Chereads / The Beauty's Revenge / Chapter 20 - Slave of Love

Chapter 20 - Slave of Love

Acara pertunangan Chelsea dan Alder sudah selesai dan berjalan lancar. Alder meminta izin kedua orang tua Chelsea untuk membawa Chelsea bersamanya.

"Tolong jaga putri kami. Saya sangat percaya sama kamu," kata Christo.

"Iya, Pa. Saya berjanji akan selalu menjaga Chelsea," balas Alder sambil mengecup kening kekasihnya.

"Alder, kita pamit sama keluarga kamu juga. Terima kasih," kata Natasya.

"Iya, makasih juga," balas Alder.

Chelsea dan Alder berjalan menuju kamar hotel setelah melihat para tamu dan keluarga mereka sudah pulang. Mata Chelsea terbuka lebar saat menatap kamar yang dirias sedemikian lupa.

"Wah, indah sekali!" teriak Chelsea.

Chelsea menatap jendela yang langsung memperlihatkan pemandangan kota.

"Kamu suka?" tanya Alder sambil memeluk Chelsea dari belakang.

"Sayang, suka banget," jawab Chelsea.

"Aku jadi tidak sabar untuk segera menikah dengan kamu dan kita akan selalu melihat pemandangan indah berdua," kata Alder sambil menaruh dagunya di bahu Chelsea.

"Keluarga kamu menginap di sini juga?" tanya Chelsea.

"Tidak. Mereka pulang, apalagi ada para sepupuku yang masih kecil," jawab Alder.

"Iya nanti kamu juga punya anak kecil dan bakal ribet," balas Chelsea.

"Sayang, bagaimana kalau kita buat anak kecilnya sekarang?" tanya Alder sambil tertawa.

"Jangan sekarang, aku masih mau berkarier dulu. Kamu tidak salah bulan depan kita langsung menikah?" tanya Chelsea.

"Memang kenapa?" tanya Alder.

Alder membalik tubuh kekasihnya lalu menangkup wajah Chelsea.

"Sayang, tidak apa-apa. Aku merasa pernikahan kita terlalu cepat," jawab Chelsea.

"Tenang saja, kamu masih bisa berkarier kok setelah kita menikah," kata Alder.

Alder mengecup bibir Chelsea. Kekasihnya membalas kecupan bibir Alder yang awalnya lembut menjadi agresif.

"Chelsea, aku mohon kali ini jangan menolak aku," kata Alder sambil menatap Chelsea yang bersandar di jendela.

Alder menurunkan gaun yang digunakan Chelsea hingga terjatuh di lantai.

"Alder," panggil Chelsea.

Chelsea memejamkan mata saat merasakan kecupan bibir Alder dari leher hingga perut dan berhenti di pahanya. Dia menatap kekasihnya dengan tatapan sayu. Mata mereka saling beradu.

"Aku tidak akan pernah puas dengan bibir ini," kata Alder.

Alder berdiri kembali. Dia menatap kekasihnya dan mengecup bibir Chelsea sekali lagi.

"Aku juga tidak akan bisa melupakan kekasihku yang paling tampan," balas Chelsea.

Alder berbisik di telinga Chelsea membuat Chelsea menggeleng-gelengkan kepala.

"Sayang, jawab dong," kata Alder.

"Kamu tidak sabaran amat sih," balas Chelsea.

Chelsea berjalan ke ranjang lalu berbaring membuat Alder tersenyum. Alder melepaskan pakaiannya dan merangkak ke atas ranjang yang besar. Mereka memadu kasih dengan penuh cinta dan kasih sayang.

***

Di apartemen, Jayden yang sudah selesai mengobati tangan Paola membuatkan Paola minuman cokelat.

"Jayden, kamu tidak perlu repot-repot. Kamu tidak pulang?" tanya Paola.

"Apa aku boleh menginap di sini?" tanya Jayden.

"Iya boleh. Memang mama kamu tidak mencari kamu?" tanya Paola.

"Mamaku pasti setuju aja, apalagi aku ini laki-laki," jawab Jayden.

"Betul juga. Orang tuaku aja tidak ada yang mencari aku, padahal aku perempuan," kata Paola sambil menyalakan rokok yang dia ambil.

"Paola, ini sudah malam, jangan merokok lagi. Bisa mengganggu kesehatan kamu," tegur Jayden sambil mengambil rokok dari sela jari Paola.

"Aku tidak suka lihat kamu terlalu ikut campur," kata Paola dengan sinis sambil beranjak dari duduknya.

"Paola, aku buatkan kamu minuman cokelat biar kamu tenang," balas Jayden.

"Minum saja sendiri," kata Paola.

Paola pergi meninggalkan Jayden yang termenung dan menatap cokelat buatannya yang tidak diminum.

"Kenapa dia selalu menolak saran aku? Aku ini hanya mau dia menjaga kesehatannya," kata Jayden.

Jayden mendudukkan dirinya di sofa sambil menyalakan televisi. Dia menyeruput minuman cokelat yang dia bikin sendiri.

***

Paola yang berada di dalam kamar menjambak rambutnya sendiri saking kesalnya. Dia menarik selimut dan memukul-mukul ranjang.

"Jayden terlalu ikut campur urusan aku," kata Paola.

Ponsel Paola berbunyi. Dia melihat siapa yang menelepon menggeram kesal dan mengangkat panggilan itu.

"Ada apa, Ben?" tanya Paola.

"Nona, suaranya cempreng banget. Nona besok mau didandani di tempat atau dari apartemen?" tanya Ben.

"Bisa tidak kamu tidak telepon aku malam-malam?" tanya Paola kesal.

"Nona, maaf. Saya cuma mengingatkan saja," balas Ben.

"Iya kamu mengingatkan saja, tapi bikin aku makin pusing!" teriak Paola dengan suara melengking.

Ben yang berada di rumah menjauhkan ponselnya.

"Model ini sepertinya sudah gila, dia belum pernah dimaki orang kali. Lihat saja nanti, karma pasti berlaku," gumam Ben sambil mencengkram kesal ponselnya.

"Iya saya minta maaf sudah mengganggu. Selamat malam," kata Ben.

"Tunggu, besok datang ke apartemen. Aku mau dirias di sini," balas Paola.

"Baik. Besok saya akan datang," kata Ben.

"Oke," balas Paola.

Paola mematikan ponselnya. Dia melihat-lihat media sosial yang membuat dia geram. Kebahagiaan Alder dan pasangannya membuat dia muak. Paola tersenyum miring, dia tiba-tiba mempunyai rencana di otak cantiknya.

***

Jayden yang berada di ruang tamu melihat ponselnya. Dia tersenyum saat melihat sepasang kekasih yang begitu bahagia pada hari ini.

"Semoga aku bisa seperti kalian suatu hari nanti. Bagaimana caranya aku bisa membuat Paola membalas cintaku?" gumam Jayden.

Jayden menyandarkan kepala di sofa sambil menatap kamar Paola.

"Aku berharap kamu menghentikan rencana balas dendam kamu dan akhirnya mau membalas cintaku," kata Jayden.

***

Di hotel milik keluarga Bowie, Alder menatap perempuan yang berbaring di sampingnya. Dia membelai lembut pipi Chelsea.

"Terima kasih untuk semua yang sudah kamu berikan padaku," gumam Alder.

Mata Chelsea menatap penuh cinta pada pria di hadapannya.

"Sayang, aku sangat mencintai kamu. Aku harap cinta kita berdua tidak akan pernah pudar," kata Alder sambil mengecup bibir Chelsea yang telah bengkak karena dia.

Chelsea tersenyum malu-malu dan menarik selimut hingga menutupi tubuhnya yang sudah tidak memakai pakaian apa pun.

"Alder, aku juga sangat mencintai kamu. Aku harap kamu tidak akan pernah bosan padaku. Jangan tinggalkan aku," kata Chelsea sambil memeluk Alder.

Alder terkekeh. Dia membalas pelukan kekasihnya.

"Aku sudah jadi budak cinta kamu, aku tidak akan pernah meninggalkan kamu. Pegang janjiku," kata Alder.

"Kita ini tidak pernah tahu takdir kita. Kalau suatu hari nanti kamu yang berselingkuh dariku, aku akan meminta pisah. Aku tidak mau sama pengkhianat," balas Chelsea dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tidak akan pernah berselingkuh, tapi aku tidak akan segan-segan meninggalkan kamu dan jangan harap kita bisa bertemu lagi kalau kamu yang berselingkuh," kata Alder dengan tatapan tajam.

Chelsea berhambur memeluk Alder dengan erat. Alder membelai lembut punggung Chelsea dan mengecup bahu perempuan di hadapannya.

"Sayang, besok kamu datang tidak ke acara fashion show yang Paola undang aku waktu itu?" tanya Chelsea.

"Besok aku bisa datang. Sepertinya kakek juga datang karena dia sponsor terbesar di acara fashion show itu," jawab Alder.

"Oke," balas Chelsea.

"Sayang, lagi yuk. Aku ketagihan dengan kamu," kata Alder.

"Kita sudah berjam-jam bermain, kamu masih belum puas?" tanya Chelsea.

"Aku tidak akan pernah puas dengan kekasihku yang paling cantik," jawab Alder.

Alder membaringkan tubuh kekasihnya lagi. Mereka bermain hingga menjelang pagi.