Rokuro berlari dengan membawa gadis tadi yang ada dipundak nya. "(Makhluk ini.... Menyelamat kan ku)" Dia melihat pemburu yang mengejar dan baru teringat sesuatu.
"Aku ingat sesuatu.... Turunkan aku.... " Kata gadis itu.
"Apa kau gila.... Kau akan terluka bodoh!!" Rokuro menyela.
"Aku bisa mengatasi ini!!" Gadis itu membalas.
"Cih baiklah terserah" Rokuro lalu berhenti berlari dan menurunkan nya. Di saat itu juga gadis itu mengeluarkan tongkat sihir dan membuat sebuah pagar dari tanah bumi yang muncul dari bawah melindungi mereka sebagai pagar sehingga pemburu itu tak punya jalan. "Sialan..... Aku kehilangan mereka" Dia berhenti dan melihat pagar yang besar itu dan memutuskan untuk kembali. "Aku kembali saja.... Aku akan tangkap yang lain" Dia berjalan pergi dan tak jadi menangkap Rokuro.
"Haiz... Itu tadi sungguh menegangkan" Gadis tadi menghela napas lalu menoleh pada Rokuro yang terdiam serius di belakang nya.
"Hoi.... Kau tidak mau berterima kasih pada ku?" Gadis itu menatap.
Rokuro menjadi terdiam lalu melihat sombong gadis itu. "Tidak akan.... Aku harus pergi..... Sampai jumpa" Rokuro akan melarikan diri.
"Hiz.... Sialan kau..... " Gadis itu tak Terima lalu menggigit ibu jari nya sendiri hingga berdarah dan membacakan mantra. Di saat itu juga gelombang darah seperti ombak air mengejar rokuro dan menangkap nya.
"Hah apa an ini!!!" Rokuro terkejut karena kakinya yang terikat lalu tertarik ke atas, ia tergantung terbalik dengan sihir darah tadi.
Itu adalah Darah Panggilan Iblis. Kekuatan itu sama digunakan oleh Baren ketika melawan Hannyo saat itu. (chapter 9-10)
"Hmp... Sekarang kau mau kemana kucing oren.... Kau mau pergi begitu saja setelah menghancurkan sup ku dan tidak berterima kasih pada ku karena telah menyelamat kan mu"
"Hoi turunkan aku kau bocil!!" Rokuro berteriak.
"Aku bukan bocil kau bodoh!!!.... Aku Reikan.... Reikan.... Itu nama ku.... Reikan!"
"Reikan.... Bukankah nama mu itu. . .Penyihir... E... Apa? lupa aku"
"Itu nama samaran ku... Nama Reikan adalah nama asli ku... Kau harus memanggilku Nona Reikan atau aku akan menghisap darah mu hingga habis dan kau mati" Tatap nya yang mengaku bernama Reikan.
"Cih.... Aku sama sekali tidak sudi itu.... Aku hanya ingin mencari dewa racun di sini.. Mana tahu dia turun untuk menemui mu di sini"
"Dewa racun...?.... (Huh.... Yang itu kah.... Tapi kan?!) Pf.... Hahahha" Tiba tiba Reikan tertawa membuat Rokuro terkejut tersindir. "Apa yang kau ketawakan!!"
"Hahaha,... Dia bukan dewa bodoh.... Dia adalah dewi.... Dia juga seorang wanita, pastinya dewi" Kata Reikan. Di saat itu Rokuro terdiam. "Apa maksud mu.... Dewi... Tapi bukan kah dia dewa racun?"
"Mungkin kata itu terbawa rumor jadinya mereka menganggap bahwa orang yang datang adalah seorang lelaki padahal wanita"
"Tapi bagaimana kau tahu?" Rokuro menatap.
"Aku pernah menemui nya, dia duduk menatap banyak sekali bunga di atas bukit sana... "
"Bunga seperti apa... Apa dia suka pada bunga... (Jika dia suka pada bunga, aku mungkin bisa memancing nya hehe)" Rokuro mulai berpikir aneh.
"Entahlah... Dia menyebut nya bunga milik iblis"
". . . Maksud mu mawar hitam dan merah? Bunga itu bernama bunga kematian" Kata Rokuro.
"Oh mungkin itu memang nama nya, bunga itu mirip seperti mawar tapi warna nya seperti merah darah yang di tutupi hitam pekat. Melihat nya saja sudah bikin mati bagi manusia"
"Itu memang benar, apa bunga seperti itu tumbuh di sini.... Karena aku sudah lama tak melihat bunga seperti itu" Tatap Rokuro.
"Mungkin kau bisa mencarinya.... Tapi kau masih harus membuat kontrak dengan ku" Reikan menatap memaksa.
"Hais..... Kontrak apa lagi.... Aku sudah bosan dengan hal itu"
"Kontrak darah"
"Hah ih.... Ogah.... Kau mau ambil darah ku huh?!"
"Tentu saja tidak..... Siapa yang mau darah busuk dari iblis!!"
"Da.. Darah busuk.... Bocah kecil kau ini bilang apa... Kau pikir aku tumbuh dari kotoran huh?!" Rokuro menjadi kesal.
"Hahaha... Membuat mu marah sangat menyenangkan!!"
"(Cih rupanya benar, dia memang bocah kecil....)" Rokuro menjadi semakin kesal.
"Tentu saja darah iblis itu sangat lah enak, tapi berhubungan karena aku tak pernah merasakan nya jadi ya aku menganggap itu saja" Kata Reikan.
"Ouh, jadi kau hanya asal bicara huh, bagaimana jika kau rasakan sendiri tapi bukan dari aku"
"Apa maksud mu... Ya harus dari kamu lah.... Kemari kamu!!" Reikan tersenyum lebar menunjukan gigi taring nya.
"Apa kau seorang Drakula?" Rokuro menatap.
"Yah begitulah, aku ingin kamu!!" Reikan menyerang nya. Tapi tiba tiba ia berhenti sendiri dan perlahan mengangkat kedua tangan nya ke atas karena Rokuro menodong kan pistol pada nya.
"(I.... Itu.....!!)" Reikan menjadi terkejut kaku tak percaya.
"Sebelum kau menyerang ku, biarkan aku bertanya sesuatu soal Dewi racun dan apa hubungan nya mencari bunga mawar kematian?" Tatap Rokuro dengan wajah tanpa takut.
"Cih.... Dia berniat mengakhiri riwayat para iblis" Balas Reikan. Seketika Rokuro yang jadi terkejut. "Apa maksud mu??!! Dia mencari iblis termasuk aku?!"
"Ya tentu saja, iblis di sini selain legenda buronan pertama mau apa lagi... Bunga mawar kematian tumbuh karena yang membuat nya adalah kalian. Di mana kalian membunuh sesuatu tanpa menghancurkan tubuh yang kalian habisi itu maka tubuh mereka akan menjadi lapuk dan tumbuhlah pasir dan akar dari bunga mawar kematian. Itu semua juga perbuatan kalian"
"Itu memang perbuatan kami, tapi apa hubungan nya dengan dewi racun... Apa jabatan nya sebagai dewi? Bukankah dewi dewa yang bertugas mencabut semua mawar itu adalah mereka yang di sebut dewi maupun dewa cahaya? Apa dewi racun ini dewi cahaya... Laknat sekali dia merubah julukan nya menjadi dewi racun, padahal julukan itu mengarah ke dewi yang terperosok" Kata Rokuro.
"Tunggu..... Kau bilang dewi terperosok?... Apa itu?" Reikan menatap bingung.
"Dewi atau dewa yang terperosok adalah mereka yang tertarik pada kehidupan dan penganutan iblis. Mereka akan meninggalkan pekerjaan dewa maupun dewi secara diam diam jadi istilah nya mereka yang terperosok itu adalah mereka yang tertarik pada hal gelap dan ingin menjadi seperti iblis. Padahal mereka nanti bukan di sebut iblis, tapi dewa maupun dewi yang terperosok"
"Apa sudah ada kasus nya?"
"Sejauh ini aku belum menemukan nya, tapi yang masih jadi pertanyaan ku yah.... Dewi racun tadi... Nama nya agak aneh" Balas Rokuro.
Tapi di tengah pembicaraan itu ada suara dari agak jauh membuat mereka berdua menoleh ke sana secara bersamaan.
"Apa itu tadi?" Tanya Reikan dengan serius.
"Bukan apa apa.... Aku tak merasakan sesuatu dari sini" Balas Rokuro. Tapi tiba tiba Rokuro terkejut kesakitan. "Aw..... akh..... Sialan" Dia menatap ke tangan nya yang rupanya di gigit oleh Reikan hingga berdarah.
"Hiiii..... Lepasin aku lintah!!" Rokuro berteriak histeris. Tapi Reikan tetap menggigit dengan dalam membuat Rokuro terdiam menggigit bibirnya sendiri.
"Huf... Haiz..... Tenangkan pikiran.... Ini terserah kau" Dia duduk pasrah dengan Reikan yang berlutut masih menggigit tangan nya. Lalu Reikan berhenti menggigit dan menjilat bibir nya sendiri. "Sangat enak"
"Apa kau sadar apa yang kau lakukan saat ini dilihat oleh ku itu sangat lah aneh" Rokuro menatap dingin.
Lalu Reikan selesai dan membersihkan tangan Rokuro dengan kain kecil berwarna putih. Hal itu membuat Rokuro bingung.
"Apa kau serius?"
"Serius apa nya?" Reikan menatap bingung.
"Kau benar benar membersihkan tangan ku, seharus nya kau meninggalkan itu saja"
"Aku melakukan hal ini karena aku tahu, aku sadar diri siapa yang telah aku minum darah nya. Meminum darah dari tangan seorang iblis adalah hal langka untukku, harus kamu tahu... Ini impian ku dari awal dan rasanya pun juga sangat enak"
"(Tak kusangka Drakula sepertinya punya rasa diri) Kau mungkin harus berpikir lebih enak darah milik iblis hitam..."
"Apakah dia yang bernama Hannyo Bakeneko?'
"Yah itu nama nya... Dia lebih atas dariku, pastinya darah nya akan lebih enak"
"Jika memang begitu aku ingin bertemu dengan nya, kau harus mengantarku.. Minta maaf mu belum aku Terima"
"Memang nya siapa yang mau minta maaf, aku tak salah apapun.. Kau hanyalah budak kecil yang tak bisa apa apa" Rokuro berdiri dengan cuek.
"Hiz..... Kau sialan.... Kau pikir siapa yang menyelamatkan kau tadi dari pemburu tadi huh?!"
"Itu hanya kebetulan karena kau yang meminta ku turunkan, aslinya aku bisa sendirian"
"Cih.... Kau bisa sendirian huh... Kalau begitu bagaimana jika kau mengalahkan salah satu naga yang agak jauh dari sini!!"
"Naga? Kau minta aku kalah kan, sudah jelas aku akan menang di sana"
"Cih.... Dia naga api level 5"
"(Level 5? Itu sama saja setengah dari level terkuat?)..... Aku tak takut sama sekali" Rokuro semakin bersikap sombong dan percaya diri.
"Hiz.... Baiklah..... Tapi kau harus mengalahkan nya untuk menunjukan kekuatan mu, kau tak boleh membuat kontrak apalagi berbicara kontrak dengan nya, yang harus kau lakukan adalah membunuh nya!!"
"Deal" Rokuro menyetujuinya dan berjabat tangan dengan Reikan.
Tak lama kemudian tangan Rokuro terlihat gemetar untuk mencapai puncak dari tebing yang tinggi. Hingga akhir nya ia berhasil naik dan rupanya Reikan ada di pundak nya, dia hanya Terima numpang Rokuro manjat di tebing itu.
"Hup" Reikan melompat duluan dari sana.
"Bocil sialan... Kau hanya numpang manjat aja!!" Rokuro menjadi kesal dan ia masih bergantungan di tebing dengan tangan nya.
"Siapa peduli.. Kau harus manjat lagi" Reikan menginjak tangan Rokuro.
"He... Heh mau apa kau..... Jangan hoi!!" Rokuro berteriak panik.
"Kau harus jatuh... Jatuh..."
"Kau gila!!!! Aku akan mati jatuh dari sini!!" Rokuro mencoba menahan tangan nya, di bawahnya juga jurang yang sangat curam.
"Siapa yang bilang iblis bisa mati... Iblis tak akan bisa mati"
"Di mana logika mu bodoh... Aku akan merasakan sakit nantinya!!"
Mereka berdua terus membuat berisik hingga ada sesuatu yang muncul berjalan dari belakang Reikan membuat mereka sama sama terdiam. Saat sama sama menoleh, bibir mereka menjadi terkaku, mata menjadi berkaca tak percaya. Karena yang mereka lihat adalah naga besar berwarna sama seperti Rokuro.
"Kau pasti bercanda" Rokuro menjadi terdiam di tempat.