Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 54 - Chapter 54 Rokuro Bakeneko

Chapter 54 - Chapter 54 Rokuro Bakeneko

Tiba tiba naga itu mangaum sangat keras membuat pucuk dari tebing retak.

"Hah....!!!" Rokuro dan Reikan terkejut, dan di saat itu juga tebing itu hancur membuat mereka jatuh. "Akhhhh tidak!!"

"Aku akan mati!!" Mereka berdua jatuh tanpa apa apa dan sekarang mereka berguling melayang di udara sebelum jatuh dari ketinggian sangat tinggi dan akan sesakit apa jika jatuh nanti. Manusia biasa pasti sudah mati saat melayang di udara karena tekanan.

Tapi tak di sangka sangka naga itu juga melompat dan terbang ke bawah. Dia melesat dan berada di bawah mereka berdua yang tengah jatuh di udara.

Untung nya mereka berhenti dan jatuh pelan di punggung naga.

"Akh..... " Tapi Reikan akan berguling jatuh. Untung nya Rokuro menahan tangan nya.

"Kau!!" Reikan menatap tak percaya karena Rokuro menyelamatkan nya.

"Naiklah!" Kata Rokuro. Mereka berdua ada di punggung naga api itu yang kembali terbang ke tebing atas.

Hingga dia berhenti dan Rokuro melompat turun dengan masih menggendong Reikan di dada.

Ia lalu menurunkan Reikan sambil melihat naga itu tapi Reikan masih terdiam tak percaya. "(Dia tadi..... Menyelamat kan aku?... Tapi kenapa dia mau?)" Dia menatap Rokuro dengan tak percaya.

"Itu sangat keren kawan" Tatap Rokuro menatap naga itu lalu naga itu menundukkan kepala nya ke tanah seperti patuh pada Rokuro.

"Apa!! Bagaimana bisa!!" Reikan terkejut tak percaya.

"Dia naga level 9, kau bilang level 5 kupikir bukan naga yang mengenal ku" Kata Rokuro.

"Tu... Tunggu, aku ketinggalan apaan sih... Kenapa naga ini bisa patuh dan tidak menyerang mu?!... Dan kau.. Kenapa kau tidak bicara apa apa sama sekali?!" Reikan menatap naga itu dengan kesal.

"Kau belum tahu saja bocah.... Dia naga bisu" Balas Rokuro.

"Naga bisu?... Maksud mu naga yang tak bisa berubah menjadi bentuk apapun dan tidak bisa bicara juga?" Tatap Reikan lalu Rokuro mengangguk.

"Kalau tak salah sih aku menemukan nya sekitar 36 tahun yang lalu, aku menemukan nya masih bayi. . . Dia di tinggal oleh induk nya karena dia naga bisu, terlahir sebagai naga, bukan sebagai naga yang bisa berwujud apapun sama seperti makhluk lain... Dia masih kecil dan akan putus asa jika saat itu aku tidak membawa nya. Aku telah membuat kontrak dengan nya tapi aku memutus nya karena aku harus pergi dan tak bisa lagi merawat nya" Rokuro menambah.

"Kau tidak bercanda kan?" Reikan masih bermata tak percaya.

"Haiz buat apa aku bercanda di depan naga sebesar ini, naga api yang sudah perlahan pergi dari dunia ini... Populasi mereka sama seperti populasi kami para iblis. Karena semakin sedikit iblis yang membudidayakan naga seperti ini, kecuali di Kerajaan naga..... Seperti surga untuk para makhluk di dunia ini" Kata Rokuro.

"Kerajaan naga, kenapa naga mu tidak kau kirimkan ke sana?" Tatap Reikan.

"Jika dia mau" Rokuro kembali menoleh ke naga itu yang juga melirikan mata besar nya ke Rokuro.

"Hei kawan, kau mau ke Kerajaan naga?" Tatap Rokuro. Tapi naga itu menjadi menghembuskan nafas panas nya sambil menggeleng pelan membuat isyarat tidak mau.

"Lihat, kau sudah melihat nya" Rokuro menatap ke Reikan.

"Tapi, Kerajaan naga adalah tempat yang paling pas untuk nya" Reikan bingung.

"Kau harus tahu kenapa level naga bisu ini sudah sebesar ini hanya karena dia tinggal di sini" Kata Rokuro sambil mengelus kepala naga bisu itu.

"Apa itu karena.... Kebiasaan berburu?" Reikan menatap. Lalu Rokuro tersenyum kecil. "Yah begitulah" Balasnya sambil berjalan melewati nya dan ke tempat lain untuk membaringkan tubuh nya di tanah sambil melihat langit yang cerah.

Di samping nya naga bisu tengah duduk nyaman di dekat nya.

Reikan terdiam bingung, ia menjadi berpikir sesuatu. "(Aku tak bisa di bodohi di sini... Mentang mentang naga ini kenalan nya, dia enak santai di sana mencueki ku....)" Ia berpikir keras.

"(Hm.... Bersantai begini memanglah enak, aku akan bersantai dulu dan menunggu bocah kecil itu berbicara kesal...)" Rokuro menghembuskan napas santai.

Lalu ia menoleh ke samping melihat Reikan yang duduk seperti sedang bertapa.

"(Apa yang di lakukan gadis itu?)" Rokuro bangun duduk dengan menatap bingung.

Tapi naga bisu itu menjadi berdiri membuat Rokuro menoleh menengada pada nya. Naga itu berjalan ke pinggir jurang seperti tertarik untuk melihat sesuatu.

"Ada apa?" Rokuro ikut menyusul. Rupanya naga bisu itu tengah melihat kota KIJA yang sangat terlihat dari atas sana.

"Hm.... Pemandangan yang sangat indah yah... " Rokuro menjadi mengangguk menatap nya tapi tiba tiba ia merasakan sesuatu di bagian jantung nya.

"(Ada apa?.... Kenapa rasanya?)" Dia memegang pelan dada nya dengan rasa bingung.

"(Seperti ada yang meremas nya.... Sangat sakit dan terasa banget.... Apa yang terjadi?!)" Dia mulai mencoba menahan hal itu.

"(Apa jangan jangan!!)" Rokuro menoleh ke Reikan di sana dia masih menutup mata bertapa tapi satu tangan nya memperagakan seperti meremas sesuatu. Rokuro semakin melihat pergerakan tangan Reikan hingga tangan Reikan terlihat meremas kencang.

Di saat itu juga jantung Rokuro juga terasa teremas kencang. "Uhkuk.... " Dia terkejut dan terjatuh ke belakang.

"(Gadis sialan..... Apa yang dia lakukan pada ku)" Rokuro menjadi kesal lalu berdiri dan melihat Reikan masih fokus dengan tapaan nya.

Lalu Rokuro mengeluarkan pistol tembakan nya dari saku dan mendekat dari belakang Reikan.

"(Sudah jelas sekali, dia sedang mencoba membuat rantai besi untukku, jika aku ketahuan melawan, jantung ku pasti akan terasa oleh nya, dia bisa melakukan kontrak ini karena dia meminum darah ku, seharus nya aku tahu dia akan memanfaat kan ku begini, mati saja!!)" Rokuro sudah menodongkan nya di kepala belakang Reikan.

"(Selamat mati kau tidak berguna)" Dia memasang wajah membunuh nya tapi tiba tiba tangan Reikan meremas kuat. Hal itu membuat Rokuro terkejut, padahal sedikit lagi dia hampir menarik pelatuk pistol nya.

"Aaaahhhhhhkkkkk..... Sialan!!! Hentikan ini!!!" Rokuro menjadi kembali terjatuh terguling guling kesakitan memegang dada milik nya. Di saat itu juga Reikan membuka mata dan menoleh pada nya.

"(Hmp.... Rupanya berhasil yah)" Dia berdiri dengan senyuman di wajah nya berjalan mendekat perlahan ke Rokuro yang bernapas lelah dan berat.

"Kau..... Sialan.... Cepat pergilah dariku!!!" Tatap Rokuro dengan wajah pucat seperti kekurangan darah.

"Sekarang tak ada apapun yang harus kau katakan, kau seharus nya tahu aku suka memanfaatkan banyak orang maupun benda seperti ini, saat aku tahu kau bisa mengendalikan naga dan kekuatan mu seperti tak terbatas, aku tahu... Kau mangsa yang sempurna yah.... Dan sihir seeprti ini saja kau bisa selemah ini.... Astaga, sangat lemah" Kata Reikan. Dia benar benar memasang wajah memeras itu di hadapan Rokuro.

"Kau bocah sialan....!!" Teriak Rokuro tapi tiba tiba jantung Rokuro teremas lagi membuat nya terdiam menggigit mulut.

"Hahaahaa, ... Jadilah budak ku mulai sekarang... (Ini benar benar sangat mudah, ini pertama kalinya aku menggunakan iblis dari sihir ku, apa sihir ku sekuat itu pada iblis.... Mungkin memang kuat dan dia yang lemah)"

"Hmp.... Kupikir kau sudah menerima segala nya yah, rupanya kau selalu haus akan kekuatan" Kata Rokuro membuat Reikan terdiam mendengar itu.

"Apa maksud mu? (Kenapa dia berhenti kesakitan)"

"Mungkin kau berpikir bahwa sihir dari seorang Drakula benar benar sangat berpengaruh oleh iblis bukan, padahal iblis masih lebih tinggi lagi tingkatan nya darimu... Kau sekarang benar benar meremehkan ku di sini, kau pikir aku adalah samurai yang lari dari perang dan menerima ini semua begitu saja.... Kita sudah setuju mengenai perjanjian itu tapi karena naga itu adalah naga milikku, aku juga tak berani melakukan nya dan kau malah melakukan hal senonoh di belakang ku seperti ini. Apa kau tahu Drakula yang ada di alam para iblis itu, mereka di jadikan budak murahan di sana, termasuk kau nanti" Kata Rokuro.

Tapi bukan nya takut, Reikan malah tertawa. "Hahahah..... Kau bilang alam iblis... Mana ada alam iblis!!... Karena iblis di dunia ini hanya ada empat yakni legenda buronan pertama... Mereka berempat termasuk kau, tidak mungkin juga kan alam iblis hanya menyimpan kalian berempat... Hahaha"

"Hmp.... Kau hanya belum tahu kenapa hanya kita di sini, itu karena kita yang tersisa, yang terakhir tersisa itu berarti yang kuat. (Pikirkan lah menggunakan logika kecil mu... Jika ada bencana memakan semua iblis, pastinya yang terakhir bertahan akan menjadi yang kuat, sekarang lihat lah.. Meskipun di dunia ini hanya tersisa empat tapi kami bukan main main.

Karena iblis biasa saja sudah di anggap kuat tapi malah termakan bencana, tapi kita... Lihat saja apa yang terjadi nanti)" Rokuro menatap dan melemparkan sombong pada Reikan tanpa rasa takut, perkataan itu tadi membuat Reikan terdiam kesal.

"Hiz.... Aku akan membunuh mu" Reikan mengepal tangan nya berniat menggunakan sihir yang sama seperti meremas jantung Rokuro. Tapi Rokuro sama sekali tak menunjukan rasa sakit nya. Hal itu membuat Reikan terkejut.

"(Apa.... Kenapa dia tidak kesakitan.... Tapi.. Dia tadi kesakitan.... Apa dia tadi.... Hanya bersandiwara!!!!)" Reikan berwajah tak percaya.

"Hahaha.... Payah!" Rokuro berdiri membuat Reikan terkejut menengadah. Dia seperti melihat iblis yang sesungguhnya padahal Rokuro masih memakai tubuh manusia nya.

"Aku sudah bilang pada mu bukan, bocah kecil.... Sandiwara ku tadi bagus atau lebih bagus hm... " Tatap Rokuro. Dia terlihat seperti memojok seorang gadis kecil yang hatinya sedang hancur ketakutan dan otak nya panik ke segala arah.

"Hiz.... Diamlah.... Aku tidak takut pada mu!!" Reikan berteriak seketika muncul bola sihir di tangan nya menyerang Rokuro dari dekat.

Rokuro yang berwajah waspada menjadi mundur membuat serangan bola sihir itu melesat mengenai pohon di balakang. Pohon itu hancur menyisakan api ungu yang melahap nya, Sihir nya sudah terlihat mematikan.

"Waw.... Bukankah itu tadi bola ungu dari kastil darah, kau belajar dari sana kah?" Tatap Rokuro.

"Hah..... (Bagaimana dia bisa tahu?!.... Apa dia juga tahu soal kastil darah?!!....Sebenar nya seberapa luas pengetahuan iblis yang satu ini...Kenapa dia bisa tahu kastil darah!?!)" Reikan menjadi terkejut tak percaya.

Tapi Rokuro tersenyum kecil dengan licik. "(Dia pasti bertanya tanya kenapa aku tahu soal kastil darah, tentu saja aku tahu soal itu. ...)"