"Halo~" Terdengar suara wanita yang sangat lembut. Rokuro berjalan ke sana dan tersenyum kecil. Ada wanita yang duduk di sebuah meja bulat hadapan nya. Penampilan nya biasa dengan rambut panjang agak berantakan dan bergelombang, tapi dia tetap terlihat cantik.
"Halo, apa kau ingin bertemu dengan ku?" Tatap wanita itu dengan senyum ramah.
"Yup, aku ingin bertemu dengan mu... Apa kau benar dukun yang di maksud itu, dukun kutukan?" Tanya Rokuro sambil berjalan mendekat.
"Benar, dan kamu pasti iblis kan" Kata Wanita itu seketika membuat Rokuro terkejut. "Bagaimana kau tahu?"
"Aku sudah meramal" Wanita itu menunjukan kartu nya yang bergambar makhluk seperti iblis berwarna merah api.
"Aku membuka kartu ini dan akan datang iblis api dari legenda buronan pertama, aku benar kan, dan kamu membawa gadis drakula" Kata wanita itu.
"Woah, kamu hebat.... Apa kamu beneran pandai meramal?" Tatap Rokuro dengan terkesan.
"Ramalan ku akurat ketika aku menghitung nya pada hal yang mendadak, sama seperti tadi. Sebelum kamu datang, ramalan kartu ku baru saja bicara"
"Wah wah, kalau begitu, aku Rokuro" Kata Rokuro sambil duduk di hadapan nya.
"Smirna, apa ada sesuatu yang membawa anda kemari tuan?" Tatap nya. Wanita itu bernama Smirna.
"Ya, aku ingin tahu soal kotak yang aku temukan di rumah tua yang terbangkalai itu di samping rumah mu" Kata Rokuro sambil menunjukan Kotak yang ia bawa tadi di depan meja. Wanita yang bernama Smirna itu menjadi menatap terus menerus lalu terpikirkan sesuatu. "Ini kotak terkutuk itu?! Akhirnya ada yang mengambilnya dan kau yang melakukan nya" Tatap nya dengan senang membuat Rokuro bingung.
"Sebenarnya, aku sudah lama mengincarnya, dan iblis sepertimu lah yang bisa memegang nya dan juga siluman lain, aku manusia, aku jelas tak bisa memegang nya, jika aku memegang nya maka kutukan nya akan tersalurkan ke tubuh ku" Kata Smirna.
"(Jadi itu sebab nya, Chloe bilang dia harus memakai sarung tangan untuk mengambil kotak ini)" Pikir Rokuro dengan serius.
"Tuan, aku bisa meminta bantuan mu, aku ingin mempelajari kotak itu dan yang harus kamu lakukan adalah menemukan siapa yang membuat kutukan ini pada mayat itu, aku benar benar kasihan padanya" Kata Smirna.
"Tentu, tapi kenapa kamu meminta bantuan ku, apakah kamu sendiri tidak bisa"
"Tempat ini hanya bisa di lewati oleh makhluk sepertimu, iblis yang kuat karena di sana terdapat banyak level"
"Apa di sana menyimpan sesuatu?"
"Hanya buku, buku soal kutukan yang harus anda bawa padaku, aku akan mempelajari nya dan berjanji akan membantu kotak ini, karena itu yang aku inginkan mempelajari dari dulu dan aku sama sekali tak bertemu iblis dan sekarang aku bertemu dengan anda, dan aku ingin meminta bantuan anda pastinya" Tatap Smirna. Lalu Rokuro terdiam sebentar dan berpikir. "(Aku akan melakukan nya, siapa tahu saja tempat itu menyimpan pecahan kimo) Baiklah, aku Terima" Kata Rokuro lalu Smirna tersenyum senang. "Terima kasih"
Sementara itu, Reikan berjalan melihat rak rak penuh dengan artefak kuno di sana, ia benar benar terdiam mengamati itu lalu menemukan gigi drakula di sana. "Wah, sangat bagus" Ia mengambilnya. Dan di saat itu juga, Smirna datang. "Kamu suka itu, aku dapat itu dari drakula yang terkutuk" Kata Smirna membuat Reikan terkejut dengan kedatangan nya yang tiba tiba.
Lalu Rokuro ikut datang. "Baiklah, aku pergi dulu, di mana tempat nya?" Tatap Rokuro.
"Ada di jurang level 67" Kata Smirna lalu Rokuro mengangguk. "Baiklah, tolong jaga gadis ini dan juga kotak yang aku titip kan" Tatap Rokuro.
"Eh tunggu, apa maksud mu?! Kenapa kau tidak membawaku?"
"Tempat itu hanya bisa di datangi makhluk level tinggi sepertiku, jadi sampai jumpa, ngomong ngomong peta ini dari arah mana?" Tatap Rokuro menunjukan kertas tepat jurang level 67 yang di berikan oleh Smirna tadi.
"Arah timur tuan" Balas Smirna.
"Baiklah, sampai jumpa gadis drakula" Rokuro melambai lalu keluar dari tempat itu membuat Reikan benar benar kesal.
Lalu menatap ke Smirna. "Anu, bisa aku bertanya, kenapa drakula itu di kutuk dan bagaimana kamu bisa mendapatkan nya?"
"Dulu ada drakula yang tak sengaja meminum mayat manusia yang sudah terkutuk, lalu ia datang kepadaku dan gejala nya adalah satu taring giginya yang menghitam karena kutukan itu, satu satunya cara mencabut kutukan nya adalah mencabut giginya juga" Kata Smirna seketika Reikan berwajah ngeri.
Sementara itu Rokuro menutup sayapnya dan sayapnya menghilang seperti api yang pergi dan ia mendarat ke depan sebuah jurang yang memiliki jembatan kayu di sana. Ia terdiam bingung dan melihat ke peta itu. "Apa yang terjadi? Dimana tempat itu, aku sudah sampai di jurang itu kan, dimana?" Ia melihat jurang itu yang tanpa batas, lebih tepatnya ngarai.
Lalu mencoba menyebrangi jembatan katu itu, tapi tak di sangka sangka. Jembatan itu patah membuat Rokuro terkejut. Batu Batu di atas tebing juga bergetar dan jatuh satu satu. Rokuro menghindari Batu Batu itu membuat jembatan itu benar benar patah hingga satu Batu mengenai kepalanya membuat nya terkejut. "Sial!!" Ia menjadi terjatuh setengah tak sadarkan diri.
Kini dia benar benar terjatuh di ngarai yang merupakan jurang tanpa batas itu.
Tak lama kemudian, terlihat Mata Rokuro yang terbuka. Ia hanya melihat kegelapan jurang dan mencoba bangun. Tapi tak bisa, ia merasa ada yang mengganjal tangannya karena terasa sangat berat untuk bergerak, lalu memutuskan untuk menoleh perlahan ke tangan nya.
Ia terkejut karena tangan kanannya tertimbun batu besar, ia panik dan mencoba menarik-narik tangannya dan juga mendorong batu besar itu tapi tak bisa karena dia lemas.
"(Gawat, aku tak bisa merasakan tangan kananku. Sepertinya patah tulang, tidak, ini malah lebih dari patah)" Pikirnya yang mulai kesal.
Tiba-tiba seekor beruang buas mengaum melihatnya dari jauh dan datang dengan mendadak. Berjalan mendekat dengan tubuh besarnya, jika di lihat, beruang itu makhluk level 3, tetap saja bahaya jika kondisi Rokuro terluka begitu.
Rokuro menoleh menjadi terkejut Dan Panik akan melepas tangannya. "(Akhhh sialan!! lepaskan!!)" Ia mulai panik dan mencoba berpikir mencari sesuatu untuk melepaskan tangan nya sebelum beruang itu akan menyerang nya, berlari dan terus akan menyerang membuat Rokuro berteriak panik. "Kya!!!" Ia mengeluarkan pistol di tangan kirinya.
Karena terasa lama, ia mengeluarkan pistolnya dari tangan kirinya lalu meletakkan ujung pistol di bawah batu itu, langsung menarik pelatuknya dan seketika peluru yang keluar meledak membuat batu besar itu menjadi hancur. Tangan nya menjadi terbebas tapi ia terkenal ledakan peluru tadi di tangannya, terasa seperti terbakar. Hanya di bagian telapak tangan nya saja. Lalu menatap tangannya dengan wajah sedikit sakit. "(Sial, ini akan sembuh sangat lama, aku juga tak bisa mengendalikan nya, ini memang benar benar remuk)" Pikirnya. Tapi beruang tadi masih akan mendekat berlari padanya akan menyerang.
Karena tak ada banyak waktu untuk merasakan kesakitan, ia melarikan diri dari beruang itu dengan berlari meskipun beruang itu tetap mengejarnya.
Hingga ia melihat gua kecil dan memutuskan masuk ke sana tanpa basa-basi. Beruang buas itu menjadi terus memukul-mukul mulut gua yang kecil untuknya agar tetap mendapatkan roh kurus sebagai makanannya.
Menghela napas lega sambil memegang tangan kanan yang masih terluka. "(Aku tak bisa di sini saja, beruang itu menungguku keluar aku harus melawannya)"
Diamnya berpikir lalu membulatkan tekad untuk keluar dari gua itu. Nampak beruang tersebut melihat sekitar dari jarak yang tidak jauh dari gua rupanya ia tidak ada di depan gua, ia seperti mencari cara untuk mengeluarkan Rokuro dari sana. Tapi rupanya Rokuro sudah keluar, dia lalu memanggil dengan keras.
"Hoi ... " Berteriak memanggil sambil menodongkan pistolnya dari jarak jauh.
Beruang itu mengaum sangat keras dan akan menyerangnya seketika 'Dooor', suara pistol yang keras ternyata Rokuro menembak kepala beruang itu hingga tersungkur mati dan tidak bergerak sama sekali.
"Hehehe... Payah" Rokuro tertawa sombong tapi tak hanya itu ada banyak Serigala yang jumlahnya terlalu banyak menyerang dari jarak dekat juga tidak mudah.
"Mau bagaimana lagi, harus lari" Ia berlari dengan sangat cepat tapi Serigala yang tak terhitung jumlahnya itu tetap mengejarnya. Setelah menyesuaikan berlari nya. Dia melompat ke belakang para serigala yang terkejut dan menengadah.
Rupanya Rokuro bukan pengecut dia menembakkan beberapa peluru dari udara dari dia melompat tadi. Mengenai sasaran yang sangat tepat ia mendarat mendarat dengan membelakangi para serigala yang telah jatuh mati.
"Untuk menjadi kuat aku harus membulatkan tekadku" Dia menatap sombong.
Ia lalu mulai melanjutkan perjalanan lagi dan menemukan sebuah gerbang besar dengan dua patung siluman diantaranya di samping kanan dan kiri gerbang tersebut. Sambil memegangi tangannya yang masih terluka, yang merobek pelan bajunya lalu membungkus tangan itu dan hanya menutupi luka bakar yang ada di telapak tangannya saja.
"(Mata mereka ada satu, kemungkinan mereka siluman tapi kenapa matung begitu?)" Rokuro jadi bingung lalu melangkah maju tapi tak disangka dua batang siluman itu bergerak dan menjadi hidup. Membuat Semuanya bergetar dan langsung menyerangnya dengan tongkat yang masing-masing mereka bawa. Untungnya Rokuro menghindar dan melesat ke belakang. Ia memunculkan pistol lalu menembak salah satu dari mereka tapi tak mempan karena tubuh mereka Sekeras Batu.
"Keras juga, kalau begitu...." Rokuro menempelkan pistolnya ke kalung liontinnya. Secara cepat pistol itu berubah ke tingkatan yang lebih tinggi berbentuk seperti senapan. Itu di sebut perubahan senjata milik legenda buronan.
Turun langsung menekan pelatuk pistol itu dan dengan cepat menembakkan peluru yang melesat tanpa jumlah yang terbatas tapi lawannya terus melindungi matanya dengan tangannya. Dari sana dia tahu kelemahan dari makhluk batu itu adalah mata tunggalnya.
"Oh begitu ya, sekarang aku tahu kelemahan mu...."