Valie memasuki pesawat bersama Mave. Pesawat pribadi milik kekasihnya ini, besar, dan mewah. Bahkan Valie sendiri pun masih tidak mengerti, sebenarnya berapa banyak kekayaan yang Mave miliki. Apakah itu miliaran dollar? Atau lebih? Entahlah, Valie pusing hanya dengan memikirkannya. Kekasihnya itu, terlalu kaya dan fakta itu sangat membuat kepala Valie pusing.
"Ada apa dengan wajah blankmu itu?" tanya Mave sontak membuat lamunan Valie buyar.
Gadis itu menggeleng, "Tidak ada. Hanya memikirkan sesuatu yang tidak perlu," jawabnya.
"Berhenti seperti itu. Cukup pikirkan sesuatu yang seharusnya kau pikirkan," Mave membawa Valie memasuki kamar mereka di private jet itu.
"Lalu apa yang harus ku pikirkan?" tanya gadis itu kemudian.
Mave tersenyum, menyelipkan anak rambut gadisnya ke belakang telinga, "Cukup pikirkan aku,"
Mendengar jawaban Mave, sontak Valie tertawa renyah, "Kau berubah menjadi perayu ulung akhir akhir ini,"
"Kau menyukainya?" tanya Mave, meletakkan ponselnya diatas meja sebelum merebahkan diri di ranjang ruangan itu.
Valie mengikuti tak lama kemudian, "Entahlah. Tapi kau terlihat sangat menggemaskan jika seperti itu Mave,"
"Aku tahu," lelaki itu menjawab santai, "Tidurlah,"
"Kau selalu memintaku untuk tidur di setiap situasi,"
"Aku akan menceritakan sesuatu, yang sepertinya akan menggetarkanmu," Mave merubah posisinya menjadi duduk, menatap gadis itu dengan lekat, "Ini mengenai orang tuamu. Ku pikir, sekarang adalah waktu yang tepat untuk kau mengetahuinya,"
"Apa? Orang tuaku? Bukankah mereka kecelakaan saat aku masih bayi?"
Mave menggeleng, "Kau adalah bayi yang di culik oleh Da Zera dua puluh tahun yang lalu. Mengenai orang tua kandungmu, aku masih menyelidikinya hingga sekarang. Yang jelas, Antonio dan Margareth bukanlah paman dan bibi kandungmu. Mereka hanyalah orang orang yang kebetulan di pilih oleh Da Zera secara acak. Mereka mendapat tugas untuk merawatmu hingga dewasa. Lalu saat usiamu cukup, kau harus kembali pada mereka,"
"Itulah alasan mengapa Da Zera terus mengejarku?" Valie menatap Mave dengan tatapan kosong ketika berujar.
Mave mengangguk, "Tahun itu, Da Zera menculik tiga bayi dari 3 keluarga besar yang berbeda. Tujuan mereka adalah sebagai sandera. Namun, akhirnya berubah, mereka ingin menggunakan bayi bayi itu untuk alat. Alat penyerang dari keluarga keluarga yang mereka culik bayinya," jelas lelaki itu seraya merengkuh Valie ke dalam pelukannya, "Salah satunya, adalah adikku, Jervo Davidson,"
"Bagaimana kondisi adikmu?"
"Sejak tiga tahun yang lalu, dia menjadi mata mata Da Zera. Dia akan kembali dalam waktu dekat,"
"Lalu, dua keluarga yang lain?" napas Valie tercekat, informasi baru ini benar benar mengguncangnya. Ia tidak tau harus bereaksi seperti apa setelah mengetahui semuanya.
"Naevi Anderson dan Valerie Altherio," Mave menatap Valie dalam, pemuda itu mengusap rambut gadisnya dengan lembut, "Maaf, aku baru menceritakan semuanya padamu. Aku memilih waktu yang tepat. Karena, saat berbahaya jika kau tahu seluruh informasi ini namun kau masih tinggal bersama Antonio dan Margareth. Da Zera bisa saja membawamu kapan saja,"
"Bagaimana kau tahu?"
"Tugasku saat itu adalah mengawasimu. Keluarga Altherio adalah sahabat karib Davidson. Orang tuamu, adalah sahabat mama dan papa. Mereka sudah mengetahui keberadaanmu sejak lama. Tapi orang tuamu mempercayakan dirimu padaku. Hingga saat itulah, aku, jatuh cinta padamu," jelas Mave tenang. Menatap Valie yang tidak memberikan reaksi yang berarti, "Kau baik baik saja?"
"Tentu. Aku sangat baik. Senang sekali rasanya orang tuaku ternyata masih hidup sampai sekarang,"
"Davidson, Anderson, dan Altherio adalah sahabat karib sejak lama. Da Zera mencoba untuk meruntuhkan mereka dengan menculik keturunannya. Awalnya, kami putus asa, mengira jika tiga keturunan itu telah di lenyapkan oleh Da Zera, namun tidak, fakta itu baru terkuak tiga tahun yang lalu,"
Valie mengangguk mengerti, "Bagaimana aku bisa menemui orang tuaku?"
"Besok kau akan menemuinya. Di pernikahan kita," senyum kecil Mave mengembang, mencium dahi kekasihnya, "Satu lagi, Da Zera yang memalsukan usiamu. Usiamu seharusnya dua puluh dua, seusia dengan adikku, Jervo. Entah apa tujuan mereka melakukan itu,"
"Untuk saat ini aku mengerti kenapa Da Zera benar benar mendapat banyak kebencian dari berbagai pihak," Valie mendengus keras, "Lalu dengan Naevi Anderson?"
"Ah gadis menyebalkan itu sudah kembali pada keluarga aslinya. Ia melarikan diri dari Da Zera setelah mencuri dokumen penculikan itu. Aku pikir, dia adalah lelaki yang terjebak dalam jiwa wanita," dengus Mave malas.
"Kau mengenalnya?"
"Dia kekasih adikku,"
"Oh? Wow, sepertinya banyak hal yang tidak aku ketahui di sini,"
Mave terkekeh, "Maka biarkan aku menjelaskan padamu satu persatu. Orang tuamu, merasa sangat menyesal karena keteledoran mereka, Da Zera bisa menculikmu. Rasa bersalah mereka besar sekali sehingga takut untuk menemuimu,"
"Hey itu bahkan bukan kesalahan mereka. Da Zera yang tamaklah penyebabnya. Mereka yang memisahkan aku dengan kedua orang tuaku," Valie mendengus tidak terima.
Mave mengangguk, "Aku tahu. Aku harap kau tidaj salah paham pada kedua orang tuamu. Mereka sangat menyayangimu. Mereka secara langsung memintaku untuk menjagamu. Kau harus tahu bagaimana rasa bahagia mereka ketika tahu, kau resmi menjadi kekasihku,"
"Aku tidak sabar menemui orang tuaku. Siapa mereka?"
"Jonah Altherio dan Thea Altherio. Kau mempunyai seorang kakak, Hendry Altherio namanya," jelas Mave, "Dia berjudi di casino bersamaku tempo hari. Kau mabuk berat saat itu, aku yakin kau tidak mengingatnya,"
"Yah, aku tidak mengingatnya. Siapa saja yang ada di dalamnya saat itu?"
"Hendry, Jervo, dan Sadam, adikku yang lain," jawab Mave.
"Oh kau mempunyai dua adik?" tanya Valie takjub.
Mave mengangguk, "Jervo dan Sadam. Keduanya adalah kekasih dari si kembar Anderson, Naevi dan Shei. Sedangkan Rhea, dia adalah anak kedua Anderson. Lalu Sia Anderson, adalah si sulung Anderson sekaligus kekasih dari kakakmu,"
"Oh astaga silsilah keluarga ini benar benar membuatku pusing,"
"Aku tahu. Kau akan bertemu mereka nanti. Mereka sudah menunggumu di New York. Aku harap Naevi tidak mengajakmu untuk melakukan hal hal aneh yang menjengkelkan,"
Valie memegangi kepalanya yanh berdenyut, "Tunggu biar aku luruskan. Orang tuamu adalah George Davidson dan Helen Davidson. Kau adalah suling dari tiga bersaudara. Adikmu Jervo Davidson dan Sadam Davidson. Jervo dan Sadam adalah kekasih dari si kembar Anderson yaitu Naevi dan Shei? Bukankah seperti itu?"
"Ya secara teknis seperti itu tapi mereka kembar tiga. Naevi, Shei, dan Rhea,"
"Lalu kakak sulung mereka adalah Sia Anderson. Sia adalah kekasih Hendry, kakak sulungku?"
"Kau benar,"
"Ayahku adalah Jonah Altherio dan Ibuku adalah Thea Altherio. Aku anak kedua dari dua bersaudara, kakakku adalah Hendry Altherio dan aku adalah Valerie Altherio," jelas Valie yang segera mendapat anggukan sang kekasih.