Chereads / The Beauty's Revenge / Chapter 19 - Fiance

Chapter 19 - Fiance

Paola menatap Chelsea yang seperti terkejut dengan perkataan para wartawan.

"Chelsea, kamu pulang saja. Tidak apa-apa aku yang menjawab pertanyaan mereka," kata Paola.

"Nona Chelsea pasti datang ke sini hanya untuk meminta bantuan pada seorang model agar mendongkrak kariernya, padahal desainnya biasa aja. Tidak istimewa sama sekali," kata Amir.

Semua orang langsung heboh dan menyerbu Chelsea yang dibuat malu oleh para wartawan.

"Maaf, permisi. Saya tidak ada jadwal wawancara di sini," kata Chelsea dengan lembut.

Chelsea melewati para wartawan yang mengejarnya sampai ke mobil, sedangkan Paola tersenyum kecil sambil menatap para wartawan yang masih mengikuti Chelsea.

"Sebentar lagi aku pasti bisa menghancurkan kamu," gumam Paola.

Jayden menatap paola dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku harap kamu bisa berhenti melukai orang-orang yang tidak bersalah," gumam Jayden.

***

Satu bulan kemudian, hari penting bagi Chelsea dan Alder akhirnya tiba. Mereka sebentar lagi akan saling mengikat dengan ikatan pertunangan sebelum menuju jenjang pernikahan.

"Mama tidak sabar melihat kamu akan resmi menjadi milik Alder Bowie walaupun baru pertunangan saja," kata Natasya.

"Aku juga tidak sabar," balas Chelsea.

Chelsea tengah berdiri di depan kaca didampingi oleh penata rias. Dia memakai gaun berwarna merah yang membentuk lekukan tubuhnya serta hiasan rambut berbentuk jepitan dan terdapat mutiara menghiasi rambut dia yang tergerai indah.

"Anak aku cantik banget," kata Natasya.

"Makasih. Mama, aku tidak menyangka hari ini aku akan bertunangan dengan Alder," balas Chelsea dengan mata berkaca-kaca.

"Iya, Chelsea. Selamat atas pertunangan kamu. Semoga acaranya lancar sampai selesai," kata Natasya sambil merangkul Chelsea dan mengecup pipi putrinya.

"Mama jangan nangis. Baru juga tunangan sudah begini. Nanti bedaknya luntur," balas Chelsea sambil menatap mamanya.

"Iya. Mama sangat bahagia melihat kamu bisa mendapatkan pria yang sangat mencintai kamu. Kamu harus bisa jaga perasaan pasangan kamu juga. Mulai sekarang jangan melakukan apa pun tanpa seizin tunangan kamu," kata Natasya dengan penuh penekanan.

"Kapan sih aku tidak pernah izin sama Alder? Aku aja dipantau terus sama pengawalnya," balas Chelsea.

"Kamu ini dibilangin bandel. Tidak selamanya pengawal dia menjaga kamu, bisa aja dia meleng. Kamu harus hati-hati," kata Natasya.

"Iya, Ma," balas Chelsea.

"Maaf mengganggu waktu kalian. Nona Chelsea, apakah dandanan dan rambutnya sudah bagus?" tanya Sinta.

"Sangat oke dan cantik. Terima kasih," jawab Natasya.

Pintu ruang dandan tidak lama diketok dari luar membuat pembicaraan mereka terhenti.

"Iya masuk," kata Chelsea.

"Mama, Chelsea, kalian lama sekali. Para tamu sudah pada datang dan Alder sudah menunggu kalian," tegur Christo.

"Pa, ini sudah selesai," kata Chelsea.

"Pa, sabar dong. Namanya juga perempuan, pasti lama saat berdandan," kata Natasya.

"Jangan kelamaan juga, nanti keluarga Bowie yang bawelnya nyelekit mulai menegur kita," balas Christo.

Christo malas mendengar komentar orang-orang pada keluarganya.

"Iya, Pa," kata Natasya.

Mereka keluar dari kamar rias lalu berjalan menuju ruang pesta hotel. Alder dan keluarganya sudah mulai mengobrol bersama para kolega.

"Tuan Alder bersiap. Nona Chelsea sudah mau datang," kata Riko.

Semua perempuan yang di sana menatap Alder dengan terkagum-kagum. Alder terlihat sangat tampan dengan jas berwarna putih gading dan kemeja warna putih serta sebuah pin berbentuk mahkota berwarna silver yang terbuat dari berlian menambah kemewahan jas yang dipakai oleh Alder.

"Kekasihku pasti sangat cantik," kata Alder.

Alder berdiri di atas panggung. MC mulai berbicara dan meminta para tamu berdiri sejajar agar tidak menutupi pintu. Alunan musik biola mengalun indah saat pintu besar ruang pesta terbuka dan menampilkan sang calon tunangan Alder yang memakai gaun berwarna merah.

"Kekasihku memang sangat cantik," kata Alder.

Alder tersenyum di depan sambil menatap kekasihnya yang tersenyum padanya. Chelsea diapit kedua orang tuanya menuju panggung.

"Nona Chelsea, selamat datang. Tuan Alder pasti tidak sabar untuk melihat dengan jelas calon tunangannya," kata Riko.

Semua tamu bertepuk tangan hingga Chelsea tiba di panggung. Momen mereka diabadikan oleh videografer, fotografer dan para wartawan yang hadir untuk ikut mengabadikan semuanya. Penjagaan di pesta pun sangat ketat hingga orang yang tidak diundang tidak akan bisa masuk ke dalam pesta pertunangan cucu dari keluarga Bowie.

Alunan musik berhenti. Chelsea dan Alder diminta berfoto sebentar bersama orang tuanya yang berdiri di samping mereka. Kru di acara Alder lalu memberikan sebuah kotak perhiasan yang berisikan kalung untuk dipegang oleh orang tua Alder.

"Kamu sangat cantik," bisik Alder di telinga kekasihnya.

"Sayang, kamu juga tampan," balas Chelsea sambil menatap penuh cinta ke arah Alder.

"Ayo segera bertunangan," bisik Kaila di telinga Alder.

Alder menerima kalung dari orang tuanya. Kalung yang sangat terlihat mewah dengan batu berwarna biru dan hiasan batu berlian di pinggirannya.

"Sayang, ini untuk kamu," kata Alder.

Chelsea berbalik dan membiarkan Alder memasangkan kalung tanda pengikat hubungan mereka. Semua tamu bertepuk tangan saat Alder menarik tangan kekasihnya dan mengecup bibir Chelsea di depan mereka membuat Chelsea terkejut.

"Waduh," kata Kaila.

"Kamu mau seperti mereka?" tanya Theodor pada Kaila.

Natasya memeluk suaminya. Dia tidak menyangka Alder akan sangat romantis saat bersama Chelsea.

"Aku sangat mencintai kamu," kata Alder.

"Sayang, aku juga sangat mencintai kamu," balas Chelsea sambil memeluk Alder.

Arga dan Sienna diminta naik ke atas panggung. MC memberikan mikrofon pada Arga membuat semua tamu fokus pada Arga, apalagi Arga adalah seorang pengusaha sukses dan terkenal sepanjang masa.

"Saya ucapkan terima kasih untuk para tamu yang sudah datang mau di acara pertunangan cucu saya tercinta," kata Arga.

Arga mendekati Chelsea yang berdiri di samping Alder. Dia menepuk bahu perempuan itu.

"Selamat datang di keluarga kami. Kamu sudah resmi terikat dengan keluarga Bowie, tapi masih ada satu Langkah lagi, yaitu pernikahan kalian. Saya harap Alder dan kamu tidak terlalu lama menentukan tanggal pernikahan kalian," kata Arga.

Arga memberikan mikrofon pada Chelsea. Dia meminta Chelsea berbicara di hadapan semua orang.

"Saya berterima kasih juga untuk para tamu yang sudah hadir dan saya di sini berdiri sebagai tunangan dari Alder yang paling saya cintai. Semua keputusan untuk pernikahan kami ada di tangan tunangan saya," kata Chelsea dengan malu-malu dan tersenyum pada Alder.

"Iya hari ini adalah hari yang bahagia tentunya buat saya dan Chelsea beserta keluarga kami. Kami berharap doa terbaik kalian untuk kami dan saya berjanji akan selalu mencintai Chelsea apa pun yang terjadi. Pernikahan kami tidak lama dari hari ini juga akan diadakan karena saya sudah berencana untuk segera melangsungkannya. Sepertinya bulan depan," kataAlder.

Chelsea melongo kaget. Dia tidak menyangka kalau mereka akan melangsungkan pernikahan mereka bulan depan. Semua tamu juga sampai terkejut dan ada yang ikut bahagia, ada juga yang berkomentar.

Alder menggenggam tangan tunangannya. Keluarga Alder berganti-gantian berbicara pada tamu dan juga wartawan. Tak lupa mereka berfoto serta menikmati hidangan yang tersedia.

***

Di apartemen yang baru saja dibeli oleh Paola, dia sedang duduk sambil menatap televisi dengan wajah memerah kesal. Paola menggenggam gelas yang berisi wine hingga pecah.

"Sialan, mereka sangat bahagia bahkan tidak mengundang aku!" teriak Paola.

"Paola, apa yang kamu lakukan?" tanya Jayden yang syok saat menatap tangan Paola berlumuran darah.

"Diam, Jayden. Aku tidak butuh komentar kamu. Rasa sakit di tangan aku tidak sebanding dengan rasa sakit yang aku alami selama ini," kata Paola.

Jayden pergi mengambil obat dan air untuk membersihkan luka di tangan Paola.

"Sudah, kamu diam. Aku obati tangan kamu," kata Jayden.

Paola menggigit bibirnya. Dia tidak akan berteriak sakit untuk luka kecil seperti saat ini.