"Bagaimana kau tahu nama dari kastil darah?" Reikan menatap serius.
"Kastil darah, di sana tempat seorang Drakula maupun Vampir lahir tapi kabar nya, semua nya sudah berhenti menciptakan maupun melahirkan Drakula dan Vampir karena hutan tempat Kastil itu berada telah terkutuk dan itu di kutuk seseorang sampai sekarang, apa aku benar... Gadis Drakula?" Tatap Rokuro.
"Cih... (Jawaban nya sangat akurat) Kau pikir yang hampir hilang di sini adalah iblis hanya karena sudah sedikit dari saudara mereka. Drakula dan Vampir pun juga hampir hilang di dunia ini karena mereka tak bisa melahirkan maupun menciptakan ras asli"
"Lalu, kau tidak memulai menciptakan keturunan, itu akan sangat membantumu"
"Jangan bercanda!! Membuat keturunan adalah hal yang sakral untuk kami, jika ingin menginginkan keturunan darah asli maka aku harus menikahi lelaki Vampir"
". . . Kenapa Vampir? Bukan kah kau sendiri seorang Drakula?"
"Apa yang kau tahu tentang Drakula dan Vampir?" Reikan menatap.
Lalu Rokuro duduk sila di depan nya. Mereka masih di atas jurang itu. Tanpa adanya matahari yang muncul karena langit mendung terus datang.
Reikan juga masih berdiri waspada.
"Yang aku tahu, Vampir adalah makhluk yang lebih bisa menahan nafsu memakan darah selama 3 tahun, ciri ciri mereka juga berbeda dengan Drakula yakni mata Vampir berwarna kuning emas, gigi mereka tidak setajam milik Drakula. Warna rambut dan kulit mereka hanya satu yakni warna rambut yang berwarna putih dan kulit mereka terbilang pucat. Sementara Drakula memiliki warna mata merah seperti darah, sama seperti legenda buronan pertama, gigi drakula lebih tajam karena mereka setiap hari tidak bisa lepas dari menggigit darah untuk nafsu makan nya. Warna rambut drakula bervariasi maupun kulit nya. Dari segi kekuatan, drakula lah yang paling memimpin tapi dari segi kemampuan Vampir yang tak terkalahkan" Kata Rokuro.
"Kenapa kau bisa tahu banyak soal pengetahuan yang seperti ini?" Tatap Reikan.
"Apa kau tahu tujuan asli dari iblis yang lahir di dunia ini? Mereka haus pengetahuan dan akan selalu mencari pengetahuan dari ujung hingga ujung yang lain nya, karena mereka memiliki tujuan, menghancurkan dunia dengan cara halus dan pelan pelan"
Seketika Reikan yang mendengar itu menjadi terdiam kaku. "(Iblis memang kejam... Tapi aku belum tahu sekejam apa mereka karena memang tak ada cara lain untuk menghentikan mereka... Tidak tidak, aku harus menyelesaikan yang tadi... Jika aku berhasil menangkap iblis satu ini pastinya iblis yang lain akan datang dan aku akan menjebak yang lain nya, dengan begitu aku bisa mengembalikan peradaban vampir dan drakula)" Pikir Reikan.
"(Dia sangat lama berpikir)" Rokuro menatap dengan dingin dan bosan menunggu.
"(Apa sebaik nya aku lari saja, tapi itu akan memalukan... Dia pasti akan bicara pada semua orang dan mereka tak takut pada aku lagi. Tapi jika aku di sini, pastinya aku juga akan di permalukan oleh nya.... Apa yang harus kulakukan?)"
"Hoi, kenapa kau hanya diam saja. Sebentar lagi itu aku harus pergi ke kerajaan padang pasir, pria yang menantang ku itu pastinya sudah menungguku" Kata Rokuro.
"Kerajaan padang pasir? Kau mau apa?" Reikan menatap.
"Aku akan bertemu dengan ratu padang pasir, dia pasti mau bermain tantangan dengan ku. Siapa tahu kau juga akan bertemu dengan seorang lelaki vampir yang kau idamkan di sana jika kau ikut aku nantinya"
"Ikut kau? Tapi bagaimana dengan pertarungan tadi?" Reikan menatap bingung.
"Aku tidak tertarik bertarung kekuatan, jika kau menemui ku, jangan ajak bertarung. Ajak aku main permainan karena itu yang aku suka"
"Apa kau tidak suka bermain fisik?"
"Yah begitulah, jadi kau mau ikut aku?" Rokuro menatap.
"Cih.... tetap saja, jika aku ikut kau, kau harus menurut pada ku karena kau melakukan kontrak dengan ku" Reikan langsung membuat wajah sombong nya.
"Haiz terserah" Rokuro berdiri dan berjalan pergi.
"He.... hei tunggu, bagaimana dengan naga nya?!"
"Biarkan saja" Balas Rokuro lalu Reikan menatap ke naga itu. Ia lalu berjalan menyusul Rokuro.
Sesampainya di kota KIJA. Di depan gerbang sudah ada kereta kuda yang di jaga oleh pria yang kemarin kalah berjudi dengan Rokuro dan berjanji mengantar nya ke kerajaan padang pasir yakni Hijime.
Hijime yang bersandar menunggu menjadi melihat Rokuro yang datang dari atas hutan, ia lalu turun dari kereta kuda.
"Tuan pemenang, dari mana saja kau... Ini sudah sangat sore" Tatap nya dengan serius.
"Aku menjemput adik ku" Rokuro menunjuk seorang gadis yang tidak terlihat apa apa di bawah nya karena dia menutupi tubuh nya dengan tudung panjang.
Sebelum nya, Rokuro dan Reikan masih di hutan.
"Aku tidak bisa, setelah kupikir lagi aku tidak akan bisa" Kata Reikan yang berhenti berjalan membuat Rokuro terdiam bingung.
"Mereka pasti akan langsung mengenaliku, dengan penampilan ku mereka pasti akan menganggapku sebagai penyihir yang di rumor kan di hutan itu... "
"Kalau begitu pakailah ini" Rokuro memberikan tudung panjang.
"Apa kau bercanda, mereka akan tetap mengenaliku!!"
"Tidak akan, aku akan bilang bahwa kau adiku, otomatis kan mereka langsung tahu bahwa kau mirip aku jadi tidak akan ada yang mengintip wajah mu saat kau menggunakan tudung misterius" Kata Rokuro.
Lalu Reikan pasrah dan memakai nya dan di saat itu lah dia terlihat memakai tudung saja.
"Baiklah, silahkan naik, perjalanan kita membutuhkan waktu sekitar 2 hari selama menggunakan kereta kuda, jadi buat diri kalian nyaman" Kata Hijime.
Lalu Rokuro dan Reikan masuk ke kereta kuda, sementara Hijime yang mengendalikan kuda kuda itu untuk berjalan menarik gerbang kereta.
"Apakah ini benar benar akan sampai ke kerajaan padang pasir?" Tatap Reikan selama di dalam. Rokuro hanya mengelap beberapa kali pistol nya.
"Ya.. Mungkin, kita serah kan saja pada dia" Balas nya pada pertanyaan Reikan tadi.
Tapi Reikan terdiam ketika melihat sesuatu di dalam baju Rokuro dan di leher nya. Seperti sebuah kalung rantai kecil yang berwarna perak di sana.
"Itu..." Dia langsung terkejut.
"Ada apa?" Rokuro menatap bingung.
"Ti... Tidak ada apa apa" Reikan langsung menggeleng kepala mencoba menutupi ekspresi nya. Dia baru tahu bahwa Rokuro memakai kalung, dari tadi kalung itu tidak terlihat karena Rokuro memasukan nya di dalam baju.
"(Itu mungkin kalung yang di bicarakan, salah satu benda milik 4 legenda buronan pertama. Legenda ke tiga adalah Rokuro, pastinya dia memegang kalung, aku penasaran dari bentuk kalung nya)" Pikir Reikan yang penasaran dengan kalung Rokuro.
--
Selama dua hari dua malam mereka telah sampai di Kerajaan padang pasir. Saat ini mereka masih di padang pasir yang panas.
Rokuro dan Reikan berjalan mengikuti Hijime.
Meskipun banyak angin pasir yang lewat, mereka tetap menggunakan tudung panjang untuk melindungi dari debu.
"Akhh kapan kita sampai sih?!" Rokuro mulai kesal dan tidak tahan.
"Jangan mengeluh, kereta kuda itu tidak mungkin bisa melewati padang pasir ini, karena itulah kita terpaksa berjalan" Tatap Reikan di samping nya.
"Itu benar, lagi pula Kerajaan padang pasir nya sudah kelihatan" Hijime menambah. Lalu mereka melihat sebuah kota dengan Kerajaan tinggi yang menonjol dari sana.
"Oh, ngomong ngomong siapa nama ratu yang ada di kerajaan padang pasir?" Tatap Rokuro.
"Dia bernama Putri Chole... Aku harap kalian dapat bersikap baik padanya dan aku sendiri yang akan mengantar kan kalian karena aku yang terpenting juga dari Kerajaan, yakni pengacara Putri Chole"
"(Pengacara cih... Pengacara kok main judi)" Rokuro hanya menghina nya dari hati.
Lalu mereka sudah sampai. Di kota itu, seperti tanah biasa dan tidak ada angin debu sama sekali.
"Kenapa tak ada angin debu sama sekali?" Rokuro melihat sekitar dengan bingung.
"Itu karena kota Padang pasir ini memiliki tembok penghalang dan ventilasi khusus yang sudah di rancang dan yang merancang nya adalah Putri Chole sendiri"
"Bukan kah itu membutuhkan dana yang banyak juga, aku lihat kota ini tak seperti kota lain nya"
"Memang benar sekali... Putri Chole mendapatkan banyak uang karena mengikuti permainan kartu, termasuk permainan judi lain nya. Dia sangat hebat, karena itulah aku juga ingin bermain sepertinya" Balas Hijime.
"Hahaha, aku tak sabar ingin mengajaknya bermain" Rokuro menjadi bersemangat.
"Tunggu dulu, jika kau ingin mengajaknya taruhan, kau harus menyiapkan benda paling mahal dan sangat banyak, jika tidak ada kau harus menjadi budak nya"
"Hiih budak, percuma sekali punya tubuh bagus tapi di jadiin budak.... Tak butuh hal itu, aku punya benda berharga kok di sini" Kata Rokuro.
"Baiklah, ikut lah aku dan jangan mempermalukan aku di depan nya nanti... Awas saja jika kalian mempermalukan aku"
"Huh kau sangat cemen.... Hoi gadis ayo masuk" Rokuro menoleh ke bawah tempat Reikan berdiri tadi, tapi ia terkejut karena Reikan tidak ada, ia lalu melihat sekitar dengan panik. "Di mana penyihir itu?!"
"Penyihir?" Hijime menatap bingung.
"Ma.. Maksud ku.... Di mana adik kecil ku itu?" Rokuro mencoba menyembunyikan, hampir saja dia mengatakan itu dengan di percayai Hijime.
"Bukan lah itu tanggung jawab mu, sebagai kakak harus nya menjaga nya" Tatap Hijime yang rupanya percaya.
"Dia memang gadis nakal, begini saja... Aku akan mencarinya sebentar, kau bilang saja pada ratu padang pasir aku akan datang malam ini ke Kerajaan kan" Rokuro menatap.
"Baiklah aku mengerti, aku pergi dulu" Hijime menundukan badan lalu berjalan pergi meninggalkan nya sementara Rokuro masih melihat sekitar mencari Reikan.
"(Drakula sialan... Kau mencoba mempermainkan ku, paling tidak izin dulu kek.... Awas kau jika aku menemukan mu)" Rokuro mulai berjalan mencari Reikan.
Sementara itu rupanya Reikan benar benar berjalan jalan di kota itu dengan banyak nya orang berlalu lalang.
Dia melihat sekitar memastikan tak ada apa apa. "(Aku berhasil kabur... Huf... Untung nya, aku benar benar malu sekali jika harus masuk ke Kerajaan padang pasir karen di sana ada sesuatu yang tidak mau aku lihat)" Dia menghela napas lega.
Saat akan kembali berjalan tiba tiba ia menabrak kaki seseorang yang setinggi Rokuro.
"Akh...."