat ke kantor. Entah itu benar, atau Kakaknya hanya ingin menghindar dari kekacauan keluarganya. Azel juga sangat ingin seperti Kakaknya, tapi dia masih sekolah dan tentu saja Kakaknya yang bernama Axel Zaviyar tersebut melarangnya.
"Wis...bro, akhirnya lo datang juga" sapa Bayu saat Azel sudah tiba di tempat janjian mereka. Mereka pun bertos ria karena kehadiran Azel, saat ini Azel sedang berada di sebuah studio musik sekaligus tempat karaoke elit milik salah satu keluarga sahabatnya. Mereka memang sering menghabiskan waktu di tempat ini, hingga tengah malam.
Dan saat tengah malam mereka akan berpindah ke pinggir jalan yang biasa di jadikan tempat balap liar, memang tidak setiap malam mereka ke sana. Tapi jika ada yang menawarkan taruhan tinggi mereka pasti akan datang dan tentu saja karena Azel adalah jagoannya.
"Jadi lagu apa yang akan kita mainkan, malam ini?" tanya Azel yang sudah bersiap menyandang gitar.
Kedua sahabatnya sudah bersiap pada posisi masing-masing, Adam yang sudah duduk di kursi piano, Bayu yang sudah duduk di belakang drummer dengan mik yang mengarah padanya. Diantara mereka bertiga memang Bayu yang lebih lihai bernyanyi, selain suaranya bagus pria itu memang lebih suka bernyanyi dibandingkan memainkan alat musik.
Sebenarnya Azel juga pintar bernyanyi, tapi dia tak suka melakukannya jika di depan orang lain. Dia hanya akan bernyanyi untuk dirinya sendiri, dan hal itu juga dia lakukan hanya sesekali jika sedang ingin.
Alunan musik keras pun mulai dimainkan, sebuah lagu dari group band lawas pun di mainkan 'Arjuna Mencari Cinta'. Bayu memang bisa menyanyikan lagu apapun, tak hanya genre rock bahkan lagu-lagu romantis yang lembut juga bisa.
Seperti saat ini, setelah menyanyikan lagu dengan musik keras. Bayu memilih lagu romantis berjudul 'perfect' dari seorang penyanyi pria bernama Ed Sheeran.
Hampir satu jam mereka bermain band, Azel melepas gitar dari bahunya dan meletakkan di sandaran.
"Tumben hari ini lo banyak nyanyi lagu romantis" tanya Adam karena malam ini Bayu lebih banyak menyanyikan lagu melow dibandingkan lagu keras.
Bukan menjawab yang di tanya malah cengengesan saja, hingga membuat Azel sedikit geram dan melempar bantal sofa tepat pada wajah Bayu.
"Gila lo, sakit tau. Wajah ganteng gue bisa rusak karena lo timpuk" keluh Bayu membuat wajahnya cemberut, Azel memutar bola matanya malas terlalu lebay menanggapi pikirnya.
"Lo yang gila, di tanyain bukan malah jawab. Tapi malah cengengesan, atau lo emang udah gila beneran?" tuding Azel, sementara Adam hanya terkekeh melihat pertengkaran kedua sahabatnya. Padahal itu semua karena dirinya yang bertanya tadi, kenapa sekarang malah mereka berdua yang berdebat.
"Ahk.... kayanya gue lagi jatuh cinta" ucap Bayu tiba-tiba sambil menerawang membayangkan wajah seseorang.
Puftt...
Minuman yang baru saja di tenggak oleh Azel tersembur keluar begitu saja, saat mendengar ucapan Bayu. Benar saja, pria tersebut jatuh cinta? Tau apa dia soal cinta? Dekat dengan wanita saja tidak pernah, mungkin jika Adam yang mengatakan hal itu Azel tidak akan terkejut karena diantara mereka hanya Adam yang sering gonta ganti pasangan. Sebernarnya Azel juga, tapi Azel tidak pernah pakai hati. Dia hanya bersenang-senang, berbeda dengan Adam, pria itu memang pakai perasaan jika pacaran. Tapi anehnya dia pacaran tidak pernah bertahan lama, paling lama juga hanya tiga bulan.
"Sialan lo, jorok banget sih" gerutu Bayu sambil mengelap wajahnya dengan tisu, karena terkena semburan air dari Azel.
Azel hanya terkekeh dan memberikan tatapan minta maaf pada Bayu, "sory gue gak sengaja, lagian gue kaget lo bilang jatuh cinta. Sejak kapan lo tau soal cinta?" tanya Azel seperti sedang mengejek.
"Bener banget tuh. Gue juga kaget, diantara kita kan hanya lo yang gak pernah mau pacaran." Imbuh Adam, dia juga merasa heran.
Bayu memutar bola matanya malas, tak ingin menjelaskan apapun dengan kedua sahabatnya. Pria tersebut memilih memakan camilan dan membaca formulir pendaftaran yang ada di tangannya.
Azel yang melihat Bayu sedang membaca sesuatu, merebutnya dari tangan pria tersebut. Pria ini, memang suka sekali mengganggu ketenangan Bayu.
'Formulis pendaftaran?' gumam Azel sambil menatap ke arah Bayu, terlihat pria tersebut mengangguk.
"Ini formulir pendaftaran buat apa?" tanya Azel akhirnya.
"Buat festival" ucap Bayu singkat.
"Festival musik yang akan di langsungkan bulan depan?" tanya Azel, Bayu pun menganggukkan kepala mantap.
"Lo yakin kita mau ikut? Personil aja kita belum lengkap?" ucap Azel, mengingat selama ini Bayu selalu memiliki peran ganda saat mereka latihan band.
"Yakin banget lah. Dan secepatnya kita harus nyari pemain drum" ucap Bayu.
"Tapi Bay, nyari pemain drum lebih sulit dibandingkan nyari vokalis. Gimana kalau kita nyari vokalis aja dan lo fokus di drummer" saran Adam, Bayu tentu saja menolak. Karena sejak dulu dia lebih suka bernyanyi, dia bermain drum juga karena group bandnya membutuhkan bukan karena ingin mendalami perannya sebagai drummer.
"No" ucap Bayu singkat.
"Kalian tau sendirikan, dari dulu gue lebih suka nyanyi. Jadi gue gak mungkin ngelapsin cita-cita gue jadi vokalis." Sambung Bayu, Azel dan Adam pun mengangguk mengerti.
"Jadi kita harus cari drummer, bukan vokalis" ucap Bayu lagi.
"Oke deh, gue setuju" ucap Adam akhirnya dan membuat senyum terbit di wajah Bayu.
"Tapi mau nyari di mana?" tanya Azel, karena mereka belum memiliki calon sama sekali.
"Mulai besok, kita harus mulai mencarinya. Pertama-tama, kita lihat di sekolah kita masing-masing. Biasanya dari kelas musik akan banyak siswa-siswa yang bertalenta. Kita bisa menawarkan pada mereka yang berminat, gue yakin kita pasti bakal dapat. Hanya perlu usaha aja" ucap Bayu panjang, mereka bertiga memang sekolah di tempat yang berbeda. Tapi persahabatan mereka cukup kental, selain berteman sejak masa SMP orang tua mereka juga bekerjasama dalam bisnis.
Sementara Zia memang masih di kamar sejak tadi, dia enggan keluar kamar. Karena kalau pun keluar dia akan berhadapan dengan Papanya, pria dewasa tersebut pasti hanya akan bertanya tentang sekolah dan pelajaran saja. Zia bosan mendengarnya, tapi hari ini aneh. Tumben Papanya tidak ke kamar, biasanya jika pulang pasti akan meminta Zia keluar karena akan mengintrogasinya tentang kegiatan hari ini.
'Tumben Papa gak manggil aku' gumam Zia, dia pun memilih keluar kamar dan menuruni anak tangga. Saat Zia melewati ruang kerja Papanya, samar-samar Zia mendengar suara gelak tawa, dan sesekali terdengar suara wanita melenguh manja. Zia menajamkan pendengarannya, dan menghampiri ruang kerja sang Papa. Zia mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, bola mata Zia membulat melihat apa yang terjadi.