Pria tadi telah menang membuat semua orang yang melihatnya menjadi terngangah. "Hahaha.... Siapa selanjutnya?" Dia melihat sombong pada mereka yang hanya diam di tempat. Lalu Rokuro berdiri di hadapan meja pria itu.
"Oh... Kau pendatang baru?" Tatap pria itu dengan sombong.
"Rokuro itu namaku, jangan panggil aku pendatang baru... (Aku sudah pernah kemari)" Rokuro juga menatap sombong.
"Aku Hijime.... Dari istana gurun... Kau memang nya bisa melawanku?"
"Mengalahkan mu itu sangat mudah... Hanya perlu membutuhkan kemampuan alami" Balas Rokuro tanpa takut membuat pria bernama Hijime itu kesal.
"Baiklah... Kau sudah menantang ku... Mari mulai... Kau sudah buat kesepakatan nya.. Ingin dengar punya ku dulu?" Tatap Hijime.
"Terserah... Aku akan mendengar kan" Rokuro masih dengan wajah datar tanpa takutnya.
"(Cih orang ini.... Kenapa aku menjadi takut kalah hanya berhadapan dengan nya, padahal dia belum tentu bisa menyaingi keberuntungan ku... Lebih baik aku juga buat dia takut dengan syarat nya) jika kau kalah... Jadilah budak kotor ku" Balas nya. Seketika semuanya terkejut, tapi Rokuro hanya memasang wajah serius.
*Budak kotor adalah budak yang akan di jadikan sebagai apapun. Apa yang di katakan pada majikan akan di lakukan, termasuk di tendang dan meminta menjilat kakinya.
"(Syarat itu sudah sangat besar, apa dia mencoba membuat syarat besar agar aku takut padanya... sepertinya begitu)" Rokuro masih terdiam berpikir.
Lalu ada seseorang berani mendekat pada Rokuro berbisik padanya. "Bro.... Sebaiknya kau jangan berani menantang nya, dia tak pernah membuat syarat sebesar itu.... Kau akan kalah dan akan di permalukan... Sebaiknya turun... Atau kau akan di permalukan dan di bawa pada ratu gurun untuk di jadikan budak kotor" Bisik nya.
Mendengar kalimat terakhirnya membuat Rokuro bermata besar. "Itu dia" Dia senang dan mendorong pria itu untuk menjauh.
"Dengar kawan..... Aku tak pernah terbuka dengan pendapat rendahan mu" Tatap Rokuro pada orang yang memberi tahu nya untuk turun tadi.
"Apa kau sedang keras kepala!!" Semua orang menatap Rokuro dengan kesal.
"Kau hanya akan di permalukan" Mereka menambah.
"Cih... Mereka benar benar meremehkan ku" Rokuro menjadi kesal mendengar semua ramaian yang merendahkan nya sementara Hijime hanya tersenyum sombong di depan nya.
Tiba tiba Rokuro mendobrak meja di depan nya membuat semua orang terdiam. "Jika kalian tidak bermain, sebaiknya tutup mulut kalian.... Apa kalian tahu aku ini siapa.... Kalian hanya makhluk yang menilai orang dari penampilan rendah nya.... Manusia memang Di lahirkan hanya untuk melihat tingginya orang lain. Lebih baik kalian diam dan jangan mengganggu syarat yang belum aku ucapkan" Rokuro menatap mereka dengan kesal dan marah.
Tapi di balik itu, Hijime juga ikut takut karena dia sedikit merasakan hawa iblis Rokuro. Semuanya juga terdiam.
"(Ke.. Kenapa aku tadi sempat berpikir dia iblis....?!)" Hijime terdiam.
Lalu Rokuro kembali menatap Hijime dengan serius.
"Jangan heran jika kau merasa takut padaku, aku orang yang tak terkendali, jika kau sudah tahu aku siapa lebih baik tutup mulutmu" Tatap Rokuro membuat Hijime terdiam.
"(Aku sempat hilang kendali, untungnya hanya pria di depan ku ini yang tahu hawa kecil yang baru saja keluar.... Lebih baik aku cepat membuat syarat dan mengalahkan nya)... Jika aku menang... Beritahu aku bagaimana cara bertemu dengan ratu gurun. Ku dengar dia tertutup pada orang lain dan suka bermain dengan catur bukan?" Rokuro menatap.
"Ya..... Itu benar, kau ingin... Melawan nya?"
"Yap begitulah" Rokuro membalas.
"(Huh melawan.... Dia bukan nya tidak ada apa apa nya?)" Semua orang berbatin sendiri dan masih tetap meremehkan Rokuro. Mereka hanya belum mengenal kemampuan Rokuro.
---
Tak lama kemudian, semua orang menjadi terngangah dan Hijime pun menjadi gemetar melihat Rokuro mendorong pelan kartu dengan jarinya di meja. Kartu itu adalah kartu atas yang mengalahkan kartu milik Hijime.
Dengan senyum yang tertempel kesombongan sambil berkata pelan. "Aku menang" Kata Rokuro.
"Dia hebat... Bagaimana bisa mengalahkan nya... "
"Benar... Dia keren.... Hijime kalah"
Semua orang menjadi berbisik pelan. Lalu Hijime menelan ludah dengan berkeringat dingin.
"B.... Baiklah.... Kau menang... (Bagaimana bisa... Padahal aku tak melihat kecurangan sama sekali pada dirinya)"
"Baguz.... Sekarang patuhi perintah ku... Beritahu aku bagaimana caranya menemui ratu gurun pasir" Tatap Rokuro.
"Baiklah... Aku akan mengirim surat burung dara pada putri gurun, jika sudah di setujui kau boleh ke sana sendiri.. Dan karena kau telah mengalahkan ku dan kau juga orang pertama yang mengalahkan ku begitu saja, aku menyerahkan impianku padamu" Kata Hijime.
Tapi Rokuro terdiam bingung. "Apa maksudmu?"
"Aku memiliki sumpah... Jika ada yang berhasil mengalahkan ku maka cita cita ku menjadi raja judi akan menjadi orang yang mengalahkan ku"
"Pft... Bwahaha" Rokuro tiba tiba tertawa begitu saja membuat semuanya terdiam.
"Bwahaha raja judi kau bilang.... Itu sudah menjadi gelar ku dulu... Tak percaya tak apa apa. Saat aku bertemu dengan dewa racun yang sudah mengambil gelar raja judi pertama. Lihat saja... Aku akan mengalahkan nya dalam permainan keberuntungan" Kata Rokuro.
"(Orang ini... Dia ingin bertemu dengan raja judi... Apa dia benar benar serius?!)" Hijime menjadi terkejut.
Tapi semua orang juga terkejut. "Hah?! Apa, dia mengatakan dia raja judi, mungkin dia orang gila" Mereka tidak mempercayainya tapi Hijime, ada sedikit argumen miliknya bahwa Rokuro mengatakan hal yang sebenarnya.
"Oh benar bisa aku bertanya sesuatu?" Tatap Rokuro.
"Bertanya... Soal apa?"
"Kau tahu di mana aku harus menemui penyihir pe sumpah darah?"
"Apa katamu?!" Hijime kembali terkejut.
Malam nya Rokuro berjalan di hutan yang gelap.
"(Dia bilang penyihir itu ada di hutan ini... Jika dia berbohong padaku aku akan membunuhnya... Tapi sebenarnya arah mana yang harus aku tuju?)" Rokuro melihat sekitar. Tapi ia menjadi berhenti berjalan karena merasakan sesuatu sambil melihat ke belakang, tapi tak ada siapa siapa. "(Hanya perasaan ku...)" Dia kembali berjalan di gelapnya hutan.
Tapi tiba tiba asap sihir muncul menutupi tubuhnya. "Apa ini!!" Dia kesal sambil mengibaskan tangan nya untuk membuat asap itu pergi.
Namun rupanya tubuhnya berubah menjadi iblis. Dengan kuping dan ekor nya yang panjang.
"Sialan.... (Apa yang terjadi... Aku harus kembali ke bentuk manusia)" Ia mencoba tenang tapi ia kembali melihat sekitar dan baru sadar bahwa ia tak bisa berubah menjadi manusia lagi. Ia tak bisa merubah bentuknya bahkan sampai menarik narik kuping nya.
"(Apa yang terjadi.... Kenapa tubuhku... Ini pasti sihir... Apa jebakan?)" Dia menjadi kesal sambil berjaga jaga ada yang mengintai nya atau tidak.
Tapi mendadak ada panah mengarah padanya dan hanya menggores pipi nya. Panah itu datang dari belakang nya.
"(Siapa!!.... Ini gawat!!)" Rokuro tak bisa menggunakan tubuhnya jika yang menyerangnya manusia, karena manusia akan tahu ada iblis di sana.
Ia lalu berlari melarikan diri tapi pemburu itu terus saja melemparkan anak panah. Karena Rokuro tak melihat ke depan, ia tak tahu ada jurang di depan jadi ia terjatuh begitu saja. "Akh.. Sialan!!" Suaranya menggema di jurang itu.
Di bawah tebing itu ada gadis yang sedang memasak sup dengan perapian dan kendi besar.
"Sepertinya sudah matang" Ia mengambil sendok kayu akan mengambil sup nya tapi dari disanalah Rokuro jatuh mengenai sup nya hingga hancur sia sia.
"Aaaakkkk... Panas" Rokuro terbangun sambil kembali terjatuh terguling dengan tubuh yang basah dan bulu ekornya juga terasa berat ketika basah.
"(Sialan.... Ini kesialan ku)" Dia berhenti berguling dan berbaring menatap langit dengan terengah engah.
"Hei kau" Gadis tadi menatap Rokuro dari atas kepala Rokuro.
"(Oh gadis....)" Rokuro terdiam.
"Kau telah menghancurkan sup ku di sini... " Tatap gadis itu. Lalu Rokuro bangun duduk.
"Sup... Jadi yang panas ini sup... Kau yang buat?"
"Tentu saja kau bodoh!!" Gadis itu menjadi kesal dan marah. Tapi Rokuro terdiam menyadari sesuatu.
"(Tunggu.. Gadis? Di tengah hutan? Ngak takut? Pakaian nya? Tudung penyihir... Jangan jangan) Kau.... Penyihir sumpah darah?!" Rokuro menatap sambil tak percaya.
"Hmp... Kau beruntung bertemu dengan ku... Sekarang kau harus mengganti sup ku!!" Gadis itu menatap dengan masih marah.
"Baiklah.. Pertama tama biar aku bilang dulu... Apa kau yang memasang jebakan di atas itu... Aku terkena jebakan mu dan membuat tubuhku begini" Rokuro menatap dingin.
Gadis itu terdiam melihat ekor dan kuping Rokuro. Ia menjadi terkejut. "(I... Iblis!!)"
"Kau iblis... Hahah aku sangat beruntung" Gadis itu mengeluarkan tongkat sihir kecil akan menyegel Rokuro. Rokuro terkejut dan melesat menghindari serangan itu.
"Hoi apa yang kau lakukan?!"
"Kemarilah.... Kau itu berharga 50 juta dalam buronan angkatan laut.... buronan kerajaan naga seharga 100 juta dan buronan kota biasa seharga 30 juta... Kau harus aku serahkan.... Aku akan untung banyak" Kata gadis itu dengan tatapan maniak.
"(Cih... Dia punya sihir... Aku bisa kebal pada sihir nya jika aku berubah menjadi manusia... Apa yang harus ku lakukan)" Rokuro berhenti melesat di batang pohon dan melihat sekitar, ia melihat ada sungai dalam yang tak jauh dari sana.
"Oh.. Itu dia" Dia menjadi senang dan melompat masuk ke dalam air itu.
"Hah.... Apa yang kau lakukan.... Jangan coba coba lari!!" Gadis tadi berlari ke sungai dan seketika Rokuro keluar dengan basah dan tubuhnya sudah menjadi manusia. "(Sudah kuduga... Air murni bisa melenyapkan sihir dalam tubuh iblis)"
"(Hah... Itu!!)" Gadis itu terdiam melihat tubuh Rokuro yang basah. Di mata miliknya Rokuro memiliki tubuh yang dominan Hot.
"(Kenapa mendadak dia itu ganteng?!)" Dia terdiam.
Lalu Rokuro berjalan pada nya perlahan. "(Kenapa gadis ini diam terpana.... sudah lah ....Kesempatan ku ini)" Rokuro mengeluarkan pistol menodong kan nya di kening gadis itu yang terdiam.
"(Apa yang... Kenapa aku tadi diam... Sial)" Dia menjadi kesal dalam hatinya menengadah melihat Rokuro dengan tatapan mengerikan.
"Sekarang lihat siapa yang menang di sini... Gadis kecil" Bisik Rokuro.
Tapi tiba tiba ada panah mengarah pada mereka membuat mereka terkejut menoleh ke arah panah itu datang. Rupanya seorang pemburu melihat mereka.
"Hoi.. Kau mencoba menyerang ku dari belakang?!" Rokuro menatap gadis itu, dia mengira bahwa gadis itu yang membawa pemburu itu kemari.
"Apa.. Tidak... Bukan aku.... Dia bukan dariku"
"Hah.... Tak mungkin.... Cih... Cepat pergi" Rokuro tak ada waktu, jadi ia menggendong gadis itu di bahunya dan berlari menyelamatkan diri dari pemburu itu yang semakin mengejar nya juga.