Chereads / Dangerously in love with mafia / Chapter 1 - Bab 01 - first meet

Dangerously in love with mafia

Lioramy93
  • 282
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 29.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 01 - first meet

Suara musik menjadi pemula awalnya di mulai malam ini, suara yang membisingkan setiap sudut ruangan, semua yang berada di lantai dance mulai bergerak, entah lompat atau mulai menggerakkan tubuhnya sesuai irama musik.

Dua orang gadis melangkah melewati ramainya pengunjung yang datang hari ini, baik Aurora atau Clara mulai memainkan perannya masing-masing, berdiri di tempat yang bisa di katakan adalah pusat dari perhatian, dimana semua mata bisa tertuju melihat ke arah kedua wanita itu berdiri.

"Ingat, kali ini jangan sampai kamu meninggalkan aku lagi Clara! Kau sering menghilang di saat semuanya sedang pada fokus, kali ini tugas kita untuk mencarinya bukan bermain-main disini." Ucap Aurora, tangan erat menggenggam erat jubah yang menutupi tubuhnya, gugup karena sebenar ini pertama kali dia berpakaian terlalu terbuka.

"Aku mengerti Aurora, tenanglah. Aku memakai alat perintah dengan baik, jadi aku akan mendengarkan instruksi dengan baik." Ucap Clara, tubuhnya menikmati alunan musik yang membuat tidak bisa diam di tempat.

"Dengarkan instruksinya dengan baik."

Clara mengangguk paham, dia mulai melangkah lebih dahulu sebelum Aurora, dia bahkan mulai menari dengan indahnya di atas tiang, sorakan seru terdengar dari seluruh pengunjung.

Aurora belum bergerak dari tempatnya, matanya menatap seluruh penjuru ruangan ini, mencari seseorang yang sesuai dengan instruksi dari atasannya, sampai tatapan bertemu dengan pria yang berdiri di depan bar, dimana pria itu sedang menyiapkan minuman untuk para pengunjung.

Aneh, karena dia terlalu tampan untuk berada disana, bahkan tato di tubuhnya tidak sesuai dengan profesinya.

Haruskah aku menyelidikinya? Pria itu sungguh bukan seperti bekerja, tapi sedang menyamar sama seperti diriku.

"Aurora? Kenapa kamu hanya diam? Mereka menyuruhmu menari sekarang." Ucap Clara, wanita itu menepuk bahu temannya, respon wanita itu aneh karena seperti terhipnotis oleh suatu hal.

"Kau lupa? Aku tidak menari untuk mereka, ini penyamaran, kau saja yang mengawas dari sini." Ucap Aurora, entah karena apa dia tidak mau melanjutkannya, dia yakin jika pria itu adalah salah satunya, karena mafia itu memiliki tiga anak buah, mungkin Aurora bisa mendapatkan informasi darinya.

Berpura-pura menjadi informan para mafia, bukan seorang agen rahasia.

"Hei! Aurora, kau sungguh pergi?" Tanya Clara, menatap tidak percaya pada temannya yang pergi dari sana, membuatnya tidak tahu harus melanjutkan apa tidak.

Dia melangkah turun dari lantai dansa, dan langsung mengenakan jubah yang telah di siapkan, dia tidak rela jika harus memperlihatkan tubuhnya. Jika bukan karena pekerjaan, dia tidak akan membiarkan para brengsek itu melihatnya dengan tatapan menjijikan itu.

Tatapannya hanya tertuju pada apa seorang barista, pembuat minuman? Apapun itu, siapa dirinya? Padahal pria itu tidak menatap ke arah Aurora, tapi kharismanya begitu kuat terpancar dari dirinya, baiklah.

Sekarang dia sudah duduk di salah satu kursi itu.

Mengambil jarak cukup dekat dengan pria itu, cukup terkejut saat melihatnya dari jarak ini, karena pria itu memiliki tato kupu-kupu di leher bagian belakang, beberapa tato di lengan yang tidak sepenuhnya menutup lengan.

"Ada yang bisa saya bantu Nona?" Tanya pria itu, yang memiliki tato kupu-kupu dan kini berdiri di hadapan Aurora.

"Aku hanya ingin duduk saja." Ucap Aurora, dia menonaktifkan alat yang ada di telinganya, ruangan ini terlalu berisik dan dia tidak bisa mendengar dengan baik, tindakan yang fatal untuk di lakukan oleh seorang agen rahasia.

"Jika hanya ingin duduk, Anda lebih baik pulang Nona. Tidak baik berada di sini, karena tepat ini bukan perkumpulan orang baik." Ucap pria itu, kedua tangannya bersandar di penyangga bar, mendekatkan dirinya pada gadis di hadapannya.

"Dan apakah kamu salah satunya?" Balas Aurora, tatapan tajam karena pria itu seperti memang bukan seorang yang bekerja di klub, dia berbeda karena semua pegawai memakai seragam, dia hanya memakai kaos berwarna putih polos, rambutnya juga tidak tertata rapi, sangat berbeda.

Pria itu hanya memberikan senyuman, dia tidak menjauh dari wanita itu. Hanya saja, dalam dirinya dia berkata. 'Wanita yang menarik.'

"Tidak baik tersenyum seperti itu di hadapan orang lain." Ucapnya lagi, baru kali ini dalam misinya dia benar-benar tertarik pada seseorang.

"Saya harus berkata apa yang menurut saya benar, tapi perkataan Nona benar. Seperti mungkin saja saya seorang penjahat, jadi berhati-hatilah."

Alis Aurora terangkat begitu saja, oke. Satu hal terungkap seperti misi ini akan diselesaikan dengan mudah, dia hanya perlu melangkah lebih jauh.

"Mafia?" Kalimat itu terucapkan, hal itu berhasil membuat pria itu menatap bingung pada Aurora, tapi setelah itu dia menunjukan seringai dalam wajahnya.

"Dan Nona seorang agen rahasia yang sedang menyamar menjadi penari di klub ini? Cerita yang menarik, saya bukan pekerja di klub ini, hanya singgah karena ini milik teman."

Aurora hanya tersenyum kaku, mempertahankan apa yang selama ini dirinya rasanya, apakah dia juga terlalu menonjol? Ucapan pria itu sedikit membangun ketakutan dalam dirinya, tapi dia tidak boleh lengah.

"Apakah banyak di klub ini? Seorang agen rahasia dan mafia, kedua orang yang saling menyembunyikan identitas dengan menyamar."

"Hm—mungkin. Mau saya rekomendasikan sebuah minuman?"

Aurora hanya memberikan anggukan, pengalihan topik yang sangat bagus, dia bisa melakukan hal itu dengan mulusnya.

"Saya akan kembali nanti." Pria itu berlalu di hadapan Aurora, pergi ke tempat lain untuk mengambil sesuatu.

Tubuh Aurora tersentak begitu bahunya disentuh oleh seseorang, dia mengalihkan pandangan kepada seseorang yang menepuk bahunya.

"Aurora, mereka terus mencoba menghubungimu? Apa kau mematikan alat itu? Fokuslah, mereka mengatakan target itu ada di sekitarmu." Ucap Clara, dia datang menemui Aurora walau sulit mencari gadis itu, apalagi menjadi dia di banyak pengunjung bukanlah hal mudah.

"Ak—aku tidak mematikannya." Dengan cepat tangannya kembali aktifkan alat itu, barulah dia mendengarkan banyak suara yang mengajaknya berbicara.

"Kau sakit? Apa terjadi suatu hal?" Tanya Clara, dan akhirnya dia menatap cemas temannya karena Aurora terlihat berbeda, padahal saat datang tidak terjadi apapun.

"Tidak ada." Ucap Aurora, dia mendengarkan instruksi dari alat itu dan tatapan mencari pria yang memiliki tato kupu-kupu, dia menghilang? Bukankah tadi dia masih berada di bar minuman ini?

"Kau tidak memakan atau minum sesuatu di sini kan? Aurora kita tidak boleh ceroboh, ini bukan negara kita, jadi jangan samakan dengan apapun, banyak orang asing disini."

"Aku tahu Clara, berhenti berbicara dan biarkan aku fokus sebentar!" Bentak Aurora pada temannya, dia benci ruangan ini karena terlalu berisik, menyesuaikan tempat dengan tetap mendengar dalam situasi seperti ini bukan hal mudah!

Aurora memutuskan meninggalkan tempat itu, dia melangkah keluar dari tempat yang begitu bising untuknya, dan begitu keluar, tatapan bertemu dengan pria itu yang sedang menikmati satu batang rokok di tangannya.

Baru saja dia menaruh curiga pada pria itu ternyata dia malah ada di sini.

"Bagaimana dengan minumannya Nona?"

Minuman? Padahal Aurora belum menerima apapun, apa yang pria itu maksud.

"Apa yang kamu maksud, aku tidak meminum apapun."

"Benarkah?"

"Apakah kamu mau ke apartemennya?" Tanya Aurora, tanpa sadar dia menawarkan sebuah hal yang membuat dirinya terjerumus dalam bahaya.

Bisa saja dia yang mafia bukan?