Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 63 - Chapter 63 Rokuro Bakeneko

Chapter 63 - Chapter 63 Rokuro Bakeneko

"Oh begitu ya baiklah kalau begitu singkirkan tanganmu itu"

Lanjut dengan siluman kedua memukul ke tanah dan membuat Rokuro melompat naik ke tongkat itu berlari ke atas tubuh siluman itu. Sampai di bahu, ia melompat ke depan muka siluman lalu menembakkan satu peluru tepat di Mata lawan hingga lawan kesakitan. Dari kesakitannya yang terus meronta rontok, Rokuro melompat turun mendarat. Seketika ia melihat bahwa makhluk itu telah Ia kalahkan dan dia jatuh mati, tinggal satu temannya yang belum mati.

Makhluk terakhir itu benar-benar tahu rencananya, dia menutupi matanya dengan tangannya sambil menyerang bawah dengan membabi buta membuat Rokuro dengan cepat menghindari itu semua.

"Itu tidak mempan!!!" Teriak Rokuro melompat ke tubuhnya hal itu membuat siluman itu membuka mata dan di saat itu juga Rokuro melemparkan peluru ke matanya yang membuatnya meronta-rontak kesakitan lalu jatuh hingga saat itu juga gerbang yang ada di sana terbuka. Tapi tidak terbuka semuanya hanya terbuka kan celah kecil yang dapat dimasuki olehnya. Tapi siapa sangka gerbang itu kembali tertutup membuat Rokuro bingung.

"(Apa yang terjadi, kenapa tertutup lagi?)" Pikir Rokuro dengan bingung. 

Lalu ia menoleh menatap dua siluman besar tadi yang ada di belakang. Tiba tiba mereka menghilang menjadi sinar sinar yang perlahan juga menghilang dan juga, ada dua permata di sana, hijau dan merah. Rokuro berjalan mengambilnya, kedua permata itu dan melihat ke arah gerbang, ia menjadi mengerti karena gerbang itu punya lubang permata di sana. "(Oh, jadi ini kuncinya)" Pikir nya lalu ia berjalan ke sana memasukan dua permata itu. Seketika dengan cepat, gerbang itu terbuka dengan sangat lebar. "(Aku benar, ini kuncinya)" Dia tersenyum kecil sendiri. 

Di dalam gerbang itu ada tempat luas dan tampak lampu lampu tiang sihir yang menerangi jalan nya, di sana ada satu buku kuno yang melayang di sana. Buku itu tampak tebal dan Rokuro tahu, tujuan nya sudah benar. 

Ia lalu berjalan ke sana, tapi siapa sangka ada getaran di sana membuat nya melihat ke sekitar waspada dan tiba tiba saja ada sisik sisik tajam dan sangat besar akan melesat melukainya. Dengan cepat Rokuro menangkis semuanya dengan menembaknya memakai pistol nya. Tapi ada satu yang terlewat dan itu membuat punggung nya terluka. "Akh... Sial!!" Ia terjatuh dan di saat itu juga ada ular putih yang sangat besar ada di hadapan nya. Ular itu membuka mulut akan menyerang, tapi Rokuro menghindarinya. 

"(Kurang ajar!!)" Rokuro melompat sambil menembaki ular itu, kecepatan peluru itu membuat ular itu meronta kesakitan dan tetap menyerang Rokuro dengan tubuh besar nya. 

Rokuro mencari cara lalu menatap ke atas. Ia menembaki atap dengan bentuk kotak dan seketika atap tempat itu hancur jatuh dan mengenai kepala ular itu sehingga ular itu benar benar jatuh terkalahkan. 

Rokuro menghela napas panjang lelah mengambil buku itu. "Fuh.... Benar benar melelahkan, mereka bahkan tak memberiku istirahat" Ia mencoba bernapas pelan. Tapi belum istirahat beberapa menit, sudah ada satu makhluk lagi muncul dari bawah jalan nya. Rokuro menatap ke bawah, makhluk itu terlihat mengerikan dengan bentuk tubuhnya seperti manusia tapi seutuhnya tanaman bunga. Rokuro terdiam bingung. "(Ngeri juga, dia di bawah sana)" 

"Hoi, kau mau melawan? Sini maju?" Tatap Rokuro dengan bingung. Tapi siapa sangka, Bunga yang ada di atas kepala makhluk itu menjadi mekar seperti bunga mawar berwarna merah muda. Rokuro terdiam bingung. "(Apa itu sambutan untuk ku? Karena aku berhasil mendapatkan buku ini?)"

Sepertinya pemikiran nya salah, bunga itu malah melemparkan biji nya yang sangat cepat, untung nya Rokuro menghindar dengan cepat. "Woh.... Apa itu tadi?!" Dia terkejut dengan tak percaya. 

Biji tadi yang jatuh ke sisi bawah lain menjadi menumbuhkan makhluk satu lagi membuat Rokuro terkejut. Kedua makhluk sama itu malah menembakan biji yang bersamaan membuat Rokuro kembali menoleh. 

"(Cih, sial.... Matilah)" Rokuro menembak pelurunya ke makhluk pertama tadi dan dia hancur tak tumbuh lagi, tapi benihnya terus berkembang biak dan menembak kan banyak biji. Rokuro menghindari itu semua sambil menembaki mereka tanpa ada yang meleset. 

"Mereka terlalu banyak" Ia terus menembak hingga satu biji itu mengenai pipinya membuat nya terdiam bingung, rasanya tak sakit. Tapi biji itu jatuh ke bawahnya dan seketika tumbuh menjadi makhluk tadi, tak menembak biji tapi malah mengeluarkan akar yang melilit tubuh Rokuro dengan cepat membuat Rokuro terikat dengan kuat. "Apa ini?!!! Lepasin aku!!" 

Akar akar itu masuk ke dalam mulutnya dan membuka mulut Rokuro. Lalu bunga itu mekar dan akan menembakkan bijinya. Rokuro terkejut. "(Apa dia.... Berusaha menembakkan bijinya ke dalam mulutku) Tak akan ku biarkan!!" Rokuro berteriak dan seketika ia berubah menjadi setengah iblis dengan kuping dan ekornya, ia berhasil mematahkan akar yang membuka tubuhnya, dan juga mengigit leher tanaman itu membuat nya hancur. 

Tanaman itu tak jadi memasukan bijinya ke dalam mulut Rokuro, tapi tak hanya itu, Rokuro turun ke bawah dan melawan semuanya sendiri. Mencakar, memukul, meremas dan menembaki mereka. 

Hingga Rokuro selesai dan berhasil melawan mereka semua. Ia bernapas cepat lalu percikan api muncul membuat nya berubah menjadi manusia, lalu berbaring lelah di sana. 

"(Fyuh..... Aku benar benar sangat lelah, paling tidak aku dapat buku kuno ini)" Ia senang menatap buku yang ia bawa. 

Tapi tiba tiba sesuatu kembali muncul lagi, dimana tanah yang ia injak bergetar membuat nya waspada melihat sekitar dan di saat itu juga. Muncul mulut buaya yang sangat besar dari bawah membuat Rokuro terpental ke udara dan dimakan oleh buaya itu. Dari wajah Rokuro, dia benar benar terkejut tak percaya. 

Buaya itu bahkan langsung muncul dan melahap nya. Untung nya Rokuro tidak mati, dia di dalam perut buaya itu. "Huek.... Di sini bau banget, apakah ini yang di sebut perut predator?" 

Rokuro melihat sekitar di tempat yang gelap itu. Lalu ia berpikir sesuatu. "(Jika ada buaya, itu berarti di bawah jurang itu ada rawa dan sekarang dia pasti sedang berenang)" Rupanya benar, buaya besar itu sedang berenang di rawa dan terus berenang hingga ke sungai dan keluar dari jurang ngarai itu. 

Rokuro terdiam, ia lalu duduk bersila memangku buku kuno itu dan perlahan menutup mata. "(Ini bukan pertama kalinya aku tertelan buaya seperti ini, kudengar buaya ini tidak boleh di bunuh, maka aku tidak akan membunuhnya, hanya saja aku akan merobek perlahan agar aku sendiri bisa keluar sebelum aku terbawa jauh)" Pikirnya. 

Tiba tiba dari luar, perut buaya itu tergores dan tersayat sesuatu dari dalam, Rokuro keluar dari sayatan itu yang rupanya ia buat dengan cakaran nya, tubuh buaya yang besar membuat nya tak merasakan luka sekecil itu dan Rokuro berenang hingga ke tepian. 

Ia tampak naik ke darat dan bernapas cepat. "Uhuk, uhuk.... Sialan.... Kupikir dia ada di darat" Ia berdiri dengan tubuh yang basah lalu memutar mutar tubuhnya mengeringkan seperti hewan berbulu lain. Lalu menatap buku yang ia bawa. "Hm? Buku ini tidak basah?" Ia bingung, lalu bodoh amat dan berjalan pulang. Sepertinya menjelajahi jurang level 67 sudah terselesaikan. Sekarang dia akan kembali ke kota ROQI menemui kembali Smirna dan Reikan yang ada di sana. 

Tapi di jalan nya pulang melewati bukit dan lembah yang tinggi dan rendah. Ia merasakan sesuatu, melihat sekitar. "(Aku seperti merasakan sesuatu.... Seperti aura kematian... Yang sangat enak, harum dan juga di sukai oleh iblis sepertiku)" Ia mengendus dan menemukan sesuatu yang selama ini ia juga cari. Bunga mawar kematian. 

"I.... Itu!!" Dia menemukan nya di bukit tinggi itu dan segera berlari ke sana. 

"Akhirnya aku menemukan mu, bunga kesayangan!!" Rokuro tersenyum senang lalu menyentuh perlahan kelopak bunga itu. 

"Sangat cantik... Bunga kebanggan kita para iblis.... Akhirnya kau bisa tumbuh di sini yah... Aku akan membawamu" Tambahnya, lalu ia menemukan kotak kecil yang terbuang, lalu mengambil akar dari bunga itu dan memindahkan nya. Kini bunga itu sangat cantik dengan wadah di kotak kecil itu. 

"Bagus.... Aku akan membawamu" Kata Rokuro. Ia lalu berjalan pergi dari sana. 

Sesampainya di kota ROQI, ia kembali ke rumah Smirna dan tampak di sana Smirna ada bersama Reikan. Mereka mengobrol. Mendengar ada yang masuk lalu melihat bahwa itu Rokuro. 

"Kau sudah selesai?!" Reikan menatap tak percaya. 

Tubuh Rokuro juga berantakan. "Fyuh... Aku berhasil" Rokuro memberikan buku kuno itu pada Smirna yang terkejut tak percaya. "Ini.... Tidak mungkin!!" Ia menerima nya dengan perasaan dan sangat senang lalu memeluknya. "Terima kasih!!!" 

Rokuro yang merasakan itu menjadi mengangguk dan Smirna menatapnya, di saat itu juga, secara tiba tiba Smirna mencium pipinya membuat Rokuro terpaku. 

"Itu cara ku berterima kasih lebih dari kata kata" Tatap Smirna. Reikan yang melihat itu menjadi terkejut dan mengepal tangan diam diam. 

"(Sialan.... Kenapa dia bisa mencium nya...) "

"O... Okey... Dan juga, bisa tolong rawat ini" Rokuro menunjukan bunga mawar tadi. 

"Waw sangat cantik" Tatap Reikan. Lalu Smirna menerimanya dan meletakan nya di rak. "Jika tak salah, apa itu mawar kematian?" Tatap nya. 

"Yah.. Begitulah, ngomong ngomong bisa aku meminjam kamar, aku harus mengobati diriku" Kata Rokuro. 

"Aku akan mengobati anda, sebagai permintaan Terima kasih" Kata Smirna. 

Rokuro terdiam sebentar lalu menyetujui nya. Tapi Reikan menjadi terdiam agak cemburu menatap nya. 

Di ruangan kosong itu, Rokuro duduk telanjang dada. Sementara Smirna berdiri mengoles obat pada luka Rokuro yang terkena tusukan sisik ular tadi. 

"Bagaimana dengan telapak tangan mu? Apa itu baik baik saja?" Tatap Smirna. 

"Itu akan sembuh sendiri, oh, ngomong ngomong, apakah setelah ini kau akan mempelajari buku itu? berapa lama kau akan mempelajari nya?" Tatap Rokuro. 

"Sekitar 1 hari saja, aku hanya akan mencari rumus kotak terkutuk itu dan ketika selesai, aku bisa belajar yang lain nya" Kata Smirna. 

"Bagus lah... Aku akan menunggunya" Tambah Rokuro. 

Sementara, Reikan menatap bunga mawar kematian itu ada di rak. "Bunga ini harusnya di basmi oleh dewi, mungkin Iblis itu berada di tempat yang tidak bisa di jangkau oleh dewi jadi dia bisa mendapatkan bunga ini, jika di lihat lihat bagus juga" Gumam nya.