Alder membawa kekasihnya menuju pesawat pribadi mereka.
"Sayang, kenapa kamu seperti sedang melamun?" tanya Chelsea.
"Tidak apa-apa, aku lagi mikirin kerjaan," jawab Alder.
Alder merasa tidak asing dengan tatapan Paola, tapi dia tidak tahu siapa orang itu.
"Nama Paola mengingatkan aku pada gadis kecil yang dulu aku sukai, tapi mana mungkin itu dia. Kami sudah lama tidak bertemu. Aku merasa aneh jika ditatap oleh perempuan itu, dia seperti memiliki rencana buruk untuk aku," gumam Alder.
Alder bersama Chelsea masuk ke dalam pesawat. Mereka langsung disambut para pramugari.
"Terima kasih," kata Chelsea lembut pada pramugari yang membantu mereka.
Mereka memakai sabuk pengaman sebelum pesawat lepas landas.
"Aku mau jus, kamu mau apa?" tanya Alder.
"Aku samain aja," jawab Chelsea.
Alder memanggil pramugari untuk menyiapkan jus dan camilan untuk mereka.
***
Paola yang berada di pesawat lain bersandar di tempat duduknya sambil memejamkan mata. Jayden mengajak dia berbicara beberapa kali, tapi dia hanya menjawab singkat.
"Paola, nanti sampai sana kita ke rumahku aja," kata Jayden.
"Tidak, aku mau langsung ke hotel," balas Paola.
"Sebentar aja," kata Jayden.
"Aku mohon jangan paksa aku lagi. Aku sedang berpikir," balas Paola.
"Berpikir apa? Berpikir mencelakakan orang lain," kata Jayden.
"Tentu saja tidak, aku akan bermain cantik," balas Paola.
"Jangan bilang kamu mau jadi perebut laki orang," kata Jayden sambil menyipitkan matanya.
"aku akan melakukannya kalau itu bisa membuat aku melancarkan balas dendamku," balas Paola dengan senyum miring.
"Terserah kamu," kata Jayden.
Jayden merasa sangat lelah saat mendengar ucapan balas dendam dari bibir Paola. Dia ingin Paola bahagia bukan dengan balas dendam.
"Aku bingung harus bersikap bagaimana pada Paola. Aku tidak bisa membuat dia berubah pikiran," gumam Jayden.
Paola membuka majalah. Dia melihat di sana ada foto dia bersama Alder saat dia dijemput menjadi senang.
"Jayden lihat deh," kata Paola.
"Apaan?" tanya Jayden.
Jayden menengok ke arah majalah yang ditunjuk Paola. Dia melihat foto Paola dan Alder ada di majalah itu.
"Kamu sama Alder langsung viral. Kekasihnya bisa saja cemburu," kata Jayden.
"Kelihatannya dia tidak cemburu, perempuan itu justru suka sama aku," balas Paola dengan nada mengejek.
"Aku yakin tidak lama Chelsea bisa tahu apa yang kamu rahasiakan," kata Jayden.
"Semuanya sudah terlambat saat dia sudah tahu," balas Paola sambil menyilangkan tangan.
"Aku pasti sangat susah bertemu kamu kalau hal itu terjadi," kata Jayden.
"Kenapa? Kamu itu manajer aku, jadi kita pasti akan selalu bertemu," balas Paola.
"Rasanya aku ingin berteriak bahwa aku merasa sakit kalau Paola bersama pria lain," gumam Jayden.
"Dia terlihat posesif pada kekasihnya, aku takut dia melakukan itu pada kamu juga," kata Jayden.
"Posesif? Aku yakin dia tidak bakal begitu sama aku. Lihat saja nanti," balas Paola.
"Jadi kamu benaran ada rencana merebut Alder dari Chelsea?" tanya Jayden.
"Aku akan mencoba yang lebih menantang kalau rencana aku kali ini kurang memuaskan. Perempuan yang namanya Chelsea itu kalau perlu akan aku kasih ke kamu. Toh kamu masih lajang," jawab Paola santai.
Tidak lama pesanan jus mereka tiba. Mereka akhirnya menikmati minuman itu.
"Kamu tadi pesan jus? Aku pikir wine," kata Paola.
"Jangan minum wine terus, kamu harus menjaga kesehatan. Kamu belum sarapan, mau sarapan apa?" tanya Jayden.
"Manajer aku ini perhatian banget sih. Kamu pesankan aku fish and chips aja, kamu mau apa?" tanya Paola sambil mengibaskan rambutnya.
Jayden menghirup sebentar wangi rambut Paola yang menerpa wajahnya.
"Wangi. Sebentar aku pesankan," kata Jayden dengan pelan.
Paola melirik pada Jayden sambil mengernyitkan dahinya. Dia menyentil kepala pria itu.
"Kamu tadi berpikir apa selain mau pesan makanan?" tanya Paola.
"Paola jangan begitu. Ini sakit tahu," kata Jayden sambil mengusap jidatnya.
"Manja banget sih, begitu aja sakit," balas Paola.
"Kamu mau cobain sentilan aku sakit atau tidak enggak?" tanya Jayden.
"Jangan ngambek dong," balas Paola sambil menggenggam tangan Jayden membuat pria itu salah tingkah.
"Aku tidak ngambek. Kamu mending minum jus itu," kata Jayden.
Jayden memanggil pramugari untuk memesan sarapan mereka, sedangkan Paola mengambil gelasnya.
"Iya ini aku minum," balas Paola.
***
Di Kediaman Bowie, keluarga Bowie sedang berkumpul bersama keluarga Abraham.
"Ma, aku bahagia mendengar kabar Alder yang mau bertunangan dan menikah dengan Chelsea," kata Kaila.
"Mama sebagai neneknya aja juga bahagia. Acara pertunangan mereka harus disusun dengan baik. Kamu juga pasti tahu kalau pertunangan sama pernikahan jangan terlalu jauh," balas Rebecca.
"Kaila, mama kamu bawel. Dia takut banget cucunya tersakiti," kata Sienna.
"Iya aku harap hubungan anak dan kekasihnya lancar," balas Kaila.
"Kamu sih waktu dulu tidak jadi menambah adik buat Alder," kata Rebecca.
"Becca, cukup. Jangan memojokkan putrimu. Dia pasti sudah hamil anak kedua kalau tidak memiliki kista," balas Sienna sendu.
"Cukup. Kenapa jadi pada sedih?" tanya Theodor yang langsung merangkul mamanya.
"Kamu ini bikin kaget aja," kata Sienna.
"Biar tidak sedih," balas Theodor.
"Tidak terasa anak dan cucu kita sudah dewasa. Aku sudah tua nih," kata Rebecca.
"Sudah tua, tapi aku suka kok," balas Samuel.
"Aku mau kayak artis yang memiliki badan bagus walaupun sudah menikah dan tua," kata Rebecca.
"Omong-omong soal artis, aku lihat putraku berfoto sama model papan atas loh," kata Kaila antusias.
"Iya Mama juga lihat, cantik banget," balas Sienna.
"Iya. Kenapa di sana tidak ada Chelsea?" tanya Rebecca.
"Chelsea katanya sakit pada saat mau pengenalan desain bajunya," jawab Kaila.
"Chelsea itu kurang percaya diri, tapi sebenarnya dia bisa," balas Sienna.
"Iya aku merasa Chelsea susah kita atur," kata Rebecca.
"Chelsea calon menantu keluarga ini, jangan berdebat sama cucu kita," balas Arga.
Sienna mengatakan pada Arga bahwa dia ingin Alder memilih yang terbaik dalam hidupnya. Dia tidak ingin cucunya terluka hanya karena salah pilih orang.
"Kita tidak pernah tahu mana yang terbaik untuk seseorang kalau belum mengenalnya," kata Arga mengecup puncak kepala istrinya.
"Iya, Arga," balas Sienna memeluk Arga.
"Mama dan papa mertuaku mesra sekali," kata Kaila.
"Kamu juga harus mesra sama suami kamu biar betah," balas Rebecca terkekeh.
"Mama mah tidak jauh-jauh dari urusan ranjang," kata Kaila.
"Dalam pernikahan hubungan ranjang itu sangat penting," balas Rebecca.
"Kamu ajarin cucu kita tuh biar langgeng sama Chelsea," kata Samuel terkikik.
"Nanti juga cucu kita pasti spontan bisa," balas Rebecca.
"Mereka mau bertunangan, bukan mau menikah," kata Kaila sambil menghelakan napasnya.
"Paman," pangil Ben.
"Hei, mana mama kamu sama teman kamu yang kembar itu?" tanya Theodor sambil menggendong Ben.
"Tadi sama mama lagi lihat taman. Ben mau main mobil-mobilan," rengek Ben.