Aku merasa begitu sangat tidak bisa menahan rasa malu. bahkan air kolam ini begitu sangat transparan dan juga membuatku sangat malu dengan diriku sendiri padahal, memang kata pria di hadapanku ini karena suasana begitu sepi dan seperti memang hanya kami berdua yang berada di sini tetapi aku merasa bahwa seperti terjebak oleh pria itu sendiri bahkan ia mulai memelukku dan juga ia kemudian mengangkat tanganku yang kututup di daerah atas dan juga bawahku kemudian ia memelukku dengan begitu erat. Aku terus memukul punggungnya agar ia berhenti memelukku karena rasa di mana tidak ada bidangnya bersentuhan dengan dadaku begitu sangat tidak stabil bahkan aku merasa seperti ingin keluar dari kolam ini tetapi aku bahkan tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhku lantas apa yang harus kulakukan.
"Charlie…enough…!"
Aku rasa ini sudah cukup dan ia tidak boleh melakukan semua ini tetapi pada kenyataannya aku melihat ia masih memeluk dengan erat seakan ia tidak ingin aku pergi bahkan saat kami sedang di dalam kolam renang seperti ini dan aku hanya bisa mengeluarkan kepalaku sembari menatap ke arah lain di mana ia sudah memelukku dengan begitu erat otomatis tanganku ada di belakang punggungnya dan juga aku terus menerus memukul punggungnya agar ia berhenti memelukku karena dasar kolam yang tidak terlalu dalam dan juga aku bisa menginjak dasar kolam dan kepalaku masih bisa berada di luar membuatku bisa bernafas. Ia membuatku begitu ketakutan hingga pada akhirnya ia akhirnya melepaskan pelukannya dan kemudian ia menatapku seketika ia mengecup pada keningku dan kemudian ia berkata.
"Charlotte, do you love me…?"
Diperhadapkan pada pertanyaan seperti ini membuatku begitu sangat bingung terlebih Aku tahu ini hanyalah pernikahan kontrak yang pasti akan berakhir lantas apa yang kuharapkan dan juga apa yang kuinginkan setelahnya bahkan jika kami tidur bersama saat ini dan juga kami saling berbagi tubuh masing-masing tetap saja pada akhirnya kontrak itu akan selesai dan aku dan juga dia akan terpisah. Tidak ada hal yang bisa terjadi lagi nanti bahkan jika kami berpapasan di jalan kami tidak akan pernah bisa berhubungan lagi itulah sakit di mana kami hanya terikat kontrak dan juga setelah kontrak ini selesai maka aku dan juga dia akan berpisah dan aku tidak ingin terlalu begitu sangat mencintainya sehingga aku masih diam dan juga tidak mengatakan sepatah kata pun padanya. Hingga pada akhirnya ia masih menatapku dan mengangkat daguku yang perlahan mulai turun ke bawah karena aku mulai menunduk dengan begitu pasrah dan juga aku sama sekali merasa bahwa aku benar-benar tidak pantas bersama dengan pria setampan dan juga sekaya ini.
"Charlotte…tell me babe"
Aku kemudian hanyut dalam perkataannya bahkan aku sama sekali tidak sadar sekarang bahwa aku benar-benar tidak memakai apapun hingga pada akhirnya aku sama sekali hanya bisa diam dan juga terus-menerus diam sambil menatap ke depan tanpa peduli akan pria dihadapanku ini tentu saja ia kemudian masih memegang wajahku dan berusaha untuk menatap mataku tetapi ia pasti tahu bagaimana aku sedang merenung sekarang. Bagaimana bisa aku baik-baik saja dan juga aku tidak merenung saat mendengar bagaimana ia menanyakan cinta padaku bahkan ia menanyakan apakah aku mencintainya atau tidak memang benar aku pernah mengatakan bahwa aku memang mencintainya tetapi itu hanya karena ia terlalu banyak pertanyaan sehingga pada akhirnya aku menjawab pertanyaannya tetapi sekarang Aku hanya ingin agar dia tahu bahwa aku dan juga dia hanya terikat kontrak dan dia harus sadar bahwa itu adalah hal yang tidak akan pernah menjadi nyata untuk kami berdua.
"Charlotte…"
Aku mendengar panggilannya bahkan aku masih sedikit sadar tetapi pikiranku sudah melambung jauh entah kemana bahkan aku berpikir bagaimana bisa aku bisa terjebak ke dalam pernikahan kontrak seperti ini padahal aku mengira pernikahan yang akan aku jalani adalah pernikahan yang begitu sangat bahagia apalagi aku membayangkan rumah tangga bersama suamiku menjadi begitu bahagia dan memiliki dua atau tiga anak adalah impian masa depanku yang begitu indah. Tetapi sekarang aku malah terjebak dalam ikatan kontrak seperti ini bahkan aku tidak boleh main cinta di dalamnya karena aku merasa bahwa walaupun tubuhku akan ditiduri bahkan akan dipakai berulang kali tetapi pada akhirnya saat kontrak itu selesai maka Cinta antara aku dan juga Charlie, akan hanyut dan juga tidak ada yang bisa diselamatkan lagi.
Aku masih diam dan juga masih berpikir tentang semuanya tetapi tiba-tiba pria itu menggapai tanganku dan kemudian ia menempelkannya ke dadanya kemudian ia berkata.
"Apa kamu mendengarnya? Sedari tadi dia sudah bergemuruh Charlotte…aku tidak tahan…hanya kamu yang bisa membuat aku seperti ini…."
Aku hanya bisa diam mendengar semua perkataannya dan juga aku tidak tahu harus melakukan apa karena pada kenyataannya Aku tahu semua ini bukanlah hal yang ingin kulakukan dan juga Aku sama sekali tidak ingin semua ini terjadi tetapi memang sekarang sudah terjadi dan juga aku hanya bisa diam hingga pada akhirnya ia kemudian masih menatapku dan menunggu jawaban dariku kemudian tiba-tiba saja seseorang datang.
"Your service sir,"
Aku bisa melihat bagaimana Charlie reflek menutup tubuhku bahkan ia kemudian merapatkanku ke dinding hingga tiba-tiba ia kemudian segera berteriak pada pelayan yang baru datang membawa nampan berisi makanan dan juga rotan yang bisa terapung di atas kolam itu dan kemudian dia hanya bisa menunduk dan juga tidak berani untuk melihat ke arah kami. Ya sepertinya tahu bahwa Charlie ingin agar ia segera pergi menyangkut aku tidak menggunakan sehelai benang pun di sini bahkan aku tahu bagaimana pikiran semua pria sehingga, Charlie segera berteriak pada pelayan itu untuk segera meninggalkan tempat ini tanpa mengatakan apapun hingga pada akhirnya pelayan itu kemudian meminta maaf dan segera pergi begitu saja tetapi aku malah sudah didapatkan ke tembok di kolam itu, dan Charlie tepat di depanku sehingga aku bisa merasakan bagaimana aku sudah kedinginan di dalam sini aku butuh kehangatan.
"Kamu kedinginan?"
"Iya…dingin…"
"Mau aku buat hangat?"
Aku tahu pasti pria ini sedang berpikir jorok sehingga aku langsung memukul perutnya dengan begitu keras sehingga pada akhirnya ia kemudian, menatapku dan kemudian berkata bahwa aku juga bisa membuatnya geli seperti itu karena ia menganggap bahwa pukulan tadi adalah perbuatan di mana Aku ingin bercanda dengannya padahal aku benar-benar merasa bahwa ia sudah keterlaluan karena sudah bercanda seperti itu.
"Katamu kita sendirian disini?"
***
Bersambung