Chereads / Maverick Davidson / Chapter 25 - Twenty five

Chapter 25 - Twenty five

"Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu?" tanya Valie ketika keduanya kembali ke kamar di hotel.

Mave menoleh, lalu menghela napas berat. Cerita lama, dua puluh tahun yang lalu. Pembantaian keji sebuah Klan besar oleh sebuah organisasi mafia bernama Da Zera.

***

Oshika, sebuah klan besar dari Jepang pemimpin kartel mafia di Jepang. Namanya tersohor bahkan di seluruh dunia. Terlebih pewaris utamanya, Yuko Oshika, yang saat itu berusia tiga puluh. Matang, dewasa, gagah, dan pemberani. Semua orang sangat segan padanya. Kekuatan Yuko tidak pernah tertandingi. Semua orang jatuh cinta padanya. Namun tidak, lelaki itu, hanya mencintai pekerjaannya. Tidak ada seorang gadis pun yang bisa menarik hatinya.

Helena Oshika, sang adik bahkan dengan sangat terpaksa menikah terlebih dahulu di bandingkan sang kakak. Dan bahkan setelah ia di karuniai seorang putra bernama Maverick Davidson. Calon pewaria keluarga besar Davidson, pemimpin organisasi besar Calisto, sekaligus cucu pertama penerus Klan Oshika.

Sebenarnya, kelajangan Yuko bukanlah masalah besar, yang menjadi masalahnya adalah ketika orang orang mulai berlomba lomba menjodohkan putri mereka pada sang penerus utama Klan Oshika. Dan semuanya, di tolak. Yuko tau, semua itu hanyalah cara para bedebah tamak itu untuk mendapatkan kekuasaan. Terlebih untuk Da Zera. Yang sejak awal gencar mengincar 'tahta' di dalam dunia. Menjodohkan putri mereka pada penerus Klan Oshika tentu dapat menaikkan derajat mereka secara drastis. Sayang saja, Yuko dengan tegas menolak rencana perjodohan itu.

Da Zera, yang sombong, egois, dan tamak tentu merasa tidak terima akan hal itu. Namun kekuatan mereka jelas tidak sebanding dengan Oshika yang memegang seluruh wilayah di Asia Timur. Organisasi itu akhirnya mundur, mengurungkan niatnya melakukan perjodohan itu.

Dan di sisi lain, Yuko bertemu dengan seorang gadis cantik yang menarik minatnya, gadis asia yang cantik jelita, pengguna katakana yang handal. Zuhana Inoiki. Dan begitulah kisah klise mereka di mulai. Saling mencintai, sebelum akhirnya menikah.

Malam itu, pernikahan besar besaran diadakan. Helen yang saat itu tengah sibuk mengurus si kecil Mave, terpaksa terlambat datang. Penerbangan mereka dari New York pun mengalami kendala.

Namun di situlah penyesalan terbesar Helen terjadi. Ketika ia tiba, semuanya sudah pergi. Darah menggenang dalam gedung besar itu. Tidak ada bau bau harum khas pernikahan yang megah. Tidak ada bunga bunga sakura yang di pasang sebagai pajangan. Semuanya, pergi tak bersisa. Termasuk orang tuanya, dan kakak laki lakinya, termasuk sang kakak ipar. Yuko dan Zuhana bahkan tewas saat masih duduk di kursi pelaminan mereka, dengan lima luka tembak di dada.

Pembantaian besar itu terjadi. Geroge yang melihatnya segera bertindak, mencari tahu apa yang terjadi. Hingga tak lama kemudian mereka tahu, dalang dari pembantaian ini, adalah Da Zera yang ingin membalas dendam atas apa yang sudah mereka rasakan. Mereka tidak pernah menerima jika putri mereka mendapat penolakan dari Yuko Oshika. Maka dari itu, bersama para anggota dari organisasi yang bernasib sama, merencanakan pembantaian besar besaran ini. Memusnahkan seluruh anggota klan Oshika tak tersisa.

Kecuali Helena yang masih berdiri tegak dalam genangan darah para anggota keluarganya. Dengan mata penuh dendam membara di setiap kilatnya. Dalam gedung besar itu, suara Helen bergema dengan besarnya, "Setiap tetes darah yang tumpah malam ini. Setiap nyawa yang tumbang malam ini. Kau, para Da Zera, akan mendapatkan balasannya. Bahkan jika aku harus kehilangan nyawaku. Aku berjanji pada diriku sendiri, bahwa dendam ini, akan benar benar aku balaskan suatu hari nanti,"

"Dominic, dendamku akan terus mengalir dalam setiap detak jantungmu. Dan semuanya, jelas akan terbayarkan nanti. Tunggu saja hingga saatnya tiba,"

***

Valie menganga mendengar cerita Mave. Gadis itu tidak bisa berkata kata lagi atas apa yang sudah terjadi. Ia tidak mengerti bagaimana jalan pikiran para anggota Da Zera, "Mereka tamak, dan gila,"

"Aku tahu," balas Mave tenang.

"Lalu mengapa mereka terus mengejar mama?"

"Mereka masih ingin memaksa mama untuk menikah dengan anggota mereka," jawab lelaki itu datar, aura kebencian jelas terpancar dalam diri Mave. Ia benci Da Zera, sangat.

"Bagaimana dengan gadis yang hendak di jodohkan dengan Yuko Oshika?" tanya Valie penasaran.

Mave menatap langit langit ruangan, "Kau tahu, seorang penyanyi terkenal Sharon?"

"Ya, aku tahu. Wajahnya sedikit menyebalkan menurutku,"

"Sharon Dominic. Dia adalah gadis yang hendak si jodohkan dengan paman,"

"Oh tuhan. Pantas saja, dia terlihat sangat, menyebalkan," Valie mencibir, "Pantas saja mama sangat membenci Da Zera dan Dominic. Lalu kenapa mama tidak melakukan pembalasan sejak lama?"

"Mama ingin mengembalikan Oshika seperti sedia kala. Setidaknya setelah peristiwa itu, mungkin ada tiga atau empat anggota Oshika yang lain yang kebetulan tidak bisa hadir dalam pesta itu," jawab Mave, "Yah setidaknya bukan hanya mama yang benar benar tersisa. Beberapa tidak berasal dari anggota keluarga utama. Tapi mereka Oshika. Mama akan menghidupkan lagi Oshika,"

"Ah aku mengerti. Ini alasan mama selalu menahan serangan terhadap Da Zere. Karena bahkan Calisto akan mengalahkan Da Zera dengan mudah," gerutu Valie jengkel, gadis itu tampak mengerutkan alisnya karena kesal, "Da Zera bukanlah organisasi yang sangat berpengaruh dalam dunia. Namun mengapa mereka bertingkah seolah mereka yang paling berkuasa di sini,"

"Mereka terlalu tamak dan sombong Valie. Ego mereka terlalu tinggi dalam melakukan hal apa pun itu," Mave membawa Valie untuk berbaring di sebelahnya lantas memeluk gadisnya, "Ayah dari Theodore Dominic, Bruce Dominic berencana untuk menjadikan mama sebagai istri simpanannya,"

"Ah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya memang," gumam sang gadis, "Mave kau tidak akan seperti mereka bukan?"

"Dalam konteks? Aku tentu tidak akan terlalu tamak dan sombong seperti Da Zera,"

"Maksudku kau tidak akan mencari istri simpanan atau istri kedua ketiga keempat dan seterusnya," jawab Valie jengkel.

Mave terkekeh, "Sepertinya tiga istri tidak buruk. Aku tidak mempunyai istri bahkan untuk saat ini,"

Jawaban Mave sontak membuat Valie melotot, gadis itu memberontak dalam pelukan sang kekasih, "Cukup bajingan. Jangan sentuh aku," serunya kesal, "Pergi! Menjauhlah dariku. Dan carilah tiga istri yang kau inginkan itu! Para lelaki memang tidak pernah puas dengan satu wanita! Kau lelaki brengsek, jangan menyentuhku," lanjutnya seraya melotot.

Mave kembali tertawa, Valie sangat menggemaskan. Gadisnya. Hanya miliknya. Lelaki itu lantas mencium puncak kepala Valie, menyalurkan bagaimana besarnya perasaan darinya untuk sang gadis, "Aku tidak akan pernah melakukannya Valie. Aku sudah cukup mempunyai kau di sisiku. Jadi tidak perlu khawatir tentang istri simpanan atau istri yang lain. Karena di sini, hanya akan ada aku dan kau. Bukan yang lain,"