Chereads / Aku benci masa SMA / Chapter 2 - Mencuri pandang

Chapter 2 - Mencuri pandang

sepulang sekolah Nina selalu melakukan latihan untuk Persiapan lomba bersama teman-temannya. melakukan latihan sungguh sungguh agar membawa pulang piala, itu yang diharapkan Nina dan teman-temannya. dan yang paling membuat Nina bersemangat melakukan latihan yaitu Nina bisa bersama dengan laki laki yang selama ini Nina kagumi. Devan, ya laki laki yang memiliki perawakan tinggi berisi dengan kulit sawo matang dan senyumannya yang selalu menarik perhatian orang sekitar. Devan menjadi komandan pasukan yang akan mengikuti lomba, tak jarang disaat latihan pun Nina selalu mencuri pandang karena ia tak mau semua orang tahu bahwa ia ternyata diam diam mengagumi temannya sendiri.

setelah latihan selesai tepatnya pukul 17 : 15 Nina bersiap untuk segera pulang. ketika sampai didepan gerbang sekolah Devan memanggil sambil mengendarai motornya.

"nin ayo naik!" ajak Devan

"ngga usah Van, kan rumah kita ga searah" tolak Nina merasa tidak enak dengan ajakan Devan. Nina tidak mau merepotkan orang apalagi orang yang ia kagumi.

"udah ga papa nin, daripada pulang sendiri terus kamu kemaghriban dijalan" jawab Devan

"udah ga papa aku bisa jalan sendiri" ucap Nina sambil berlalu meninggalkan Devan. tapi Devan mengikuti Nina dengan mengendarai motornya pelan sambil terus membujuk Nina agar ia ikut dengannya.

setelah beberapa perdebatan panjang akhirnya Nina pun mengalah dan ikut bersama Devan. dalam hati Nina merasa senang ingin sekali rasanya ia melakukan salto, tapi ga mungkin Nina harus tetap menjaga imagenya apalagi didepan pria yg ia kagumi.

"udah disini aja Van, ga enak kalo masuk kedalam" ujar nina yang mencegah Devan mengantarkan ke depan rumahnya. karna rumah Nina harus melewati gang sempit. ia merasa tidak enak kepada Devan dan apa kata tetangganya nanti jika seorang Nina yang dikenal tidak pernah membawa laki laki kerumahnya justru kelihatan dibonceng oleh seorang pria.

"ga papa ni aku nganterin sampai sini doang?" tanya Devan dengan raut wajah heran.

"iya ga papa Van, makasih ya"

"iya nin, yaudah aku pulang ya"

"iya Van hati hati"

selepas Devan pergi Nina masih diam memperhatikan sampai motor hilang tidak terlihat.

POV Nina

malam hari

"ko aku tiap Deket dia deg degan ya, tapi seneng apalagi pas dibonceng tadi" gumam Nina

ada apa dengan diriku kenapa selalu memikirkan dia? sudahlah lupakan.... lebih baik aku tanya Cika deh

"kenapa nin? gua udah tidur masih aja lu nelpon gua" kesal Cika

"hehe, sorry bebs gua cuma lg seneng aja" ungkap Nina dengan malu

"hmmm pasti soal si Devan kan" tebak Cika

"heee iya cik, tau ga? dia tadi sore nganterin gua pulang" aku Nina dengan bangganya.

"serius lu?" kaget cika

"tumben lu mau dianterin cowo? biasanya lu tolak" tanya Cika.

"tadi udah gua tolak juga cuma dia maksa cik, yaudah gua ikut hehe"

"nah gitu sekali sekali lu bareng sama cowok, biar dikata normal" ledek Cika

"ishhh Paan si lu gue kan selama ini ga pernah Deket sama cowok, makanya tiap ada cowok yg mau Deket sama Guagua selalu ngehindar" sanggah Nina.

"iya dah iya,, secara lu kan memegang teguh prinsip lu ga boleh terlalu Deket sama cowok"

"nah itu lu tau" jawab nina

"yaudah gua mau tidur lagi, awas lu gangguin gua lagi" protes Cika

"hehe yaudah Sono lu tidur gua juga mau tidur ini besok mau ketemu sama ayang bebep. by"

setelah memutus telepon Nina langsung terbang ke alam mimpi.