Chereads / Be My Love / Chapter 17 - Aku Baik-baik saja 2

Chapter 17 - Aku Baik-baik saja 2

Ellen melihat memar yang sudah mulai memudar di tubuhnya, lalu menyisir rambutnya di depan cermin.

Karena kemarin ia menghabiskan hari-harinya dengan sia-sia di lantai dua klinik, sekarang ia harus pergi ke kampus untuk hadir di kelas dan mengerjakan tugas yang sudah menumpuk.

"Oke, aku sudah cantik." Ellen mengibaskan rambut di depan cermin, tersenyum lebar. "Seharusnya kalau melihatku siapa pun akan jatuh cinta, termasuk Liu."

Ellen terkekeh, kemudian berdiri mengambil tas dan barang-barangnya di atas ranjang, membuka pintu dan langsung melihat Liu yang baru saja turun.

"Hei, tunggu aku!" Ellen melompat, berjalan di belakang laki-laki berpakaian serba hitam itu, menuruni anak tangga. "Apa hari ini kau akan mengantarku ke kampus?"

"Untuk apa?" Liu merogoh sakunya, melihat penanda waktu yang ada di ponselnya. "Sudah hampir jam delapan, kau akan terlambat."

"Maka dari itu … ayo antar aku dengan kekuatanmu." Ellen merentangkan tangan sambil berjalan di depan Liu. "Sekali ini saja, ya, ya?"

"Minggir."

Liu mengulurkan tangan, menyingkirkan Ellen yang berusaha menghalanginya.

"Aku harus pergi ke luar kota hari ini."

"Eh, apa?" Ellen membulatkan matanya, ia akhirnya berjalan beriringan bersama Liu keluar rumah. "Kenapa kau pergi ke luar kota? Ada urusan apa? Kenapa tidak mengajakku?"

"Kau harus pergi kelas, lagipula aku hanya mengambil beberapa bahan obat, tidak ada yang istimewa."

Ellen mengembungkan pipinya, kadang ia berharap kalau ia tidak perlu pergi ke kampus dan belajar, hanya perlu mengikuti Liu seperti anak itik, tidak ... maksudnya seperti seorang istri.

"Menyebalkan sekali, kau ini tidak mengerti aku." Ellen menghela napas, Liu berhenti di dekat mobil dan masuk ke pintu bagian depan.

"Cepat masuk kalau kau tidak ingin terlambat."

Ellen tersenyum tipis, lalu melompat ke kursi belakang. Supir mobil menganggukkan kepala dan tanpa diperintah langsung melajukan mobil.

Ellen yang duduk di belakang seorang diri ingin mengajak Liu bicara, tapi laki-laki itu sepertinya sedang tidak minat membalas satu pun perkataannya.

Liu duduk diam dan menatap lurus ke depan, seperti orang banyak pikiran.

"Kita sudah sampai di kampus, Nona Ellen." Supir yang membawa mereka berdua berdehem pelan, Ellen merasa dongkol, ia keluar dari mobil dan membanting pintunya dengan keras.

"Awas saja kalau kau cari aku!"

Wanita itu menghentakkan kaki ke atas aspal, masuk ke dalam kampus dengan gerutuan panjang dari mulutnya. Mobil melaju lagi, Liu bahkan tidak menurunkan kaca jendela untuk melihat Ellen, pikiran laki-laki itu agak rumit.

"Turunkan aku di perbatasan," kata Liu pada sang supir.

Ellen mencibir, masuk kelas dalam suasana hati yang buruk, hari ini dosen dari fakultas lain yang akan mengajar, hanya tiga pertemuan dan Ellen sudah bolos salah satunya kemarin.

Wanita itu seperti biasa duduk di paling belakang dan pojok, meski tempat yang ia pilih sedikit tidak nyaman, tapi apa boleh buat, selama ia aman dari gangguan Olive dan kawan-kawannya, ia baik-baik saja.

Elmer seperti biasa datang dengan senyuman di wajahnya, ia melirik Ellen dan melambaikan tangannya.

Ellen mengangguk canggung.

Olive dan teman-temannya yang lain berdatangan, raut wajah mereka terlihat sedikit aneh. Mungkin mereka sudah tahu kejadian kemarin, mengenai aksi Ellen yang menggigit tangan orang lain sampai berdarah-darah.

"Biarlah, biar mereka tidak berani mengangguku." Ellen mendengkus, mengeluarkan bukunya.

"Halo, selamat pagi." Seseorang tiba-tiba saja masuk dan suasana kelas mendadak menjadi riuh, Ellen mendongak dan melihat seorang wanita berambut ikal melangkah sambil menenteng dua buah buku di tangannya.

Sepertinya wanita itu adalah dosen dari fakultas lain, Ellen ingat kalau namanya Carrel.

"Hari ini pertemuan kedua kita, saya harap kalian tidak bosan, ya …." Wanita itu meletakkan bukunya di atas meja, matanya memandang ke sekeliling kelas. "Oh, apakah kau Ellen Petunia? Sayang sekali kau melewatkan kelasku kemarin."

Semua mata langsung tertuju pada Ellen, wanita itu tersenyum canggung. "Maaf, kemarin saya tidak enak badan."

"Oh, begitu?" Carrel terkekeh, ia melambaikan tangannya. "Tidak masalah, saya mendengar banyak hal tentangmu dari Elmer, katanya kau adalah yang paling pintar di kelas ini."

Ellen melirik Elmer, laki-laki itu tersenyum tanpa daya. Seakan-akan ia memang tidak sengaja bercerita.

Carrel sepertinya masih tidak melepaskan Ellen, ia menatap Ellen dengan senyuman di wajahnya.

"TIdak, saya hanya beruntung." Ellen melambaikan tangan, ia tidak mau terjebak dalam pujian yang aneh ini.

Carrel tertawa, matanya itu terlihat punya sesuatu yang tersembunyi. "Baiklah, sudah cukup basa-basinya, saya akan memulai kelas. Ellen, bisa kau baca materi hari ini?"

Ellen sudah merasakan firasat buruk, meski ia memiliki buku, ia tidak tahu menahu apa yang mereka bahas di kelas semalam, matanya melirik ke sekitar, tidak ada yang terlihat ingin membantu.

"Yah, saya ….."

"Majulah ke depan," kata Carrel memotong perkataan Ellen. Ia berdiri dengan kedua tangannya yang terlipat, rambut ikal yang terikat di belakang punggungnya itu bergoyang. "Teman-teman ingin mendengarmu."

Ellen mengepalkan kedua tangannya, akhirnya ia mengerti kalau sebenarnya wanita berambut ikal ini tidak benar-benar ingin mengajar, tapi hanya ingin mengujinya.

"Baiklah."

Ellen mengambil buku dan menarik napas, ia mengandalkan matanya untuk melirik halaman yang dibuka orang lain, Elmer tersenyum padanya, bertingkah seakan memberi semangat.

"Bagus, mari kita dengarkan teman sekelas membacakan materi hari ini." Carrel duduk di kursi dan membuka buku di depannya.

Ellen berdiri dan menatap ke buku yang ada di tangannya, jika ia tidak salah lihat, materi hari ini ada di halaman empat puluh.

Ellen mulai membaca tanpa hambatan dan sebenarnya ia tidak perlu menatap wajah teman-temannya, karena mereka pasti tidak peduli.

Setelah selesai Ellen mendongak, melihat wajah teman-temannya, mereka terlihat saling berbisik dan Elmer tersenyum dengan kedua alis yang melengkung.

"Sebenarnya kau tidak begitu pintar," kata Carrel yang sudah mendengar Ellen membaca materi. Ia terkekeh dan kedua kakinya saling menyilang. "Itu bukan sambungan materi kemarin yang saya ajarkan."

Ellen mendengkus, matanya melirik Elmer, lalu melirik Olive dan Teresa, mereka berdua tersenyum miring dan ia akhirnya mengerti.

"Rasanya anda sudah bertanya mengapa saya tidak hadir kemarin," kata Ellen dengan kening berkerut, jika ia dulu diam saja, sekarang ia tidak akan diam lagi. "Saya sakit dan saya baru saja masuk hari ini, bagaimana saya bisa tahu materi apa hari ini tanpa dipandu?"

"Kenapa kau tidak bertanya?" Carrel mengedarkan pandangannya pada Elmer. "Padahal ada begitu banyak teman di sini, tinggal bertanya … apa susahnya? Contohlah Elmer, saya pikir ia lebih baik daripada kamu."

"Saya tidak peduli," balas Ellen sambil menutup bukunya. "Daripada membandingkan saya dengan Elmer, bukankah lebih baik anda memanfaatkan waktu mengajar yang tersisa dengan baik? Jangan sampai saya mengadu ke profesor dan anda tidak akan bisa menjadi dosen tamu lagi di sini."

Carrel terdiam, kedua bibirnya saling mengatup.