Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 58 - Chapter 58 Rokuro Bakeneko

Chapter 58 - Chapter 58 Rokuro Bakeneko

Karena tekanan itu, putri Chloe tak sengaja memegang batang Rokuro membuat keduanya sama sama terdiam. 

"Akhhh!!!" Putri Chloe menarik tangan nya. Ia meremas remas tangan nya sendiri. "Apa yang!! Ukuran apa itu tadi!! Ukuran gajah!! Kenapa besar banget!!!"

"(Wanita biadab)" Rokuro hanya bisa meratapi nasib. 

"Bahkan punyamu, dua kali lebih besar dari milik Lucifer!!!"

"Ka... Kakak.... Kapan kakak menyentuh punyaku" Lucifer menatap suram. 

"Hei, sudah sudah, ini untuk istriku besok" Kata Rokuro. 

"Kakak, dari mana kakak dapat pria itu?" Lucifer menatap dengan tatapan kosong karena tak percaya dengan apa yang terjadi baru sana tadi. 

". . . Haiz.... Baiklah baiklah, aku harap istrimu nanti suka, ngomong ngomong aku akan melakukan nya" Kata putri Chloe.

"Melakukan apa?" Rokuro menatap bingung. 

"Melakukan syarat tadi karena kau telah menang, aku akan melakukan nya...." Balas Chloe. 

"Bagus, kalau begitu aku akan pergi bersama gadis itu" Rokuro menunjukkan Reikan yang ada di belakang Lucifer.

"Hah tunggu!!" Lucifer tiba tiba berteriak melindungi Reikan. "Kau iblis kan?" Tatap nya dengan serius.

Rokuro hanya terdiam bingung sambil memakai baju yang di berikan oleh pelayan di sana. "Iblis? Kenapa kau berpikir aku begitu?" Tatap Rokuro dengan wajah bingung.

"Karena kau mengincar gadis ini, aku tidak akan membiarkan mu mengambil nya"

"Huh? (Jadi dia memang sudah memberitahu nya bahwa aku iblis) Ouh.... Dia, tak apa jika dia menganggap ku iblis" Kata Rokuro sambil melirik Reikan yang hanya bisa ketakutan.

"Kau iblis?!" Chloe menatap tak percaya dan terkejut, karena dia dari tadi tidak tahu bahwa Rokuro adalah iblis. 

"Yah, karena sudah terungkap, jadi aku mengaku saja.... Aku bisa kemari kan? Jika tidak, aku bisa pulang... Dan tolong, berikan pecahan Kimo padaku" Kata Rokuro.

"Apa yang kau maksud kan?! Kau iblis, bagaimana bisa aku memberikan nya padamu?! Dan juga, kenapa kau bisa tahu aku punya pecahan itu?!"

"Haiz... Aku hanya menjalani tugasku, aku bisa merasakan auranya di tempat besar ini dan hanya ada satu di tempat mu, karena tadi aku sudah memang kau tidak boleh melakukan apapun padaku, aku ini memang iblis tapi bukan berarti sifat ku berbeda dengan kalian semua" Kata Rokuro dengan serius.

"Aku mengerti, tapi sebaiknya kau pergi saja dari kota ini, aku tak ingin kota ini terkena masalah" Tatap Chloe sambil mengambil satu kotak kaca kecil berisi satu pecahan bola Kimo. Rokuro mengambinya dan mengangguk.

"Terima kasih"

"Sekarang, aku mohon pergilah dari sini.... Maafkan perkataan ku tapi.... Ini demi kebaikan rakyat ku" Kata Putri Chloe.

Rokuro terdiam, lalu menghela napas panjang. "Yeah, baiklah, aku akan pergi dan kau.... Gadis kecil... Ceritakan saja semuanya, dan kontrak kita berakhir... Aku tak pernah memintamu membocorkan identitas ku" Kata Rokuro melirik nya. Reikan hanya terdiam ketakutan padanya. Lalu Rokuro berjalan pergi dari sana.

"Kau baik baik saja?" Chloe mendekat pada Reikan.

"Jangan khawatir, dia sudah pergi, dia tak akan mencari mu lagi... Tinggal lah sini" Kata putri Chloe. Reikan terdiam kecewa atas apa yang dia lakukan. 

"(Yah.... Dia tidak akan mencari ku lagi....)" Reikan menatap kecewa. 

"Reikan, aku harap kau menganggap tempat ini sebagai rumah mu" Tambah Lucifer yang mendekat dengan senyuman manis. 

Reikan terdiam ketika melihatnya apalagi menatap senyuman itu yang membuatnya terdiam. 

"(Sebenarnya, jujur saja, aku suka pada Lucifer.... Dia sudah memenuhi kriteria lelaki yang cocok untuk ku, tapi..... Dia bilang, dia suka pada Shiroi Bakeneko yang merupakan iblis ke empat dalam legenda buronan pertama. Apa yang harus aku lakukan, jika permohonan Lucifer seperti itu, aku tidak akan ada apa apanya dengan wanita yang sungguh sangat menawan seperti Shiroi Bakeneko yang di gambarkan sebagai wanita yang cantik... Aku tidak akan bisa apa apa... Lebih baik berjalan dan berpetualang untuk mendapatkan vampir lain lagi yang siapa tahu memiliki rasa sama seperti ku.... Apa aku harus ikut bersama nya.... Aku ingin ikut bersama nya sekalian berpetualang....)" Ia terdiam, sangat khawatir dan ia terus memikirkan Rokuro, senyum nya, perkataan nya dan cara nya menjaga Reikan. Jika dia bersama Rokuro, komunikasi pun juga sangat baik karena Rokuro memiliki komunikasi yang begitu akrab pada setiap orang. 

Ia lalu menggeleng cepat dan langsung berlari pergi membuat Lucifer dan Chloe terkejut.

"Reikan!!" Lucifer mengejarnya.

"Aku tak ingin di sini sendiri..... Aku ingin pergi ikut dengan mu... Rokuro!!!" Teriak Reikan sambil berlari. 

"(Sudah kuputuskan, tak peduli dia itu iblis atau makhluk berbahaya lain.... Aku ingin bersama nya....)" Ia terus berlari hingga ke gerbang kerajaan padang pasir. Ia terdiam hanya melihat pasir kosong di sana. Dengan napas terengah engah, ia terdiam melihat sekitar dengan Buru buru, tapi memang tak ada Rokuro sama sekali. 

Lalu meneteskan air mata. "Aku tak ingin di sini sendiri.... Aku ingin ikut padamu" Ia sepertinya telah kehilangan Rokuro. 

Di padang pasir luas itu, Rokuro telah hilang dan meninggalkan nya. "(Ugh.... Kenapa.... Padahal kita baru bertemu beberapa hari saja... Kenapa kau sudah pergi hanya karena aku tak sengaja takut padamu, kau menyeramkan karena kau itu iblis.... Sungguh iblis yang begitu kejam.... Tapi kenapa pemikiran ku, aku ingin ikut dengan mu, bersenang senang dengan mu, berpetualang dengan mu, apa ini karena aku juga penasaran dengan iblis seperti mu.... Dan lagi.... Darah miliknya.... Memang benar benar sangat enak.... Bagaimana jika aku ingin lagi...) Aku ingin ikut..."

Tapi siapa sangka, ada yang berbicara. "Jadi, kau sudah menyesalinya?"

Reikan yang mendengar itu menjadi terkejut, ia menoleh ke belakang dan terlihat Rokuro berdiri menyilang tangan menatap nya.

Reikan terdiam kaku, ia lalu mengusap air matanya dan menyilangkan tangan. "Mana ada, aku hanya ingin bilang bahwa aku butuh darah mu jadi tidak mungkin aku bisa melepasmu" Kata Reikan.

"Terserah saja, jika kau ingin ikut, tinggal bilang saja itu kan mudah" Rokuro berjalan mendekat. Tapi Lucifer datang ke sana. "Reikan!! Apa yang kau lakukan?" Tatap nya dengan napas terengah engah.

"Aku... Aku akan pergi, ikut bersama dengan nya, dia bukan iblis yang berbahaya" Kata Reikan. Lalu Rokuro berjalan mendekat dan menoleh ke Lucifer. "Katakan pada putri itu bahwa dia harus menepati kesepakatan itu" Kata Rokuro dengan senyum miring nya. Seketika muncul sayap dari punggung nya membuat Lucifer dan Reikan terkejut melihat nya.

Sayap itu seperti sayap garuda api, benar benar bersinar menyala api, setiap helai bulunya, menyala berkobar seperti api merah, jika dalam sebuah legenda, itu di sebut Phoenix.

Ia mengulur tangan pada Reikan. "Ini akan lebih cepat pergi" Tambahnya. Lalu Reikan memegang uluran tangan nya, ia menoleh pada Lucifer lalu melambai. Lucifer hanya terdiam tak percaya.

"(Aku suka pada Lucifer tapi dia malah suka pada seorang iblis.... Jadi, sampai jumpa....)" Reikan lalu berhenti menatap Lucifer dan menatap Rokuro. "Apa itu... Sayap Phoenix, tapi bukan kah kau iblis?" Reikan menatap. 

Rokuro terdiam dengan senyum kecilnya. "Pft... Ini bukan Phoenix, aku macan sahara, aku lahir di gurun dan panas. Cuaca panas membuat ku seperti ini, dan juga, aku ini macan besar, bukan burung Phoenix..." Kata Rokuro. 

"Jadi.... Kau suka pada cuaca panas?"

"Yeah, bisa di bilang begitu...." Balasnya, lalu mereka keluar dari gurun itu dan ke hutan teduh. Sayap Rokuro menghilang begitu saja membuat Reikan terkejut, apalagi mereka masih ada di atas. 

"Hah?! Kenapa kau menghilangkan sayap mu!!" Ia panik. 

Namun Rokuro mendarat dengan baik dan menurunkan Reikan di sana. Dia mendarat dengan kakinya yang baik baik saja tadi.

"Ba... Bagaimana kau menyimpan sayap mu sebelum kita benar benar mendarat?" Reikan menatap. 

"Sebenarnya, aku hanya bisa mengeluarkan sayap ku ketika di lokasi panas seperti gurun saja...."

"Hah, kenapa selemah itu?" Reikan menatap meremehkan. 

"Ck, jangan banyak bicara kau bocah, jika kau begini, aku bisa mengembalikan mu ke sana lagi..."

"Oh, memang nya kau bisa melakukan itu, kau tidak akan bisa menangkap ku"

"Hah?! Kau meremehkan ku?! Aku bisa menjadi kucing untuk mu yang tikus.... Atau harimau untuk mu yang kelinci!!" Rokuro menunjukan taring nya tapi Reikan berlari pergi dengan cepat. 

"Uh takut~" Reikan menggunakan nada kerendahan. 

Lalu Rokuro mengejarnya, mereka seperti bermain main saja di hutan itu. 

--

Tak lama kemudian, Reikan bernapas terengah engah. "(Sial..... Dia benar benar terus bisa menangkap ku... Menganggap ku kelinci saja... Aku harus sembunyi...)" Dia bernapas terengah engah di balik pohon. 

Sembari waspada pada Rokuro yang bisa saja datang. Dan siapa sangka, ada suara dari belakang nya. "Wraur!!" 

"Ahhh kk!!" Reikan terkejut, teriakan nya seperti gadis 4 tahun, siapa sangka, Rokuro langsung menyerang nya membuat mereka berdua jatuh di rumput di bawah pohon itu. 

"Bwahaha.... Kelinci lemah.... Kau sudah ketangkap 57 kali nih...." Tatap Rokuro sambil berbaring sementara Reikan duduk di samping nya dengan kesal. "Cih, aku tahu kau curang.... Tunggu.... Sejak kapan kita bermain begini!" Reikan menatao baru sadar. 

Tapi ia terdiam ketika tak mendengar Rokuro berbicara, ketika dia melihat, rupanya Rokuro menutup mata terbaring di sana. 

"Hoi.... Aku bicara padamu" Dia menyentuh nya, tapi rupanya Rokuro tertidur membuat Reikan terdiam kaku tak percaya. "(Bi... Bisa bisanya dia tidur begitu.... Benar benar buruk sekali....)" Ia kesal. Tapi ia mendadak terdiam, ia melihat tangan Rokuro tepatnya tangan bagian dimana dia menggigit nya untuk pertama kalinya. 

Ia terdiam. "(Aku ingin sekali meminum darahnya lagi yang enak.... Apa aku harus menggigit nya saja atau bilang dulu....)" Lalu melihat Rokuro yang sepertinya terlelap.

Reikan memunculkan tarung drakula nya lalu mendekat akan menggigit tangan Rokuro. 

Tapi siapa sangka, Tangan Rokuro bergerak dan langsung memegang leher belakang nya lalu memeluknya menguat Reikan terkejut. 

"Apa yang!!"

"Hei, cobalah untuk meminta izin dari ku" Tatap Rokuro dengan wajah sombong, lalu dia berdiri membuat Reikan terdiam. "(Aku.... Tak jadi minum?!!?)"

"Ayo berdirilah, kita ke tempat selanjutnya..." Tambah Rokuro tapi seperti Reikan masih suram.