Chereads / Aku benci masa SMA / Chapter 6 - patah hati

Chapter 6 - patah hati

dimalam yang dingin dengan rintik rintik hujan, seolah alam tengah ikut bersedih atas apa yang menimpa Nina hari ini. angin berhembus menerpa rambut yang tergerai, ya saat ini Nina tengah berdiri didepan jendela kamar dengan jendela terbuka. ia sengaja membukanya seolah mengundang angin masuk untuk menusuk kulitnya. tapi Nina tidak merasakannya seolah rasa dingin itu terkalahkan oleh perih yang ada di hatinya.

dengan perasaan hancur Nina mengingat ketika pertama kali ia mengenal Devan. disitulah ia diam diam mulai suka, tapi karena terlelu takut untuk mengungkapkan jadi ia menyimpan perasaannya sampai kini ia tahu bahwa perasaannya hanya bertepuk sebelah tangan.

"ok ga papa lu yang mulai duluan, gua akan ikuti permainan Lo" ucap Nina getir dengan masih merasakan nyeri yang teramat dalam.

pagi yang cerah dengan masih menyisakan tanda bahwa semalaman alam telah diguyur hujan membuat tidak membuat semua orang enggan untuk keluar. mereka melakukan aktifitas seperti biasanya pergi bekerja, sekolah dan lainnya.

dengan perasaan hampa Nina berjalan menuju sekolahnya. berusaha tersenyum dengan hati yang sakit ternyata tidak semudah itu. perasaan hancur itu akan nina sembunyikan, seolah tidak terjadi apa apa padanya termasuk teman baiknya sendiri. karena ia terlalu malu untuk bercerita atas apa yang dialaminya.

"nin lemes amat Lo, lo sakit?" tanya Cika

"hah ga papa ko cik gua biasa aja" jawab nina gelagapan

"yakin Lo baik baik aja" tanya lagi Cika

"iya Cik, udah deh Lo ga usah lebay gua biasa aja ko" jawab Nina meyakinkan Cika

"yaudah deh yuk kita masuk kelas" ajak cika dan Nina pun mengangguk. dan kegiatan KBM pun dimulai.

bel istirahat berbunyi menandakan aktifitas KBM telah selesai. semua siswa siswi berhamburan keluar kelas memanfaatkan waktu dengan berbagai hal, mulai dari pacaran, bermain bola, maupun yang membeli makanan di kantin.

"nin ke kantin yuk, laper gua tadi pagi ga sarapan" ajak Cika. namun yang diajaknya hanya diam dengan tatapan kosong membuat Cika penasaran apa yang sebenarnya terjadi. tidak biasanya sahabat satu satunya ini melamun.

"nin?" panggil Cika lagi sambil menepuk bahu Nina

"eh iya? kenapa tadi?" tanya Nina gelagapan

"Lo dari tadi ngelamunin apa si? gua perhatiin Lo kaya ada masalah". ungkap Cika dengan rasa penasaran.

"ga papa ko cik, gua baik baik aja" jawab nina dengan senyum.

"ga nin gua ga percaya, lo ga biasanya kaya gini, ngelamun kaya ayam penyakitan".

"iya ga papa, yuk ke kantin" ucap Nina dengan senyum palsu sembari berjalan meninggalkan Cika yang terbengong.

"dihh perasaan gua yang ngajakin dia, tapi dia yang ninggalin gua?" ucap Cika dengan mencebikkan mulutnya dan menyusul Nina.

pulang sekolah seperti biasanya Nina dan teman temannya melakukan latihan menjelang dua perlombaan. namun Nina mulai menjaga jarak dengan Devan karena ia sudah tahu bahwa Devan menjalin hubungan dengan Erin sang kaka kelasnya. mulai ketika Nina berpapasan dengan Devan ia selalu membuang muka dengan melihat ke arah lain. harapan yang ia sembunyikan selama satu tahun mulai ia kubur dalam dalam.

dan ketika istirahat pun Nina selalu menghindari Devan, dan memilih dekat dengan Wahyu sahabat Devan. karena Nina memang memiliki rasa kagum pada Wahyu karena sikapnya yang dewasa dan selalu memberikan motivasi. hanya kagum ya bukan suka hiya hiya hiya...