Mereka mulai berjalan ke sana, rupanya tidak jauh juga dari penginapan ke kerajaan padang pasir.
"Jika aku boleh tahu kau sebagai apa di kerajaan ini dan sebagai apa di Putri Chloe" Tanya Rokuro sebelum masuk gerbang ke kerajaan
"Aku sebagai pelajar, dan juga sebagai pelayan. Pelayan seperti ku ada dua yakni Hajime"
"Oh ya ya ya aku sudah tahu itu, baiklah bagaimana jika kita langsung saja masuk ke dalam dan temui kan lah aku dengan Putri padang pasir itu"
"Baiklah Ikuti aku" Wanita itu membawa Rokuro menemui putri Chloe.
Di saat itu juga, Putri Chloe sedang ada di kamar nya. Pintunya terketuk dan ia menoleh.
Ia terkejut ketika bertemu dengan Rokuro kembali. "Apa yang kau lakukan di sini?" Tatap nya mendekat.
Sementara wanita tadi bingung. "Apa anda sudah saling kenal?"
"Yaa, begitulah, bisa kamu pergi Nona, jangan khawatir. Aku tak akan melukai putri Chloe" Kata Rokuro.
"Baiklah, permisi" Wanita itu berjalan pergi lalu pintu tertutup dan Rokuro melihat sekitar. "Wah wah, sangat bagus juga kamar putri Kerajaan"
"Apa yang kamu mau kemari?" Tanya Putri Chloe.
"Ah begini, aku ingin bertanya soal ini" Rokuro menunjukan kotak yang ia bawa. Kotak itu adalah kotak yang ia temukan di rumah terbang kalau yang membuatnya harus kembali ke padang pasir.
"I.... Itu!!" Chloe langsung terkejut menatap nya.
"Ada apa? kau tahu sesuatu?" Tatap Rokuro.
"Itu kotak kutukan, padahal aku sudah membuang nya dan kenapa kamu bawa?"
"Oh pantas saja, bagaimana caramu membuang nya?"
". . . Random, aku tak tahu di mendarat di mana"
"Itulah sebab nya rumah itu jadi terkutuk, sepertinya kau harus katakan padaku yang sebenarnya deh, jika bukan karena aliran pelindung kutukan itu, kota ROQI pasti sudah hancur sekarang" Kata Rokuro dengan menggeleng kepala"
"Mau bagaimana lagi, aku menemukan kotak itu sebelum membangun kota di padang pasir. Karena aku tahu kotak itu adalah kotak kutukan jadi aku membuang nya dan melempar nya dan tak tahu di mana dia mendarat karena aku juga tidak peduli. dan sekarang, kamu malah membawanya kemari" Tatap Putri Chloe.
"Aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi? apakah ini ada hubungan nya dengan Kerajaan mu?" Tatap Rokuro membuat Putri Chloe terdiam.
"Sebenarnya aku membangun kerajaan ini sudah sangat lama, sebelumnya tak ada yang mengusiknya selain manusia yang membantu membangun. Sebenarnya bukan aku yang bangun, tapi ibuku. Sebelum dia meninggal, dia menitipkan sesuatu pesan padaku untuk terakhir kalinya. Dia bilang padaku soal sesuatu yang bersangkutan dengan kota itu" Kata Putri Chloe yang mulai bercerita pada Rokuro.
"--Ibu membangun kerajaan ini, sendirian dengan perintah ibu sendiri tanpa adanya izin dari hak asasi tapi tenang saja, ibu yakin kamu bisa mengurusnya dan dapatkanlah izin dari kerajaan naga. Lalu sebelumnya ibu Ingin Bilang, bahwa di bawah kerajaan ini ada satu benda yang membuat kerajaan ini agak sangat terkutuk. Itu adalah kotak kematian, kota itu menyimpan mayat penasaran yang tidak tenang di alamnya karena sesuatu yang membuatnya mati. Ibu harap kamu bisa mengambilnya dari bawah kerajaan sendiri, dengan adanya kamu mengambil kotak itu dan tidak ada lagi kota itu yang tersimpan di bawah tanah, semoga kerajaan ini akan aman dan kau bisa membangun kota di sekitarnya---"
"Setelah itu, aku menuruti kata-kata ibuku, aku menggali bawah tanah di bawah kerajaan dan menemukan kota itu, aku mau ngambilnya dengan sarung tangan yang akan menghentikan kutukan agar tak tersalur di tubuh ku. Yang benar saja kutukan itu sangat terasa di bawah sana dan membuatku memutuskan untuk membuang kotak itu. Aku menggunakan sihir untuk melempar kotak itu di tempat yang tidak aku ketahui dan berharap Tak akan ada yang tahu soal kotak itu. Selama kotak itu pergi, di sini memang aman tapi sangat ramai aku bahkan berpikir pastinya banyak orang-orang dari luar sana yang menetap di sini tanpa seizin ku, tapi itu tak apa karena mereka sama sekali tidak mengganggu Dan tidak menyebabkan sesuatu yang akan disesali nantinya. Dan rupanya kau kemarin membawa kotak itu membuatku teringat akan kutukan itu" Kata Putri Chloe.
". . . Tapi jika kita tidak menangani kota ini, hantu di dalam sini juga bakal penasaran mengikuti kita, meskipun aku tidak percaya hantu tapi tetap saja membuatku berpikir bahwa satu senyawa ini memang ada" Tatap Rokuro.
"Baiklah terserah kau, jangan kaitkan aku dengan hal ini terserah kamu mau apakan kota itu Tapi jangan bawa ke sini lagi. Tapi aku juga tidak percaya bahwa kau bisa menangani hantu seperti itu" Lirik Putri Chloe menggunakan wajah meremehkan membuat Rokuro merasa tersindir.
"Cih... apa kamu meremehkanku, aku ini bisa apa-apa termasuk menangani hal yang seperti ini. Membebaskan hantu itu hal yang sangat mudah tapi aku harus nongkrong kronologi kejadiannya bagaimana dia mati dan di mana dan di mana mayatnya saat ini"
"Mayatnya dari dalam situ belum mengeluarkan semua pasir itu hingga di bawah pasir itu terlihat sebuah tengkorak. Jika pemikiran ku benar, maka dia mati karena sesuatu yang dulunya bersangkutan dengan hal yang berbau balas dendam. Aku tidak tahu pasti dari mana Dia berasal dan siapa yang membuangnya"
"Jika kamu tidak tahu bagaimana kronologi nya, bagaimana aku bisa membuat hantu penasaran ini keluar dari penderitaannya, itu akan sangat sulit untukku"
"Aku tahu, mungkin kamu harus menuntut seseorang yang pandai dalam membaca hal ini. Aku pernah dengar dari ibuku dia adalah seorang dukun yang sangat hebat. Mungkin kamu harus ke sana, tempat tinggalnya adalah di kota ROQI"
"Oh bagus bagus, baiklah aku akan ke sana terima kasih atas informasinya"
"Tunggu, bagaimana bisa aku tidak bertanya soal kedatanganmu, di mana gadis Dracula itu? Apa kamu bawanya pergi?"
"Ya tentu dia aman sekarang. Baiklah bukan pergi Lain kali kita bisa bermain Mahjong lagi" Kata Rokuro yang berjalan pergi meninggalkan kerajaan itu. Putri Chloe hanya terdiam dan menghela napas panjang. "(Aku harap kau bisa menangani kasus itu)"
Rokuro kembali lagi ke penginapan di gurun pasir itu dan masuk ke kamar Reikan yang rupanya sedang tidur. "Hoi, ayo bangun, kita harus pergi sekarang" Kata Rokuro. Lalu Reikan bangun menatap lemas.
"Hoam.... Aku tidak ikut"
"Kita akan kembali ke kota ROQI, kali ini kita harus tahu penyebab sesungguhnya kotak ini, ayo cepat" Rokuro berjalan mendekat. Lalu dengan lemas, Reikan akan bangun tapi ia terkejut karena dia akan jatuh dari ranjang. Untung nya, Rokuro yang masih di sana menangkap tangan nya dan meletakan nya duduk di ranjang. "Kau lemas kenapa?" Tatap nya dengan bingung.
"Aku lapar, aku ingin darah" Tatap Reikan memegang perutnya.
". . ." Rokuro terdiam sebentar lalu berjalan keluar melihat sekitar. Ia berjalan ke pintu kamar lain, mengetuk nya dengan maksud yang tidak jelas.
Lalu ada seorang lelaki muncul, lelaki petualang. "Ada apa?" Tatap nya dengan bingung.
"Tapi tiba tiba rokuro menarik nya membuat nya terkejut. Rokuro menarik ke kamar nya membuat Reikan terdiam menatap itu.
"Cepat, habiskan itu dan jangan ada yang tahu" Kata Rokuro.
Lalu Reikan tersenyum nafsu. "Haha, Terima kasih makanan nya" Ia mengigit leher belakang lelaki itu membuat lelaki itu terkejut dan akan berteriak. Tapi Rokuro menutup mulutnya membuat nya gemetar. "Sust.... Kau akan mati di sini" Tatap nya dengan senyuman lebar pembunuh.
Hingga ketika sudah selesai, Reikan menjadi kenyang sementara lelaki itu lemas tapi belum mati.
"Tinggalkan saja dia, ayo pergi" Kata Rokuro lalu mereka berdua berjalan pergi dari sana tanpa ada seseorang yang tahu bahwa mereka sedang membunuh orang.
Hingga saat sampai di kota ROQI, Rokuro menatap sekitar dan mulai bertanya pada seseorang. Seorang pria yang duduk di gang gelap sendirian. Rokuro memberi isyarat pada Reikan untuk menunggunya di luar gang lalu Reikan mengerti dan Rokuro sendiri masuk menghampiri pria itu. "Yo kawan, bisa aku tanya sesuatu?" Tatap Rokuro.
Wajah pria itu hanya menoleh dengan dingin padanya. "Tanya apa?" Suaranya begitu berat.
"Apa kau tahu soal dukun kutukan itu? aku sedang butuh dia sekarang"
"Untuk apa aku memberitahumu? itu akan menjadi hal yang tahu di sini"
"Baiklah, jika tidak mau" Rokuro mengambil sesuatu di kantong nya memberikan langsung pada pria yang bingung itu. Pria itu membuka dan ia sendiri terkejut karena kantung kecil itu berisi kepingan emas.
"Bagaimana?" Tatap Rokuro dengan senyum miring nya. Lalu pria itu ikut tersenyum dan mengantongi emas itu bermaksud menerima.
"Dia adalah seorang wanita yang tinggal di sekitar sini, kau harus mencari rumah tua tertinggal kan dan di samping kanan rumah itu ada rumah kecil yang juga akan tertinggal kan, jangan terkecoh dengan kondisi rumah itu, hanya langsung masuk saja dan bicara 'aku ingin bertemu dengan mu' maka dia akan datang menyambut mu" Kata Pria itu.
Lalu Rokuro mengangguk mengerti. "Baiklah, Terima kasih kawan"
"Selalu kawan" Balas Pei itu lalu Rokuro berjalan pergi.
Ia kembali menemui Reikan yang masih menunggunya. "Bagaimana?" Tatap Reikan.
"Ini mudah" Balas Rokuro. Lalu mereka berjalan ke belakang kota ROQI di mana tempat itu ada rumah besar yang tertinggal kan.
Mereka akhirnya menemukan rumah itu dan Rokuro masuk tanpa basa basi membuat Reikan hanya mengikutinya. Ketika ia membuka pintu, ia langsung berkata. "Aku ingin bertemu dengan mu" Kata Rokuro. Seketika tempat lusuh itu menjadi cahaya bintang dan berubah menjadi beranda rumah. "Halo~" Terdengar suara wanita yang sangat lembut. Rokuro berjalan ke sana dan tersenyum kecil ketika melihatnya. Ada wanita yang duduk di sebuah meja bulat hadapan nya. Penampilan nya biasa dengan rambut panjang agak berantakan dan bergelombang, tapi dia tetap terlihat cantik dengan senyum lembut.