Suara riuh menyambut kedatangan Farel, si penakluk jalanan. Malam ini, Farel akan kembali balapan bersama dengan lawannya seperti biasanya.
Cowok itu membuka helm yang ia pakai, sahabat dan beberapa orang yang kenal dengannya langsung menghampirinya, mereka langsung tos-tosan ala cowok.
"What's Up bro, makin keren aja gue lihat-lihat? Udah lama ya kita nggak ketemu." Kata cowok berperawakan tinggi kekar. Victor, namanya.
Farel tertawa.
"Iya. Lo sih sibuk mulu." Jawabnya.
"Sibuk nyari cewek gue. Soalnya kalo sendiri tuh ga enak, masa mau kaya lo sih." Kata Victor, dengan sedikit meledek Farel.
Sedangkan yang diledek hanya tertawa saja. Cowok itu tidak terlalu ambil pusing dengan ledekan tentang cewek, karena menurutnya itu hal yang mudah baginya untuk bisa mendapatkan gandengan. Apalagi sekarang dia sedang mengincar satu cewek yang menurutnya sulit untuk di taklukan.
"Apa mau gue cariin?" Tanya Victor sambil tertawa.
Farel membalas tawa Victor.
"Makasih tawarannya bro, tapi gue udah ada calon. Tinggal deketin aja juga jadi." Katanya dengan santai.
"Oke. Nanti kalo udah jadi, kenalin ke gue." Kata Victor.
"Santai. Oh iya, lawan gue siapa malam ini?" Tanya Farel pada Victor yang masih berdiri didekatnya.
"Biasa sih, lo sama James hari ini. Dia kayanya masih berusaha banget biar lo bisa kalah. Padahal mah tinggal ngaku aja kalo emang dia ga bisa saingan sama lo di jalanan." Jawab Victor.
Farel manggut-manggut pelan. James itu memang sudah berkali-kali melawan dirinya dan kalah. Namun, cowok itu tidak pernah menyerah dan selalu ingin mengalahkan dirinya.
Padahal balapan hari ini, sudah ke-sepuluh kalinya. Dan selama ini juga dia tetap kalah. Namun, memang menantang Farel untuk duel bersamanya.
Motor hitam berhenti tepat didepan Farel, hingga ban motor itu menyentuh ban miliknya.
"Lo bakalan kalah sama gue malam ini, Rel." Kata James. Cowok berambut gondrong dengan anting di telinganya.
Farel tertawa sinis. "Oke." Jawabnya.
"Ck, kiw cewek. Masa ga mau nyapa gue sih? Jangan sombong-sombong dong. Masa ngeliat gue diem aja." Kata Victor dengan wajah mesumnya menggoda cewek seksi yang lewat didepannya.
Farel dan James menggelengkan kepalanya pelan. Heran dengan tingkah Victor yang selalu suka menggoda cewek-cewek disana.
Hingga ada suara panggilan untuk Farel dan James yang menandakan balap akan dimulai. Farel memakai kembali helmnya dan menuju arena balap.
Disana ada teman-teman satu gengnya yang menunggu. Sampai disana Farel kembali tos-tosan dengan mereka.
"Lo hati-hati Rel, takutnya lawan main curang biar dia bisa menang." Kata Azka.
Farel mengangguk. Dia sudah tahu betul bagaimana James di jalanan, jadi Farel kemungkinan bisa menaklukkan cowok itu dengan mudah.
"Kalahin aja Rel, ini udah kesekian kalinya dia nantangin lo. Padahal udah sering kalah juga." Kata William.
"Tau nih orang nggak malu apa ya..." Timpal Pandu dengan heran.
Sedangkan Evan hanya diam saja, dia memperhatikan setiap gerak-gerik dari lawan Farel ini.
Farel menoleh pada James, cowok itu sudah mengulurkan kepalan tangannya sebagai tanda bahwa mereka adalah lawan malam ini. Farel mengangguk.
"Lo harus fokus." Kata Evan. Farel melihat ke arah Evan, "Oke." Jawabnya.
Motor keduanya sudah menyala dan menimbulkan suara deruman yang sangat keras dan bersahutan. Helm masing-masing sudah terpasang dengan rapat.
Hingga ada satu cewek seksi yang berjalan ditengah mereka sambil memegang bendera sebagai tanda balapan akan dimulai.
"TIGA... DUA... SATU... GO!!!"
Bendera pun dijatuhkan, saat itu juga kedua motor itu saling berkejaran untuk bisa menjadi pemenang. Sang pengendali motor juga langsung menancapkan gasnya.
Geng Farel yang menunggu di garis finish, sedikit takut jika James akan bermain curang karena selama ini cowok itu selalu kalah.
Namun, saat motor merah terlihat dari jauh membuat mereka bernapas lega. Karena sudah bisa dipastikan itu adalah Farel. Motor merah milik Farel sudah berhenti terlebih dahulu digaris finish, dan motor hitam milik James tak lama menyusul.
Saat sudah sampai disamping Farel, James mengumpat, dia kesal karena kalah lagi.
"Karena ini udah kesekian kalinya gue kalah, jadi gue akui kalo lo emang pantas disebut sebagai raja balapan atau mungkin raja jalanan sekalian." Kata James sambil mengulurkan tangannya.
Farel menerima uluran tangan itu.
"Ga usah disebut kaya gitu. Gue biasa, mungkin karena kebetulan dan rezeki gue aja buat menang." Katanya.
James tersenyum tipis. "Oke. Gue nggak berani buat nantangin lo lagi kayanya." Katanya.
"Jangan gitu, kita bisa bebas duel untuk melatih kehebatan kita dalam menaklukkan jalanan. Santai aja, kapan-kapan kita bisa balapan santai." Kata Farel.
"Mana ada balapan santai, ga mungkin lah. Pasti juga serius lo mah." Kata James meninju lengan Farel main-main.
Cowok itu tertawa. "Ya mau gimana lagi, namanya juga balapan."
Mereka kembali mengobrol, hingga balapan dilanjutkan antara Evan dan Azka. Satu geng namun sering tiba-tiba saling balapan.
***
"Udah belum sih, kak? Lama amat." Keluh Zara.
Zara dan Alvaro sedang berada ditempat fotokopi, awalnya Zara tidak mau menemani kakaknya itu. Apalagi Alvaro berkata jika ada tugas yang harus dikumpulkan besok pagi dan benar-benar harus di print hari ini.
"Bentar elah, lo mah kenapa sih buru-buru banget?" Alvaro menatap sengit pada adiknya itu.
Zara berdecak kesal, dia lelah berdiri seperti ini. Disana hanya ada tiga kursi dan itu sudah terisi semua. Saat Zara berkata pada Alvaro untuk menunggu di mobil saja, cowok itu menolak.
"Gue capek ya berdiri terus. Ini udah lama banget dan lo masih disini aja, buruan dong."
Alvaro hanya berdecak saja. Adiknya itu terkadang juga aneh, jika sudah antri seperti ini bagaimana mau buru-buru.
Setelah menunggu sekitar 30 menit akhirnya mereka terbebas dari antrian. Mereka langsung keluar dan naik ke mobil.
"Mau makan nggak?" Tawar Alvaro. Zara menggeleng.
"Yaudah," kata Alvaro cuek.
Matanya melihat sekeliling dan ia baru ingat jika di area ini ada tempat balapan motor dan mobil.
"Gue mau lihat balap motor dulu ya." Kata Alvaro meminta izin pada adiknya.
Sedangkan Zara sudah menyatukan kedua alisnya kesal. Kakinya ini sudah lelah dan sekarang Alvaro masih mengajak dirinya untuk melihat aksi balap motor. Benar-benar Alvaro ini.
"Kak, tolong lah. Ini udah jam delapan, gue ngantuk." Kaya Zara.
Alvaro tidak mendengarkan ucapan Zara. Dia langsung membelokan mobilnya ke tempat balapan.
"Lo harus lihat sih, kaya gimana si Farel kalo balapan disini. Anak nggak tau aturan itu." Kata Alvaro.
Mendengar nama Farel disebut, Zara sontak menoleh.
"Emang lo tau kalo Farel balapan disini?" Tanya Zara.
"Tau. Karena ada teman gue juga ikut balap." Jawabnya.
"Lah, lo aja temenan sama yang suka balapan terus kenapa lo ngelarang gue?" Kata Zara tak percaya.
"Karena gue udah gede. Sedangkan lo masih labil. Siapa tahu lo gampang ngikut temen-temen lo yang nggak bener itu." Kata Alvaro.
Zara sempat tercengang dengan ucapan Alvaro. Sekarang Zara juga bisa membedakan mana teman yang baik dan buruk.
"Gue juga udah gede kali." Kata Zara tak terima.
Alvaro hanya melirik adiknya sekilas, ia tetap melajukan mobilnya untuk melihat arena duel motor itu.